Translate

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Sebab Dia adalah Tuhan kekuatanku, bersama-Nya ku takkan goyah

Yehezkiel Ingin Sepatu

"Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu" (Ulangan 6 : 5)

Beberapa hari lalu waktu saya melayani di MK Anak Raja yang banyak diikuti oleh keluarga-keluarga yang sangat sederhana memberikanku banyak pengalaman untuk boleh belajar dari mereka tentang kebaikan Tuhan.

Pada waktu acara kesaksian, seorang anak remaja laki-laki berumur kurang lebih 14 tahun mengangkat tanggannya tinggi-tinggi karena ingin bersaksi. Anak laki-laki itu bernama Yehezkiel. Seorang anak yang luar biasa dari sebuah keluarga sederhana yang takut akan Tuhan. Cerita dimulai ketika tahun baru ajaran sekolah dimulai dimana Yehezkiel harus masuk ke sekolahnya. Semua perlengkapan sekolah seperti sepatu, buku, tas, dan banyak lagi tentunya harus sudah ada dan siap. Yang terjadi adalah sepatu yang dimiliki anak laki-laki itu ternyata sudah rusak dan berlubang sehingga sudah sangat tidak nyaman dipakai. Sang anak itu pun hanya terdiam dan memandangi sepatu rusaknya itu dan dalam hatinya anak itu seakan-akan menghadapkan masalah tersebut kepada Tuhan. Anak laki-laki itu dalam kehidupan rohaninya terlibat dalam pelayanan dimana anak laki-laki itu melayani warga-warga miskin dengan bergabung di salon gratis yang didirikan oleh gereja kami. Setiap harinya anak itu meluangkan waktunya untuk pergi ke salon gratis tersebut dengan menjadi pekerja untuk mencuci rambut para tamu salon.

Pada suatu dalam perjalanan pulang dari salon tempat anak itu melayani, dia melewati sebuah toko dimana dia melihat sepasang sepatu yang sangat bagus dan cocok dengannya. Dia hanya melihat dari etalase kaca tanpa berani masuk ke dalam toko itu. Sepatu idamannya itu berharaga 50 rb, yang mana tentunya dia tidak mempunyai uang untuk membelinya. Anak itu tidak menyerah dalam keputusasaannya dan malah menguatkan imannya. Anak itu mengimani dan memvisualisasikan sepatu itu seakan-akan telah dia miliki. Anak itu kemudian memperkatakan firman Tuhan tentang berkat dan anak itu menguatkan dirinya bahwa dia akan memiliki sepatu itu. Anak itu menghadapkan apa yang menjadi harapannya kepada Tuhan. Kemudian anak itu pulang tanpa mengeluh walaupun tidak mendapatkan apapun saat itu.

Beberapa hari berlalu, dan sang anak itu masih menyimpan apa yang menjadi mimpinya, namun dengan cara memaksakan diri atau dengan kekuatannya sendiri. Anak itu tetap setia berjalan kaki dengan sepatu robeknya itu ke salon tempat dia melayani. Sore hari ketika anak itu pulang terlihat keluarganya sedang menanti kepulangannya. Anak itu menjadi bingung karena tidka biasanya keluarganya itu menyambutnya dengan senyuman yang berbeda dengan biasanya. Sang ibu kemudian masuk ke kamarnya dan mengambil sebuah bungkusan dan memberikan kepada anak tercintanya itu. Sang anak menerima dengan senyuman dan kemudia membuka bungkusan itu, dna betapa terkejutnya dia bahwa ternyata bungkusan itu berisi sepasang sepatu baru untuk kakinya yang selama ini dia inginkan. Rasa haru yang bercampu kebahagiaan mewarnai seluruh keluarga itu dimana Tuhan memberikan pertolongan dan berkat tepat pada waktunya bagi keluarga sederhana tersebut yang memiliki keterbatasan ekonomi. Tepat pada hari pertama tahun ajaran baru di sekolahnya, anak itu bisa memakai sepatu barunya dengan nyaman.

Anak itu bercerita bahwa dia tidak berdoa kepada Tuhan seperti seorang pengemis yang hanya bisa meminta-minta sepanjang harinya. Dia percaya bahwa Tuhan mendengar apa yang menjadi pergumulannya tanpa dia meminta-minta. Yang dia lakukan hanyalah terus melangkah bersama sepatu rusaknya itu, melayani tanpa kenal lelah, memberikan yang terbaik kepada Tuhan tanpa mengeluh ataupun menuntut Tuhan untuk memberikan fasilitas. Kasih anak itu kepada Tuhan lebih besar daripada keinginannya untuk memiliki sepatu.

