Translate

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Sebab Dia adalah Tuhan kekuatanku, bersama-Nya ku takkan goyah

Bahtera Nuh Ditemukan

Picture1

 































Bahtera (kapal) Nuh telah lama menjadi kontroversi di dunia arkeologi. Sejarah mencatat bahwa Nuh diperintahkan Tuhan untuk membuat sebuah bahtera karena Tuhan berniat menurunkan hujan maha lebat ke bumi. Alkitab mengisahkan bahwa Nuh mentaati perintah tersebut dan tepat pada waktu yang telah ditentukan Tuhan, maka turunlah hujan yang sangat lebat ke muka bumi dan menenggelamkan semua makhluk hidup yang ada. Nuh beserta keluarganya dan binatang-binatang yang diselamatkannya kemudian mengapung bersama bahtera tersebut. Alkitab kemudian menceritakan bahwa bahtera tersebut kandas di puncak gunung Ararat.

Kisah yang bersumber dari Alkitab ini kemudian menjadi bahan perbincangan yang hangat di kalangan sejarawan dan arkeolog. Ada pihak yang mendukung bahwa kisah tersebut adalah nyata, namun ada juga yang menganggapnya hanya sekedar dongeng dari Alkitab. Namun, perdebatan tersebut kini berakhir dengan telah ditemukannya bukti-bukti ilmiah berkaitan dengan kisah tersebut. Sisa-sisa bahtera tersebut ditemukan pertama kali oleh seorang Kapten angkatan darat dari militer Turki. Ia menemukannya secara tidak sengaja pada waktu meneliti foto-foto wilayah pegunungan Ararat. Kemudian untuk mengkonfirmasi temuan tersebut, diundanglah ahli-ahli arkeologi dari Amerika Serikat untuk meneliti keabsahannya.

b.150.100.16777215.0..stories.bahteraPada ekspedisi ilmiah yang kemudian dilakukan pada ketinggian 7000 kaki, sekitar 20 mil sebelah selatan puncak gunung Ararat, mereka menemukan sebuah kapal sepanjang kira-kira 500 kaki yang telah membatu. Pengukuran yang kemudian dilakukan pada obyek tersebut menghasilkan suatu kesimpulan yang mencengangkan, karena ukuran panjang, lebar dan tinggi penemuan arkelogi tersebut sama persis dengan ukuran bahtera Nuh seperti yang tercantum di Alkitab. Saat ini, lokasi penemuan bahtera tersebut telah menjadi obyek wisata yang dapat dikunjungi semua orang.

Sumber  : http://www.arkdiscovery.com

Menjadi Anak Emas Di Kantor

Sikap bos biasa-biasa saja, nyaris cuek atau malah dia tidak mengetahui keberadaan Anda? Anda perlu merebut perhatian atasan agar kerja nyaman, karier pun lancar. Tigabelas cara berikut bisa dicoba agar si bos menengok ke arah Anda.

1. Be The First, Be Fast

Selama ini Anda menjadi orang yang on time menyelesaikan tugas? Itu sih biasa. Mulai hari ini, serahkan tugas sebelum deadline. Jika pekerjaan Anda selalu datang on time bersamaan dengan yang lain, besar kemungkinan atasan akan memandang Anda sebagai anak buah yang nilainya rata-rata. Biasa saja.
Sebaliknya, jika pekerjaan Anda kontinyu datang lebih awal, atasan pasti akan notice pada Anda. Meski begitu, kualitas pekerjaan juga perlu diperhatikan. Jangan sampai terjadi pekerjaan datang duluan, tapi perlu direvisi beberapa kali, Itu sih saja juga bohong.

2. Pekerjaan Ekstra
Jangan sungkan mengajukan diri menjadi volunteer untuk pekerjaan-pekerjaan di luar job desc. Mintalah pada atasan untuk mengikutsertakan Anda untuk proyek-proyek lain, meski mungkin pekerjaan tersebut tidak terlalu menantang. Setidaknya, atasan akan melihat Anda sebagai orang-orang yang bisa diandalkan dan tidak pilih-pilih pekerjaan. Jika suatu waktu ia membutuhkan orang untuk proyek penting, secara otomatis nama Andalah yang terekam dalam ingatannya. "Oh, yang kemarin membantu saya membuat maket itu ya?"

3. Back-up Plan

Jangan fokus pada penyelesaian tugas saja, tapi buat juga rencana cadangan bila ada masalah yang muncul. Biasakan membuat rencana A,B, dan C. Sehingga, ketika masalah timbul mendadak dan orang sibuk memikirkan jalan keluarnya. Anda telah mampu memberikan alternatif solusi. Ingat lho, kesempatan selalu datang pada mereka yang telah siap menerimanya. Dan setiap pekerja yang selalu siap untuk kondisi apapun, akan selalu mendapat perhatian.

4. Beredar


Atasan tidak bisa memberi perhatian jika mereka tidak melihat Anda. So, pastikan Anda tidak luput dari pandangan mereka. Keluarlah dari meja Anda. Pergilah di mana orang akan melihat Anda. Show up dong. Jangan selalu duduk di belakang punggung orang lain. Ambillah kursi di depan saat rapat dan berbicaralah minimal tiga kali. Pada jam istirahat, coba hang out ke tempat-tempat dimana para petinggi kantor biasa nongkrong. Sapalah mereka dengan senyum terbaik Anda. Jika mereka bertanya, sebutkan nama dan divisi Anda.

5. Punya Prinsip

Orang yang punya prinsip selalu menarik perhatian. Jangan mudah terbawa arus oleh pergulatan politik kantor. Do the right thing every time! Cepat atau lambat, reputasi atas integritas Anda akan membawa hasil yang menguntungkan. Anda akan dikenal sebagai orang yang punya integritas. Biar bagaimanapun, mereka yang punya etika dan moral yang baik tidak akan pernah out of style.

6. Cheer Up

Jadilah ‘miss chearleader' di kantor. Tidak peduli pekerjaan yang diberikan itu menyenangkan atau tidak, tunjukkan ekspresi yang menunjukkan Anda menikmatinya. Di saat orang lain mungkin cemberut, Anda justru menerimanya dengan wajah ceria. Semangat Anda ini tidak hanya akan membuat Anda yang termotivasi dan lebih produktif, tapi juga rekan-rekan lain. Jika ini terjadi, tentu saja akan mengundang perhatian atasan. Ia akan tahu siapa orang yang menularkan semangat itu pada orang di kantor.