Hal itulah yang membuat mukjizat Tuhan menjadi nyata dimana kasih kita kepada Tuhan melebihi apapun dalam hidup kita. Tuhan suka dan disenangkan dengan orang-oranga yang mengasihi Dia dengan hidupnya. Tuhan pun tidka akan pernah tinggal diam melihat setiap anak-anak Tuhan menderita. Dia bukan Tuhan yang kejam, Dia adalah Bapa yang penuh kasih. Curilah hati-Nya, senangkan hati-Nya setiap saat karena itulah yang diinginkan Bapa di surga terhadap anak-anak kebanggaan-Nya.

Dengan Uang 1.5 Juta Bisa Membangun Rumah

"Katakanlah kepada Allah :"Betapa dahsyatnya segala pekerjaan-Mu ; oleh sebab pekerjaan-Mu ; oleh sebab kekuatan-Mu yang besar musuh-Mu tunduk menjilat kepada-Mu" (Mazmur 66 : 4)

Tanggal 22 Juli 2008 pukul 19.00 saya mendapat kesempatan untuk melayani MK Anak Raja (Mezbah Keluarga) untuk masyarakat yang secara ekonomi boleh dikatakan sangat sederhana sekali. Saya bersyukur sekali boleh melayani mereka sebagai pembicara dalam MK Anak Raja tersebut di tengah kesibukan pekerjaan saya sendiri sebagai seorang instruktur yang harus mengajar di berbagai kota dan tempat. Tepat pukul 18.30, teman pelayanan saya menjemputku di rumahku dikarenakan saya lumayan kelelahan setelah dari seminggu sebelumnya di kantor saya harus mengajar dan memberikan pelatihan teknik penjualan kepada para wiraniaga baru. Hati saya sangat antusias sekali dan benar-benar saya ingin membagikan apa yang saya punyai kepada semua orang dengan gratis. Saya telah menyiapkan bahan-bahan untuk disampaikan di depan MK Anak Raja tersebut. Saya mengambil tema tentang 10 cara hidup tetap bahagia.

Tepat pukul 19.30 saya sudah sampai ke rumah yang dipakai untuk MK Anak Raja tersebut. Rumah yang saya lihat bukanlah rumah-rumah biasa yang mungkin sering kita lihat. Rumah itu sangat sederhana sekali, dinding-dindingnya hanya terbuat dari papan-papan bekas sehingga berlubang sana-sini, atap rumah disangga dengan potongan-potongan bambu. genteng terbuat dari tanah liat tipis yang dibawahnya hanya dilapisi plastik. Dalam hati saya sungguh tidak dapat menahan kesedihan karena rumah itu tidak layak pakai dan tidak memenuhi unsur kesehatan.

Setelah kurang lebih 1 jam saya menyampaikan tentang kebenaran firman Tuhan, kemudian saya membuka untuk sesi kesaksian. Dan tanpa menunggu lama, satu tangan terangkat ke atas dan saya lihat seorang ibu dengan senyumnya ingin bersaksi. Ibu sederhana yang ingin bersaksi itu ternyata adalah pemilik rumah. Ibu itu bercerita tentang pergumulannya dengan Tuhan selama ini untuk boleh memiliki dan membangun rumah sendiri dikarenakan selama ini hanya bisa mengontrak rumah. Ibu ini bercerita bahwa dia hanya mempunyai uang sebesar 1,5 juta, dan itupun hasil jerih payah dan pemberian anak-anaknya. Selama ini sang ibu sebelum memiliki rumah sendiri suka melihat tanah kosong di ujung jalan dan berdoa kalau suatu hari nantinya dia juga akan punya rumah sendiri. Dan impian itu ternyata tidak sia-sia karena Tuhan menjawab dengan cara yang ajaib.

Setelah memiliki tanah itu, sang ibu kembali bingung karena untuk membangun rumah dibutuhkan uang sangat banyak. Namun sang ibu itu tekun berdoa kepada Tuhan, dan meminta pertolongan dari Tuhan tentunya. Tak lama kemudian dengan iman yang ada, sang ibu dengan uang 1,5 juta itu mulai membangun rumahnya dengan bahan-bahan seadanya. Dan mukjizat pun terjadi, ada beberapa warga yang turut membantu dalam membangun rumah itu, memberikan sedikit tambahan uang, dan banyak lagi sehingga pengerjaan rumah itu pun selesai dengan uang yang dimiliki sang ibu tadi. Sang ibu itu bersaksi dengan senyuman yang sungguh membuat hati saya terharu, dan itu ternyata belum selesai. Setelah selesai membangun rumah itu, uang yang tersisa adalah 70 ribu saja, dan sang ibu melihat tanah kecil di belakang rumahnya yang masih tersisa dan ibu itu sangat ingin melengkapi rumah itu dengan kamar mandi/toilet. Deangan sisa uang yang sangat kecil itu, sang ibu ini tidak putus harapan dengan Tuhan dan senantiasa berdoa untuk meminta pertolongan Tuhan. Kemudian sang ibu bertanya-tanya ke tukang pembuat kamar mandi bahwa biaya yang diperlukan kurang lebih 250 rb. Sang ibu hanya bisa diam dan yang tentunya dengan uang yang dia miliki tidak akan bisa membuat kamar mandi. Sang ibu tetap tekun berdoa dan memperkatakan berkat sepanjang hari, dan tiba-tiba Tuhan kirimkan seseorang yang menawarkan untuk membuat kamar mandi. Setelah bertanya tentang biaya yang diperlukan, pria tersebut menjawab dengan senyuman dan mengatakan bahwa biaya keseluruhan hanya sebesar 70 rb saja. Sang ibu itu terkejut dan benar-benar tidak percaya bahwa pertolongan Tuhan sungguh nyata sekali. Akhirnya sang ibu itu berhasuil membuat kamar mandinya sendiri dengan pertolongan Tuhan yang luar biasa.

Saya melihat ibu itu benar-benar bersyukur sekali karena perbuatan Tuhan yang dahsyat dan ajaib. Saya benar-benar terharu sekali dengan kesaksian ibu tadi yang benar-benar bergumul dengan tekun mencari Tuhan, berbeda dengan saya yang bekerja dan mempunyai gaji tetap namun masih tidak bisa bersyukur dan menuntut lebih. Sang ibu itu mengajariku untuk selalu bersyukur, mengandalkan Tuhan dalam setiap perkara, mencari Tuhan sepanjang waktu. Dan setelah MK Anak Raja itu selesai, teman pelayananku memberitahu bahwa kira-kira 2 minggu lalu, suami dari ibu itu telah dipanggil pulang oleh Bapa di surga karena sakit kanker. Saya benar-benar menyaksikan kekuatan Tuhan di dalam ibu itu yang membuatnya tegar melangkah dan percaya akan janji-janji Tuhan itu nyata.

Seperti sebuah lagu berkata ....

Aku percaya Tuhanku ajaib
Dia turun tangan memulihkanku
Aku percaya Tuhanku dahsyat
Dia turun tangan memberkatiku

Biarlah setiap kita boleh merasakan dan mengecap betapa ajaib dan dahsyatnya Tuhan itu. Mari, kuatkan dan teguhkan hatimu, jangan pernah bimbang dan ragu kepada-Nya karena Dia akan menyediakan semua yang terbaik untuk kita.

Glenn Alinskie - Menembus Hujan Demi Kedamaian

Dari kejauhan tertangkap mata sosok chubby, rambut lurus jatuh menutup kening. Raut wajah begitu unik, barangkali ini karena darah China, Tibet dan Thailand yang mengalir dalam tubuhnya. Duduk di bangku kayu jauh dari sorotan lampu dan kamera, tampak Glenn (19) tengah rehat. Berkaus putih cerah secerah cuaca siang terik itu, Bahana langsung menyapanya. Beringsut dari posisi duduk semula, kini ia duduk bersila berhadapan dengan Bahana. Bungsu dari tiga bersaudara ini mulai berbagi cerita.