7. Be Assertive

Mengikuti perintah atasan memang baik, tapi kalau sampai Anda dijuluki "Yes person" kayaknya enggak asyik juga ya. Sesekali berbeda pendapat dengan atasan, tidak akan membuat Anda dimutasi kok. Kalau Anda tidak setuju dengan pendapat atasan, katakan saja terus terang. Ungkapkan pendapat dari sudut pandang Anda. Kemukakan apa yang Anda yakini benar. Jangan cepat mundur ketika Anda melhat si bos menunjukkan sikap menolak.
Menjadi asertif tidak lantas Anda menjadi keras kepala dan tidak mau menerima pendapat orang lain. Ini hanya soal bagaimana Anda mengutarakan opini Anda dengan penuh percaya diri dan membuat orang tertarik dengan pendapat Anda. Setidaknya meski ditolak, mereka mendengarkan dengan penuh perhatian.

8. Jual Diri

Jangan berharap ada orang lain yang sukarela menjadi pilar Anda. Semuanya tergantung prestasi Anda dan cara mempromosikan diri. Ini tidak berarti Anda membual kesana kemari. Anda hanya perlu mencari orang yang tepat untuk mempromosikan kesuksesan Anda, dengan harapan orang tersebut yang akan menyampaikannya pada atasan. Sekarang ini bukan zamannya lagi menyimpan rapat-rapat rahasia kesuksesan Anda.

9. Optimis

Orang biasanya malas mendekati mereka yang kerap mengeluh dan bicaranya yang suram-suram saja: tentang perusahaan yang bakal pailit, isu PHK, wah pusing deh. Bukan apa-apa, Anda jadi ikutan terbawa depresi. Sebaliknya, mereka akan mendekati pemimpin atau rekan yang bisa menenangkan, dengan menunjukkan sikap positif tentang pekerjaan dan masa depan mereka. Meski situasi perusahaan sedang menurun, orang-orang yang berpikir positif dan optimis terhadap situasi apapun biasanya tidak akan dilupakan atasan.

10. Be The Best


Anda tidak perlu menjadi juara di semua bidang. Cukup menjadi hebat dalam satu hal. Temukan sesuatu yang Anda dapat lakukan lebih baik dibanding orang lain dan klaim-lah itu sebagai kelebihan Anda. Mungkin Anda lemah dalam hal ketelitian, tapi otak Anda encer dalam mencari dan mengolah ide, kenapa Anda tidak asah kreativitas tersebut? Atasan pasti akan mencari Anda. Sekali Anda menancapkan reputasi itu dan terus-menerus dipelihara, atasan tidak akan pernah mengabaikan Anda lagi.

11. Bawa Solusi

"Aduh, saya paling bete kalau anak buah datang pada saya dengan membawa masalah dan mengharapkan saya mencari solusinya," kata Rina, manajer marketing di sebuah perusahaan farmasi. Wajar jika para atasan bete dengan kejadian ini, urusan mereka saja sudah banyak.
So, sebelum Anda datang pada atasan dengan persoalan, sempatkan berpikir sekitar 10 menit untuk mencair solusi yang masuk akal dari masalah tersebut. Anda bisa mengatakan persoalannya seperti apa, dan berilah masukan beberapa cara untuk menyelesaikannya. Ini akan membuat atasan melihat Anda sebagai pembawa solusi, bukan masalah.

12. Berani Tampil

Ambil bagian di dalam kegiatan-kegiatan informal seperti gathering, perayaan ulang tahun perusahaan, dan sebagainya. Ikut dalam barisan kepanitiaan atau sekalian saja menjadi pengisi acaranya. Praktekkan dong apa yang sudah dipelajari di kursus vocal. Meski mungkin hanya tampil di ajang kantor, tapi ini kesempatan yang bagus membuat atasan mengenal Anda. Setidaknya ia tahu Anda mempunyai bakat lain di luar pekerjaan formal.

Sumber : www.jawaban.com

Tiga Kakek Jenggot Putih

3kakek Minggu pagi ini, cuaca sangat cerah. Ella sekeluarga juga berkumpul sambil menunggu ibu selesai memasak. Ayah yang sedang membaca koran, tiba-tiba merasakan Ella terdiam lama sambil memandang ke luar jendela, “Sayang kamu memandang apa di luar sana?” Ella mendekati ayahnya sambil menunjuk ke luar jendela, “Ayah, ada 3 orang kakek aneh berjenggot putih yang telah lama duduk di luar sana. “Benarkah?”, sahut ayah sambil melihat ke luar jendela sebentar, kemudian berjalan keluar rumah.

Tak lama ibu dan Ella juga mengikuti.

Ayah lalu bertanya kepada ketiga kakek tua itu, “Kakek-kakek, mengapa kalian duduk di sini begitu lama? Apakah sedang menunggu seseorang?” Salah satu kakek menjawab, “Kami sedang melakukan perjalanan dan merasa sedikit lelah, oleh karena itu ingin beristirahat di sini sejenak.” Kemudian ibu yang merasa iba terhadap para kakek tua itu, dengan senang hati mengundang mereka, “Mari silakan masuk ke dalam rumah kami. Istirahatlah sebentar sambil mencicipi makanan kecil yang baru saya buat.” Salah satu kakek itu menjawab, “Terima kasih banyak, akan tetapi kami tidak bisa bersamaan masuk ke dalam rumah kalian.” “Lho, mengapa?” tanya mereka bertiga serentak.

Kakek tertua menjelaskan, “Karena saya bernama Kasih Sayang, disamping saya bernama Kesuksesan dan Kekayaan, hanya salah satu dari kami yang bisa masuk ke dalam rumah kalian.” Maka akhirnya terjadi perbedaan pendapat diantara ayah, ibu dan Ella. Ibu memilih duluan, meminta kakek kekayaan untuk masuk ke rumah, karena dia berdiri disamping ibu. Sedangkan ayah cenderung memilih kakek kesuksesan, “Menurut saya, lebih baik kakek kesuksesan yang masuk ke dalam rumah kita.” Akan tetapi si Ella lebih suka memilih kakek yang tertua, “Ayah ibu, saya ingin kakek Kasih Sayang saja yang masuk ke rumah kita.”

Akhirnya mereka memutuskan mengikuti keinginan Ella. Ayah mempersilakan kakek Kasih Sayang untuk masuk ke rumah. Ketika kakek Kasih Sayang masuk kedalam rumah, kedua kakek lainnya juga ikut masuk. Ibu pun bertanya keheranan, “Lho, mengapa kalian bertiga jadi masuk bersamaan?”

Kakek Kekayaan berkata, “Jika kalian mengundang Kekayaan atau Kesuksesan, yang lainnya tentu tidak akan ikut masuk.” Si Kakek Kesuksesan menyambung, ”Akan tetapi kalau kalian mengundang Kasih Sayang, kemanapun dia pergi, kami selalu akan mengikutinya.” Si kakek Kasih Sayang dengan bijak mengakhiri,  “Karena dimana ada Kasih Sayang maka disana pasti ada Kekayaan dan Keberhasilan.”


"Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu"  (Filipi 4 : 8)

Sumber : www.erabaru.or.id

Kantong Emas Ajaib

Nun jauh disana, tinggallah si miskin bersama istrinya di sebuah gubuk. Karena malas dan hanya suka mengkhayal, kehidupan si miskin tidak pernah berubah. Suatu pagi, seperti biasanya, si miskin duduk di depan rumah sambil melamun, “Saya sangat ingin jadi kaya!  Jika jadi kaya, pertama-tama apa yang akan saya lakukan ialah…”

Sang istri tiba-tiba membuyarkan lamunannya,“Suamiku, tetangga desa sebelah akan menikahkan anaknya, saya pergi membantu, lumayan dapat sedikit uang belanja, beberapa hari lagi saya akan pulang.”

Si miskin kembali lagi termenung, melamun…. Tibatiba dia dikejutkan lagi oleh sebuah suara, “Apakah anda sungguh ingin menjadi kaya?”. “Ssssiapa…, siapa yang sedang berbicara? Kamu..ka..kamu siapa? Kamu mau berbuat apa?”. Dihadapannya muncul sesosok makhluk berjubah hitam, sambil memegang tongkat besar, sang makhluk berkata, “Saya mempunyai sebuah kantong ajaib, bisa membuat anda menjadi kaya”. Dari jubahnya, makhluk tersebut mengeluarkan sebuah kantong.

Si miskin yang masih belum hilang rasa terkejutnya menyahut, “Sssungguh bisa membuat saya menjadi kaya?

Makhluk misterius itu berkata, “Kantong ajaib ini selamanya akan menyisakan sebatang emas, tidak akan habis diambil, ketika anda merasa batang emas telah cukup, maka buanglah kantong ajaib ini ke sungai, barulah anda boleh membelanjakannya”. Seketika itu juga sang makhluk berubah menjadi asap dan menghilang, hanya tinggal sebuah kantong tergeletak di atas tanah.

Si miskin termenung sesaat, sambil mengamati kantong tersebut, dia berpikir, “Benar atau tidak ya? Apa salahnya dicoba dulu”, lalu dia memunggutnya, “Wah! ternyata sungguh  batang emas”.

Si miskin itu tertawa sangat gembira. Semalaman dia terus menerus mengambil batang emas tersebut.  “Sungguh beruntung sekali, akhirnya saya dapat menikmati segala macam makanan yang enak dan mahal, ha ha ha !”.

Keesokan harinya, si miskin berjalan ke tepi sungai, bersiap siap melemparkan kantong ajaib. Namun sifat serakah muncul dipikirannya, dia pun berpikir, “Batangan emas sebelumnya masih belum cukup untuk membeli sebuah istana! Tidak boleh, masih belum boleh membuangnya, batang emas harus diambil sehari lagi barulah cukup, besok pagi saya pasti membuangnya”. Lalu si miskin pulang kembali ke rumah, melanjutkan mengambil emas dari kantong ajaib semalaman. Saking asyiknya, diapun tidak merasa lapar maupun haus.

Pagi hari ke 2, si miskin kembali berjalan ke tepi sungai, bersiapsiap melemparkan kantong ajaib. Namun dia pun berpikir lagi, “Ah, batang-batang emas tersebut apakah cukup untuk saya seumur hidup? Jika sekarang saya membuangnya ke sungai, nanti pasti akan menyesal, bagaimana ya? Ah, aku menahan lapar sehari lagi saja, besok saya sudah bisa menggunakan emas tersebut. Ha..ha..”

Demikianlah, sehari demi sehari si miskin menunda melemparkan kantong ajaib ke sungai. Dengan suara lemas dan mata menerawang, si miskin masih berpikir, “Tidak lapar, tidak lapar, sebentar lagi mau makan enak! Sekarang tambah sedikit lagi batangan emas, saya masih ingin mencari pembantu untuk membersihkan istanaku.”

Beberapa hari kemudian, sang istri pulang ke rumah. “Suamiku, saya telah pulang. Bukalah pintu!”, setelah lama memanggil, sang suami tak juga membukakan pintu. Si istri mencoba mendorong pintu, “Kenapa pintu ini tidak bisa terbuka?”. Sang istri tidak bisa membuka pintu karena terhalang oleh batangan emas, dan si miskin telah meninggal kelaparan ditumpukan batang emasnya.



"Hati yang tenang menyegarkan tubuh, tetapi iri hati membusukkan tulang" (Amsal 14 : 30)

Sumber : www.erabaru.or.id

Andalah Yang Membuat Diri Anda Bahagia

John C Maxwell suatu ketika pernah didapuk menjadi seorang pembicara di sebuah seminar bersama istrinya. Ia dan istrinya, Margaret, diminta menjadi pembicara pada beberapa sesi secara terpisah. Ketika Maxwell sedang menjadi pembicara, istrinya selalu duduk di barisan terdepan dan mendengarkan seminar suaminya. Sebaliknya, ketika Margaret sedang menjadi pembicara di salah satu sesi, suaminya selalu menemaninya dari bangku paling depan.



Ceritanya, suatu ketika sang istri, Margaret, sedang menjadi pembicara di salah satu sesi seminar tentang kebahagiaan. Seperti biasa, Maxwell duduk di bangku paling depan dan mendengarkan. Dan di akhir sesi, semua pengunjung bertepuk tangan.



Di sesi tanya jawab itu, setelah beberapa pertanyaan, seorang ibu mengacungkan tangannya untuk bertanya. Ketika diberikan kesempatan, pertanyaan ibu itu seperti ini, "Miss Margaret, apakah suami Anda membuat Anda bahagia?"



Seluruh ruangan langsung terdiam. Satu pertanyaan yang bagus. Dan semua peserta penasaran menunggu jawaban Margaret. Margaret tampak berpikirbeberapa saat dan kemudian menjawab, "Tidak."



Seluruh ruangan langsung terkejut. "Tidak," katanya sekali lagi, "John Maxwell tidak bisa membuatku bahagia." Seisi ruangan langsung menoleh ke arah Maxwell. Dan Maxwell juga menoleh-noleh mencari pintu keluar. Rasanya ingin cepat-cepat keluar, malu sekali.



Kemudian, lanjut Margaret, "John Maxwell adalah seorang suami yang sangat baik. Ia tidak pernah berjudi, mabuk-mabukan, main serong. Ia setia, selalu memenuhi kebutuhan saya, baik jasmani maupun rohani. Tapi, tetap dia tidak bisa membuatku bahagia.."



Tiba-tiba ada suara bertanya, "Mengapa?"



"Karena," jawabnya, "tidak ada seorang pun di dunia ini yang bertanggung

jawab atas kebahagiaanku selain diriku sendiri."



Dengan kata lain, maksud dari Margaret adalah, tidak ada orang lain yang bisa membuatmu bahagia. Baik itu pasangan hidupmu, sahabatmu, uangmu, hobimu. Semua itu tidak bisa membuatmu bahagia. Karena yang bisa membuat dirimu bahagia adalah dirimu sendiri.