KEUKEUH BEKERJA

Sosok Moses yang diperankannya dalam sinetron Buku Harian Nayla langsung melambungkan pemilik nama lengkap Ralph Glenn Alinskie. Sejak itu berbagai tawaran pekerjaan menghampirinya. Ia pun lalu tenggelam dalam kesibukan sebagai pemain sinetron dan bintang iklan. Ya paling tidak, hal itu sudah berlangsung dua tahun. What a short time! Begitu Bahana berucap soal popularitasnya yang begitu cepat diraih. "Kelihatannya saja cepat padahal saya sudah melewati berbagai penolakan," ucapnya perlahan karena harus merapihkan bahasanya yang bercampur dengan Bahasa Inggris. Bukankah menjadi pemenang model salah satu majalah remaja secara otomatis akan mendatangkan banyak pekerjaan? "Nggak juga. Aku usaha sendiri, benar-benar dari nol!" jawab pria yang besar dan tumbuh di Singapura ini meyakinkan. Penolakan itu justru membuat ia kian bersemangat mencoba berbagai kasting. "Ditolak sana sini nggak membuat saya mundur. Yang ada cuma dorongan untuk coba dan coba lagi. Saya coba lihat dari sisi lain saja, mungkin akting yang masih kurang. Atau memang kurang ok?!" jelasnya seraya membelalakkan mata meminta persetujuan.

BERUSAHA REALISTIS

Dalam masa pencarian itu ia tetap berpikir realistis. Seandainya setelah bertahun-tahun ikut kasting tak lolos juga, maka ia akan menerima kenyataan. Mungkin, dunia akting bukanlah tempatnya. Pada prinsipnya ia tak gampang menyerah. Sama seperti ketika orang tuanya minta agar ia berprestasi semasa sekolah di Singapura. Ia tak bisa memenuhi permintaan itu. Pemeran Raka dalam sinetron Cahaya tayangan RCTI ini mengaku tak terlalu giat belajar secara formal. "Bukannya gimana-gimana, mungkin akademik memang bukan bidang saya," ujarnya terus terang. Glenn akhirnya memberontak. "Dalam hal tertentu memang saya pemberontak karena dituntut untuk sekolah yang benar dan saya nggak bisa. Berontaknya juga nggak gimana-gimana," cerita bintang iklan jam tangan ini.

Merasa tak yakin dengan angka-angka bagus bakal diperolehnya di sekolah, ia meminta restu untuk melakukan sesuatu. Hmm... kira-kira apa ya? Berhenti sekolah? Merantau? Nggak semuanya. Cowok berkulit bersih ini meminta agar ia diberi kesempatan untuk membuka rumah kos. "Both of my parents sering bolak balik Jakarta-Singapura. Dan rumah juga kosong. Jadilah usaha kos-kosan itu. Lumayan loh hasilnya!" celotehnya ceria dengan aksen bahasa Inggris yang sangat kental. Mulailah ia mengelola keuangan. Membayar listrik, pembantu dan yang lainnya. "Jadi ada setengah pemberontakan tapi juga membantu orang tua. Kalau memang saya tidak berhasil di satu bidang, saya akan coba bidang lain yang memang saya enjoy," simpul tokoh utama sinetron Rindu yang ditayangkan di AnTV ini. Glenn memang tipe pekerja. Begitu pun dalam hal akting. Kendati banyak menuai pujian, ia tak lantas puas diri. Ia terus berlatih untuk mempertajam aktingnya. "Satu lagi," lanjutnya, "Jangan pernah sombong. Semua yang sudah saya dapatkan bukan semata-mata kerja keras seorang diri. Banyak pihak yang sama kerja kerasnya untuk hasil yang baik." Pekerja keras, rendah hati, apalagi Glenn?

TUHAN MEMBAYAR LUNAS

Intan, Pangeran Penggoda, Buku Harian Nayla, Cahaya sederet judul sinetron lainnya yang diterimanya sebagai mukjizat dalam pekerjaan. Di luar itu, ia mengaku begitu banyak keajaiban yang Tuhan hadirkan dalam kehidupannya. Cowok yang suka ngobrol ini mengaku sebenarnya mereka empat bersaudara. Satu kakaknya meninggal akibat leukemia yang mengganas. Biaya rumah sakit yang mahal, ditambah lagi kemo selama dua tahun membuat keluarganya terlilit hutang. Tak tanggung-tanggung, jumlahnya mencapai ratusan ribu dollar. "Biaya rumah sakit kan mahal banget. Akhirnya kita boleh nyicil setiap bulan. Dan suatu kali, sudah tiga bulan berturut-turut keluarga saya nggak bayar cicilan. Waktu itu mama juga lagi ada masalah," paparnya panjang namun tetap enggan berbagi tentang persoalan sang bunda yang kini menjadi manajernya.