Kamu bertanggung jawab atas dirimu sendiri. Kalau kamu sering merasa berkecukupan, tidak pernah punya perasaan minder, selalu percaya diri, kamu tidak akan merasa sedih. Sesungguhnya pola pikir kita yang menentukan apakah kita bahagia atau tidak, bukan faktor luar.



Bahagia atau tidaknya hidupmu bukan ditentukan oleh seberapa kaya dirimu, seberapa cantik istrimu, atau sesukses apa hidupmu. Ini masalah pilihan: apakah kamu memilih untuk bahagia atau tidak.

Anda Spesial

Suatu hari seorang penceramah terkenal membuka seminarnya dengan cara unik. Sambil memegang uang pecahan Rp. 100.000,-, ia bertanya kepada hadiri, "Siapa yang mau uang ini?" Tampak banyak tangan diacungkan. Pertanda banyak minat.

"Saya akan berikan ini kepada salah satu dari Anda sekalian, tapi sebelumnya perkenankanlah saya melakukan ini." 

Ia berdiri mendekati hadirin. Uang itu diremas-remas dengan tangannya sampai berlipat-lipat. Lalu bertanya lagi, "Siapa yang masih mau uang ini?" Jumlah tangan yang teracung tak berkurang.

"Baiklah," jawabnya, "apa jadinya bila saya melakukan ini?" ujarnya sambil menjatuhkan uang itu ke lantai dan menginjak-injaknya dengan sepatunya. Meski masih utuh, kini uang itu jadi amat kotor dan tak mulus lagi. 

"Nah, apakah sekarang masih ada yang berminat?" Tangan-tangan yang mengacung masih tetap banyak.

"Hadirin sekalian, Anda baru saja menghadapi sebuah pelajaran penting. Apa pun yang terjadi dengan uang ini, Anda masih berminat karena apa yang saya lakukan tidak akan mengurangi nilainya. Biarpun lecek dan kotor, uang itu tetap bernilai Rp. 100.000,-."

Dalam kehidupan ini kita pernah beberapa kali terjatuh, terkoyak, dan berlepotan kotoran akibat keputusan yang kita buat dan situasi yang menerpa kita. Dalam kondisi seperti itu, kita merasa tak berharga, tak berarti. 

Padahal apa pun yang telah dan akan terjadi, Anda tidak pernah akan kehilangan nilai di mata mereka yang mencintai Anda, terlebih di mata Tuhan. Jangan pernah lupa - Anda spesial.

Sumber : www.glorianet.org

Dapatkan Dua Orang Berjalan Bersama

Suatu pagi, gelombang awan debu menutupi jalan setapak yang adalah jalanan kami setiap hari. Tempat tinggal sementara tetangga kami yang dikelilingi gerobak-gerobak dipenuhi suasana riuh bersebu tersebut, ternyata adalah akibat adanya dua ekor sapi jantan yang saling bertarung keras. Kedua sapi jantan tersebut mendengus-dengus, menguak dan saling menyerang, dengan tanduk tajam mereka yang saling mengunci, saling berusaha dengan gigihnya mengalahkan lawannya, saling berupaya keras untuk mematahkan tanduk lawannya.

Tetapi yang aneh, pemilik kedua sapi jantan tersebut malah memberikan semangat atau dorongan kepada sapi-sapi itu agar terus bertarung sampai ada yang kalah. Mula-mula yang satu didera lalu yang lainnya jika kelihatannya sapi-sapi jantan itu hendak berhenti bertarung. Deraan tersebut nampaknya dilakukan terus agar kedua sapi jantan itu marah dan bertarung terus, menyodorkan tontonan gratis.

Saya terheran-heran, maka saya pun bertanya, "Mengapa sapi-sapi itu tidak dihentikan agar tidak berkelahi terus? Mengapa kedua sapi itu malah dihasut terus agar berkelahi dengan sengit?"

"Apa!?" jawab si pemilik kedua sapi itu, "Saya baru saja membeli kedua sapi jantan itu dan saya tidak bisa menggunakannya sebagai satu tim untuk menarik gerobak-gerobak ini, sebab mereka berkelahi terus. Karena itu keduanya harus bertarung dulu untuk menentukan yang mana dari keduanya yang akan menjadi bos. Salah satu dari sapi jantan ini pasti akan menyerah sehingga yang satunya menang, sekali untuk selamanya. Maka saya pun akan bisa menggunakan mereka untuk menarik gerobak-gerobak saya ini. Jika saya mengikat mereka sebagai pasangan untuk menarik gerobak ini sebelum keduanya berkelahi memperebutan posisi sebagai bos, maka yang satu akan menarik gerobak ini ke timur sedangkan yang satunya bisa menariknya ke barat, lalu akan berputar-putar terus laksana perputaran jarum jam."

Maka saya pun diam, lalu kembali ke belakang rumah saya, maka muncullah kata-kata ini dalam ingatan saya, "Berjalankah dua orang bersama-sama, jika mereka belum berjanji?" (Amos 3:3)

Apakah di dalam alam perkelahian sapi-sapi, atau di dalam hubungan antar manusia, atau di dalam hubungan kita bersama dengan Tuhan Yesus, janji, persetujuan dan ketundukan diperlukan sebelum kemajuan dapat dibuat. (Jim Mitchell/ph 0997)

Sumber : www.glorianet.org

Anak Kecil Penjaja Kue

Seorang pemuda yang sedang lapar pergi menuju sebuah warung di kaki lima. Saat ia sedang makan, datanglah seorang anak kecil laki-laki menjajakan kue kepada pemuda tersebut, "Pak, mau beli kue, Pak?" Dengan ramah pemuda itu menjawab "Tidak, saya sedang makan".

Anak kecil tersebut tidaklah berputus asa dengan tawaran pertama. Ia tawarkan lagi kue setelah pemuda itu selesai makan, pemuda tersebut menjawab "Tidak dik, saya sudah kenyang".

Setelah pemuda itu membayar ke kasir dan beranjak pergi dari warung kaki lima, anak kecil penjaja kue tidak menyerah dengan usahanya yang sudah hampir seharian menjajakan kue buatan ibunya. Mungkin anak kecil ini berpikir, "Saya coba lagi tawarkan kue ini kepada bapak itu, siapa tahu kue ini bisa dijadikan oleh-oleh buat orang di rumah".

Ini adalah sebuah usaha yang gigih membantu ibunya untuk menyambung kehidupan yang serba pas-pasan ini. Saat pemuda tadi beranjak pergi dari warung tersebut anak kecil penjaja kue menawarkan ketiga kali kue dagangan. 

"Pak mau beli kue saya?", pemuda yang ditawarkan jadi risih juga untuk menolak yang ketiga kalinya, kemudian ia keluarkan uang Rp 1.500,- dari dompet dan ia berikan sebagai sedekah saja. 

Dik ini uang saya kasih, kuenya nggak usah saya ambil, anggap saja ini sedekahan dari saya buat adik." Lalu uang yang diberikan pemuda itu ia ambil dan diberikan kepada pengemis yang sedang meminta-minta. Pemuda tadi jadi bingung, lho ini anak di kasih uang kok malah di kasih kepada orang lain. 

"Kenapa kamu berikan uang tersebut, kenapa tidak kamu ambil?" 

Anak kecil penjaja kue tersenyum lugu menjawab,"Saya sudah berjanji sama ibu di rumah ingin menjualkan kue buatan ibunya, bukan jadi pengemis, dan saya akan bangga pulang ke rumah bertemu ibu kalau kue buatan ibu terjual habis. Dan uang yang saya berikan kepada ibu hasil usaha kerja keras saya. Ibu saya tidak suka saya jadi pengemis." 

Pemuda tadi merasa kagum dengan kata-kata yang diucapkan anak kecil penjaja kue yang masih sangat kecil buat ukuran seorang yang sudah punya etos kerja bahwa "Kerja itu adalah sebuah kehormatan", kalau dia tidak sukses bekerja menjajakan kue, ia berpikir kehormatan kerja dihadapan ibunya mempunyai nilai yang kurang, dan suatu pantangan bagi ibunya, anaknya menjadi pengemis, ia ingin setiap ia pulang ke rumah ibu tersenyum menyambut kedatangannya dan senyuman ibu yang tulus ia balas dengan kerja yang terbaik dan menghasilkan uang. 

Kemudian pemuda tadi memborong semua kue yang dijajakan anak kecil itu, bukan karena ia kasihan, bukan karena ia lapar tapi karena prinsip yang dimiliki oleh anak kecil itu "Kerja adalah sebuah kehormatan" ia akan mendapatkan uang kalau ia sudah bekerja dengan baik. 

Semoga cerita di atas bisa menyadarkan kita tentang arti pentingnya kerja. Bukan sekadar untuk uang semata. Jangan sampai mata kita menjadi "hijau" karena uang sampai akhirnya melupakan apa arti pentingnya kebanggaan profesi yang kita miliki. Sekecil apapun profesi itu, kalo kita kerjakan dengan sungguh-sungguh, sangatlah besar artinya. 

Sumber : www.glorianet.org

Rumah Seribu Cermin

Dahulu, di sebuah desa kecil yang terpencil, ada sebuah rumah yang dikenal dengan nama "Rumah Seribu Cermin."

Suatu hari seekor anjing kecil sedang berjalan-jalan di desa itu dan melintasi "Rumah Seribu Cermin". Ia tertarik pada rumah itu dan memutuskan untuk masuk melihat-lihat apa yang ada di dalamnya. 

Sambil melompat-lompat ceria ia menaiki tangga rumah dan masuk melalui pintu depan. Telinga terangkat tinggi-tinggi. Ekornya bergerak-gerak secepat mungkin. Betapa terkejutnya ia ketika masuk ke dalam rumah, ia melihat ada seribu wajah ceria anjing-anjing kecil dengan ekor yang bergerak-gerak cepat. 

Ia tersenyum lebar, dan seribu wajah anjing kecil itu juga membalas dengan senyum lebar, hangat dan bersahabat. Ketika ia meninggalkan rumah itu, ia berkata pada dirinya sendiri, "Tempat ini sangat menyenangkan. Suatu saat aku akan kembali mengunjunginya sesering mungkin."

Sesaat setelah anjing itu pergi, datanglah anjing kecil yang lain. Namun, anjing yang satu ini tidak seceria anjing yang sebelumnya. Ia juga memasuki rumah itu. Dengan perlahan ia menaiki tangga rumah dan masuk melalui pintu. Ketika berada di dalam, ia terkejut melihat ada seribu wajah anjing kecil yang muram dan tidak bersahabat. 

Segera saja ia menyalak keras-keras, dan dibalas juga dengan seribu gonggongan yang menyeramkan. Ia merasa ketakutan dan keluar dari rumah sambil berkata pada dirinya sendiri, "Tempat ini sungguh menakutkan, aku takkan pernah mau kembali ke sini lagi."

Semua wajah yang ada di dunia ini adalah cermin wajah kita sendiri. Wajah bagaimanakah yang tampak pada orang-orang yang anda jumpai?

Sumber : www.glorianet.org

Ulurkan Tanganmu Kepada Mereka

1 


Jainal bekerja di pabrik pembuatan panci. Dia telah bekerja di pabrik selama tiga tahun. Dia bekerja mulai pukul 9 pagi sampai pukul 6 sore dan mendapatkan gaji sebesar 10 USD per bulan. Dhaka 2008.

2 


Bocah ini bekerja membuat komponen logam di sebuah pabrik di kota Dhaka, Bangladesh.





3 



Ali, 13 tahun. Dia juga bekerja di pabrik pembuatan panci di Dhaka, Bangladesh . Dia bekerja 10 jam setiap harinya dengan koondisi kesehatan yang membahayakan dan hanya mendapatkan upah 3 USD per minggu.

 4


Di Dhaka, Bangladesh juga banyak ditemui anak-anak menjual bunga mawar ke pengendara mobil dan penumpang bus.




5 
Jasmine 7 tahun, dia mengumpulkan sampah di pagi hari. Sekitar 5000 ton sampah dan 1000 orang pemulung mencari nafkah di tempat ini setiap harinya




6 7

Anak-anak ini bekerja di pabrik batu bata yang setiap hari mereka harus menghirup udara yang kotor dan penuh debu

8 


Anak-anak di pabrik batu bata di Fatullah. Untuk 1000 batu bata yang berhasil mereka bawa itu sama dengan 0,9 USD.



10 

Sepuluh tahun Shaifur bekerja di sebuah pabrik kunci pintu di Old Dhaka . Tidak seperti rekan-Nya, Shaifur bekerja tanpa masker.




11

Ia mendapatkan sekitar 500 taka (7 USD) per bulan, bekerja 10 jam sehari. Ketika produksi sering berhenti karena kurangnya listrik, saat itulah dia  memiliki waktu untuk bermain.










13

Ia telah bekerja di pabrik selama dua tahun terakhir, dalam kondisi berbahaya, dan hanya mendapat makan 2 kali sehari.




14 

15












17,5 persen dari anak-anak di usia 5-15 terlibat dalam kegiatan ekonomi. Banyak dari  anak-anak yang terlibat dalam berbagai pekerjaan berbahaya di pabrik pabrik.

Ingatlah! Allah Selalu di Samping Kita

Seorang ayah, yang memiliki putra yang berusia kurang lebih 5 tahun, memasukkan putranya tersebut ke sekolah musik untuk belajar piano. Ia rindu melihat anaknya kelak menjadi seorang pianis yang terkenal.

Selang beberapa waktu kemudian, di kota tersebut datang seorang pianis yang sangat terkenal. Karena ketenarannya, dalam waktu singkat tiket konser telah terjual habis. Sang ayah membeli 2 buah tiket pertunjukan, untuk dirinya dan anaknya.

Pada hari pertunjukan, satu jam sebelum konser dimulai, kursi telah terisi penuh, sang ayah duduk dan putranya tepat berada di sampingnya. Seperti layaknya seorang anak kecil, anak ini pun tidak betah duduk diam terlalu lama, tanpa sepengetahuan ayahnya, ia menyelinap pergi.

Ketika lampu gedung mulai diredupkan, sang ayah terkejut menyadari bahwa putranya tidak ada di sampingnya. Ia lebih terkejut lagi ketika melihat anaknya berada dekat panggung pertunjukan, dan sedang berjalan menghampiri piano yang akan dimainkan pianis tersebut. Didorong oleh rasa ingin tahu, tanpa takut anak tersebut duduk di depan piano dan mulai memainkan sebuah lagu, lagu yang sederhana, twinkle2 little star.

Operator lampu sorot, yang terkejut mendengar adanya suara piano mengira bahwa konser telah dimulai tanpa aba-aba terlebih dahulu, dan ia langsung menyorotkan lampunya ke tengah panggung.

Seluruh penonton terkejut, melihat yang berada di panggung bukan sang pianis, tapi hanyalah seorang anak kecil. Sang pianis pun terkejut, dan bergegas naik ke atas panggung.



Melihat anak tersebut, sang pianis tidak menjadi marah, ia tersenyum dan berkata, "Teruslah bermain", dan sang anak yang mendapat ijin, meneruskan permainannya.

Sang pianis lalu duduk di samping anak itu, dan mulai bermain mengimbangi permainan anak itu, ia mengisi semua kelemahan permainan anak itu, dan akhirnya tercipta suatu komposisi permainan yang sangat indah. Bahkan mereka seakan menyatu dalam permainan piano tersebut.

Ketika mereka berdua selesai, seluruh penonton menyambut dengan meriah, karangan bunga dilemparkan ke tengah panggung. Sang anak jadi GR (Gede Rasa), pikirnya, "Gila, baru belajar piano sebulan saja sudah hebat!"

Ia lupa bahwa yang disoraki oleh penonton adalah sang pianis yang duduk di sebelahnya, mengisi semua kekurangannya dan menjadikan permainannya sempurna.



Apa implikasinya dalam hidup kita?

Kadang kita bangga akan segala rencana hebat yang kita buat, perbuatan-perbuatan besar yang telah berhasil kita lakukan. Tapi kita lupa, bahwa semua itu terjadi karena Allah ada di samping kita. Kita adalah anak kecil tadi, tanpa ada Allah di samping kita, semua yang kita lakukan akan sia-sia.

Tapi bila Allah ada di samping kita, sesederhana apapun hal yang kita lakukan hal itu akan menjadi hebat dan baik, bukan saja buat diri kita sendiri tapi juga baik bagi orang di sekitar kita.

Semoga kita tidak pernah lupa bahwa ada Allah di samping kita. (Anonim)

Sumber : www.gbi-bethel.org

Well, 7 Up's Good For You

Wake Up-Decide to have a good day
Bangunlah, sebab hari ini adalah hari baik.
Maz 118:24: "Inilah hari yang dijadikan TUHAN, marilah kita bersorak-sorak dan bersuka cita karenanya!"



Dress Up-Berhiaslah
Cara terbaik untuk berhias adalah tersenyum. Senyuman adalah cara yang tak ternilai mahalnya untuk meningkatkan penampilan Anda.
1 Samuel 16:7 : "Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati."



Shut Up-Diam
Katakan hal-hal yang manis dan belajar mendengar. Tuhan memberi kita 2 telinga dan satu mulut, artinya kita harus 2 kali lebih banyak mendengar daripada berbicara.
Amsal 13:3: "Siapa menjaga mulutnya, memelihara nyawanya, siapa yang lebar bibir, akan ditimpa kebinasaan."
Amsal 20:19: "Siapa mengumpat (He who goes about gossiping reveals secrets-NRV) membuka rahasia, sebab itu janganlah engkau bergaul dengan orang yang bocor mulut.


"Amsal 19:20: "Dengarkanlah nasihat dan terima didikan, supaya engkau menjadi bijak di masa depan."



Stand Up-Berdiri
Berdirilah teguh untuk apa yang anda yakini. Pertahankan sesuatu atau anda akan jatuh karena sesuatu hal.
Galatia 6:9-10: "Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah. Karena itu, selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita berbuat baik kepada semua orang, tetapi terutama kepada kawan-kawan kita seiman."



Look Up-To the Lord.
Pandanglah kepada Tuhan.
Filipi 4:13: "Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku."



Reach Up-For something higher
Raihlah yang lebih tinggi/baik. Selalulah mencoba yang lebih baik.



Lift Up Your Prayers
Naikkan doamu kepada Tuhan.
Filipi 4:6: "Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. "



Sumber : Tadeus - www.glorianet.org

Biarlah Yang Lemah Berkata "Aku Kuat", Dan Yang Miskin Berkata "Aku Kaya"

Suatu hari, ayah dari suatu keluarga yang sangat sejahtera membawa anaknya bepergian ke suatu negara yang sebagian besar penduduknya hidup dari hasil pertanian, dengan maksud untuk menunjukkan bagaimana kehidupan orang-orang yang miskin. 

Mereka menghabiskan waktu berhari-hari di sebuah tanah pertanian milik keluarga yang terlihat sangat miskin. Sepulang dari perjalanan tersebut, sang ayah bertanya kepada anaknya, "Bagaimana perjalanan tadi?" 

"Sungguh luar biasa, Pa."

"Kamu lihat kan bagaimana kehidupan mereka yang miskin?" tanya sang ayah. 

"Iya, Pa," jawabnya. 

"Jadi, apa yang dapat kamu pelajari dari perjalanan ini?" tanya ayahnya lagi. 

Si anak menjawab, "Saya melihat kanyataan bahwa kita mempunyai seekor anjing sedangkan mereka memiliki empat ekor. Kita punya sebuah kolam yang panjangnya hanya sampai ke tengah-tengah taman, sedangkan mereka memiliki sungai kecil yang tak terhingga panjangnya. Kita memasang lampu taman yang dibeli dari luar negeri dan mereka memiliki bintang-bintang di langit untuk menerangi taman mereka. 

Beranda rumah kita begitu lebar mencapai halaman depan dan milik mereka seluas horison. Kita tinggal dan hidup di tanah yang sempit sedangkan mereka mempunyai tanah sejauh mata memandang. Kita memiliki pelayan yang melayani setiap kebutuhan kita tetapi mereka melayani diri mereka sendiri. Kita membeli makanan yang akan kita makan, tetapi mereka menanam sendiri. Kita mempunyai dinding indah yang melindungi diri kita dan mereka memiliki teman-teman untuk menjaga kehidupan mereka."

Dengan cerita tersebut, sang ayah tidak dapat berkata apa-apa. Kemudian si anak menambahkan, "Terima kasih, Pa, akhirnya aku tahu betapa miskinnya diri kita." 

Terlalu sering kita melupakan apa yang kita miliki dan hanya berkonsentrasi terhadap apa yang tidak kita miliki. Kadang kekurangan yang dimiliki seseorang merupakan anugerah bagi orang lain. Semua berdasar pada perspektif setiap pribadi. Pikirkanlah apa yang akan terjadi jika kita semua bersyukur kepada Tuhan atas anugerah yang telah disediakan oleh-Nya bagi kita daripada kuatir untuk meminta lebih lagi. (Anonim)

Pelajaran Dari Seorang Gelandangan

Hari itu, hari Minggu yang dingin di musim gugur. Pelataran parkir menuju gereja sudah hampir penuh. Ketika aku keluar dari mobilku, aku melihat bahwa teman-temanku sesama anggota gereja saling berbisik-bisik sementara mereka berjalan menuju gereja.

Ketika aku hampir sampai, aku melihat seorang pria terbaring di dinding di luar gereja. Dia tergeletak sedemikian rupa seakan-akan dia sedang tidur. Dia mengenakan sebuah mantel panjang yang robek-robek dan sebuah topi di kepalanya, jatuh ke bawah menutupi wajahnya. Dia memakai sepatu yang kelihatannya sudah berumur 30 tahun, terlalu kecil untuk kakinya, dengan lubang di sana sini, jarinya menyembul keluar. 

Kelihatannya pria ini seorang gelandangan yang tidak memiliki rumah (tuna wisma), dan sedang tertidur, sehingga aku terus berjalan ke pintu gereja.

Kami berkumpul selama beberapa menit, dan seseorang menyampaikan tentang pria yang terbaring di luar. Orang-orang mentertawakan dan berbisik-bisik membicarakan masalah ini tetapi tidak ada yang mau mengajak pria itu untuk masuk ke dalam, termasuk aku. 

Beberapa lama kemudian kebaktian dimulai. Kami semua menunggu Pendeta yang akan maju ke depan dan menyampaikan Firman Tuhan, ketika pintu gereja terbuka. 

Muncullah pria tunawisma itu berjalan di lorong gereja dengan kepala tertunduk.

Semua orang menarik nafas dan berbisik-bisik dan terkejut.

Pria itu terus berjalan dan akhirnya sampai di panggung, dia membuka topi dan mantelnya. Hatiku terguncang.

Di sana berdiri pendeta kami ... dialah "gelandangan" itu.

Tidak ada seorangpun yang berbicara.

Pendeta mengambil Alkitabnya dan meletakkannya di mimbar.

"Jemaat, saya kira tidak perlu bagi saya untuk mengatakan apa yang akan saya khotbahkan hari ini. Jika kamu terus menghakimi dan menilai orang, kamu tidak akan punya waktu untuk mengasihi mereka."

Sumber : http://www.glorianet.org

Sarang Laba-Laba

Suatu hari di suatu masa, seorang serdadu muda yang pasukannya kalah dalam sebuah pertempuran dahsyat dikejar pasukan musuh. Ia berusaha keras berlari secepat kilat untuk menyelamatkan nyawanya. Tapi pasukan musuh terus mengejar dan jaraknya semakin dekat. Serdadu muda itu sangat takut. Ia lalu berlalu berlari ke hutan dan terus berlari.

Ketika sampai di jalan berbatu, ia melihat sebuah gua menganga di depannya. Karena musuh semakin dekat dan mulai kehabisan tenaga, serdadu itu tak punya pilihan lain kecuali bersembunyi di dalam gua. Dengan susah payah dia merangkak ke dalam gua yang gelap. Dalam keadaan putus asa ia juga berjanji, jika Tuhan menyelamatkannya, ia akan berbuat baik seumur hidupnya.

Sambil terus berdoa di dalam hati, matanya menatap ke mulut gua untuk melihat apakah musuh sudah tiba. Di saat itulah, ia melihat seekor laba-laba berjalan membuat sarang di mulut gua. Sambil terus mengamati benang-benang halus yang terus terjalin mengelilingi mulut gua, serdadu muda itu makin putus asa. "Saya berdoa minta perlindungan dan dibebaskan dari kejaran musuh, tapi Tuhan malah mengirim laba-laba. Bagaimana mungkin laba-laba menyelamatkan saya?" katanya dalam hati.

Sesaat kemudian, ia mendengar musuh yang mengejarnya sudah tiba dan berada di sekitar gua. Jantungnya berdetak makin keras. Ia merasa musuhnya pasti akan menemukannya lalu membunuhnya. Tiba-tiba seorang serdadu musuh dengan senapan siap ditembakkan, berjalan menuju ke mulut gua. Serdadu muda itu semakin meringkuk dengan tujuan agar musuh tidak menemukannya di dalam gua sambil berfikir keras bagaimana cara menyelamatkan diri. Detak jantungnya makin deras dan tak terkendali.

Sementara itu, salah satu serdadu musuh yang mengejar berjingkat-jingkat mendekati mulut gua. Ketika sampai ke mulut gua, ia melihat sarang laba-laba yang kini terjalin sempurna di mulut gua. Ia lalu berjalan mundur dan berkata dengan suara keras kepada komandannya, "Rasanya tak mungkin ada orang di dalam gua. Kalau dia masuk ke dalam gua, sarang laba-laba itu pasti rusak."

Sesudah itu, ia lalu mengusulkan kepada komandannya untuk mencari di tempat lain. Serdadu muda itu selamat dan memenuhi janjinya dengan bekerja melayani sesama.

Tuhan menolong kita dengan berbagai cara. Kadang Tuhan menolong dengan cara yang sama sekali di luar dugaan kita.

Sumber : www.jawaban .com yang dikutip dari www.gbi-bethel.org

Lepaskan Kepalanmu

Di suatu hutan hiduplah sekelompok monyet. Pada suatu hari tatkala mereka tengah bermain, tampak oleh mereka sebuah toples kaca berleher panjang dan sempit yang bagian bawahnya tertanam di tanah. Di dasar toples itu ada kacang yang sudah dibubuhi dengan aroma yang disukai monyet. Rupanya toples itu adalah perangkap yang ditaruh di sana oleh seorang pemburu.

Salah seekor monyet muda mendekat dan memasukkan tangannya ke dalam toples untuk mengambil kacang-kacang tersebut. Akan tetapi tangannya yang terkepal menggenggam kacang tidak dapat dikeluarkan dari sana karena kepalan tangannya lebih besar daripada ukuran leher toples itu. Monyet ini meronta-ronta untuk mengeluarkan tangannya itu, namun tetap saja gagal.

Seekor monyet tua menasihati monyet muda itu: "Lepaskanlah kepalanmu atas kacang-kacang itu! Engkau akan bebas dengan mudah!" Namun monyet muda itu tidak mengindahkan anjuran tersebut, tetap saja ia bersikeras menggenggam kacang itu.

Beberapa saat kemudian, sang pemburu datang dari kejauhan. Sang monyet tua kembali meneriakkan nasihatnya: "Lepaskanlah kepalanmu sekarang juga agar engkau bebas!" Monyet muda itu ketakutan, namun tetap saja ia bersikeras untuk mengambil kacang itu. Akhirnya, ia tertangkap oleh sang pemburu.

Demikianlah, kadang kita juga sering mencengkeram dan tidak rela melepaskan hal-hal yang sepatutnya kita lepaskan: kemarahan, kebencian, iri hati, ketamakan dan sebagainya. Apabila kita tetap tidak bersedia melepas, tatkala kematian datang "menangkap"kita, semuanya sudah terlambat.

Bukankah lebih mudah jika kita melepaskan setiap masalah yang lampau dan menatap hari esok dengan lebih cerah? Bukankah dunia akan menjadi lebih indah jika kita bisa melepaskan "kepalan" kita dan membagi kebahagiaan dengan orang lain?

Sumber :  www.jawaban.com yang dikutip dari www.gbi-bethel.org 

Berkat Dan Kutuk Lewat Mulut

Aku berkata kepadamu: "Sesungguhnya barangsiapa berkata kepada gunung ini: Beranjaklah dan tercampaklah ke dalam laut! Asal tidak bimbang hatinya, tetapi percaya, bahwa apa yang dikatakannya itu akan terjadi, maka hal itu akan terjadi baginya." (

Markus 11:23)

Saya pernah membaca tentang sebuah artikel dimana seorang dokter melakukan "Terapi Wicara" pada pasien yang menderita depresi. Selain menerima pengobatan, dokter meminta pasien untuk mulai membuat deklarasi positif tentang hidupnya, mengatakan hal-hal seperti: "Saya memiliki masa depan. Orang-orang senang bersama saya. Hal baik akan datang."

Beberapa pasien depresi karena mereka menghadapi penyakit yang mengancam nyawa mereka dan membuat mereka kehilangan harapan. Untuk itu ketika dokter ditanya oleh mereka, "Apakah ada yang pernah selamat dari penyakit ini?" jawabannya selalu "Ya." Lalu mereka akan meneruskan dengan berkata, "Untuk itu saya minta Anda untuk terus mengatakan, ‘Saya akan sembuh. Saya akan menjadi salah satu orang yang berhasil mengalahkan penyakit ini.'"

Dan ketika para pasien mentaati perintah dokter tersebut, secara ajaib, banyak diantara mereka yang keluar dari depresi bahkan mengalami kesembuhan.

Tahukah Anda bahwa kata-kata Anda berkuasa?! Mari mulai mendeklarasikan hal-hal yang baik! Ucapkanlah berkat atas hidup Anda dan keluarga Anda. Sepanjang hari Anda ucapkan hal seperti ini, "Saya berkenan dihadapan Tuhan. Saya kuat dan sehat. Saya mampu mengerjakan apa yang harus saya kerjakan."

Tahukah Anda bahwa apa yang Anda katakan tentang diri Anda sendiri memiliki dampak terbesar lebih dari siapapun yang berkata-kata tentang Anda? Namun banyak orang lebih sering mengkritik dirinya sendiri. Mereka tidak menyaradari bahwa dengan melakukan hal tersebut mereka sedang mengutuk masa depan mereka sendiri. Kata-kata yang Anda ucapkan pada diri Anda masuk kedalam pikiran Anda. Jika kata-kata negatif yang Anda ucapkan akan menghasilkan rasa rendah diri. Dan yang terburuk adalah semua kata-kata negatif tersebut bisa menghancurkan rencana Allah dalam hidup Anda.

Untuk itu, mulai saat ini berubahlah. Ubahlah kata-kata yang Anda ucapkan pada diri sendiri. Saat intimidasi datang, katakanlah pada diri Anda, "Saya adalah seorang pemenang, bahkan lebih dari pemenang! Allah menentukan saya untuk menjadi kepada dan bukan jadi ekor!"

Tidak cukup dengan memikirkannya, Anda harus ucapkan. Telinga Anda harus mendengarkan apa yang Anda katakan. Hal ini akan membantu Anda membangun iman Anda.

Jika Anda sedang bergumul dengan masalah finansial, mulai katakan,"Allah adalah gembalaku, takkan kekurangan aku. Tuhan adalah penyediaku. Aku akan memberi dan bukannya meminta-minta. Tuhan menyediakan sebuah pekerjaan baik bagiku." Katakanlah hal itu, sampai iman Anda bangkit, dan tertanam dalam benak Anda.

Sewaktu ibu Joel Osteen didiagnosa menderita kanker pada tahun 1981, dia membuat list 40 ayat tentang kesembuhan. Setiap hari, dia katakan ayat-ayat tersebut dan mengatakan hal-hal seperti, "Saya akan hidup dan tidak mati. Tuhan memberikan kesehatan pada saya. Dengan umur panjang Dia akan memuaskan saya."

Sekalipun beratnya hanya 89 pounds dan dokter memvonis bahwa dia hanya akan hidup beberapa minggu lagi, ibu Joel Osteen tidak mau melihat dirinya sebagai seseorang yang kalah dan akan mati. Sebaliknya, dia melihat dirinya sebagai seseorang yang terus bertumbuh kuat, berumur panjang, sehat, dan hidup bahagia. Kata-katanya membuat dia memiliki iman dan dipenuhi pengharapan.

Sedikit demi sedikit dia mulai merasa lebih baik, dan bahkan, secara supranatural Tuhan menyembuhkannya! Hari ini, lebih dari 25 tahun kemudian, dia masih hidup dan bahkan mendoakan banyak orang untuk mengalami kesembuhan sama seperti yang pernah dialaminya. Bahkan sekarang, setiap kali dia keluar rumah, dia mengucapkan berkat atas hidupnya.

Anda dapat melakukan hal yang sama seperti yang ibu Joel Osteen lakukan. Cari ayat Alkitab yang dapat diaplikasikan dengan keadaan Anda saat ini dan deklarasikan. Lakukanlah hal ini dalam hal-hal dimana Anda
sering bergumul tentang itu. Jangan ijinkan kata-kata negatif keluar dari mulut Anda. Luangkan beberapa menit setiap hari untuk memberkati diri Anda sendiri, dan deklarasikan kemenangan.

Sumber : www.jawaban.com