Akhirnya bulan berikutnya keluarga Glenn datang ke rumah sakit, berniat membayar. Keluarga dibuat terkejut. Bukan oleh jumlah angka yang disodorkan pihak rumah sakit. "Sudah lunas! Itu yang membuat keluarga kaget. Sampai sekarang, kami tetap tidak tahu siapa orang yang sudah melunasinya." Bisa saja kenalan, saudara atau teman? Ditanyai begitu bintang model ini berujar, "Keluarga aku tuh biasa-biasa saja, untuk membayar sebanyak itu, jelas nggak mungkin. Teman? Kayaknya, nggak ada yang rela deh!" jawabnya tanpa ragu sedikitpun bahwa itu merupakan jalan Tuhan. Pasca kejadian itu, maka kesulitan apapun akan dihadapinya. Karena ia yakin selalu ada jalan keluar di dalam Tuhan. "Kalaupun belum kelihatan jalan keluarnya, saya yakin sekali Tuhan pasti bantu," paparnya mantap. Pengalaman sudah membuktikan, kurang apa lagi, ya kan Glenn?!

CHRIST THE KING

Tak habis takjub aktor yang fasih berbahasa Inggris dan Mandarin ini atas jalan-jalan Tuhan. Apalagi menyangkut perjalanan imannya hingga memutuskan menjalani hidup di dalam Kristus. Pilihannya tersebut lantaran rasa damai yang menyeruak di hati saat ia berumur 14 tahun. Keluarganya terdiri dari beragam kepercayaan. Ini pula yang membuat orang tuanya tak terlalu memaksakan keyakinan apa yang harus diikuti. "Sejak kecil saya sudah diperkenalkan gereja Protestan, gereja Katolik sampai kuil itu bentuknya seperti apa. Di sana kegiatannya seperti apa."

Suatu kali sang bunda mengajaknya untuk ikut misa. Glenn kerap menolak. Hingga pada suatu malam ketika hujan deras mengguyur ia didorong satu keinginan kuat harus ke gereja Katholik mengikuti misa. "Saking pingin-nya, hujan deras pun saya terobos. Sampailah di Gereja Christ The King, waktu itu misa sudah mulai," jelasnya. Di dalam gereja ia duduk khusuk mengikuti misa. "I fall in love suddenly sama Katolik. Rasanya damai banget!" kenangnya dengan raut gembira. Itulah awal tumbuhnya rasa cinta pada Yesus hingga akhirnya memutuskan untuk dibaptis tahun 2004.

KE GUA MARIA MALAM HARI

Sibuk dengan sinetron stripping yang jelas-jelas menyita semuanya: energi, waktu dan yang lainnya membuat pehobi futsal ini harus pintar membagi waktu. Nggak mahal tapi bermanfaat besar untuk putra pasangan Richard dan Linda. "Ngobrol, it's fun!" ucapnya singkat. Ia memang gemar berbagi cerita, tapi bukan mengumbar loh. Dengan ngobrol ia bisa bertukar pikiran. Baginya, ngobrol bukan hanya dengan Chelsea Olivia, sang kekasih, atau pun keluarga. Dengan kru sinetron pun diladeninya. Di sini (lokasi syuting) ia merasa banyak belajar dan memahami karakter orang dengan ngobrol dan bercanda. Dan siapa nyana ternyata ia juga banyak ngobrol dengan Tuhan. Tuhan baginya dekat sekali, ada di hati. "Saya sering ngobrol sama Tuhan. Just share what inside my heart. Terkadang saya langsung mendapat jawabannya dari Tuhan. Lewat hati dan pikiran."

Kalau malam dan susah menemukan Glenn, carilah ia di gua Maria. Ia sering kali ngobrol dengan Tuhan di sana. "Just follow my heart! Kalau misalnya lagi free, tengah malam pun aku datang sendirian ke gua Maria. Berdoa," jelasnya sarat makna. Lantas bagaimana ia menempatkan Tuhan. Saat susah sajakah? "Always go to Him. Memang tidak selalu dengan hadir ke gereja setiap minggunya. Yang pasti saya selalu berdoa, karena Dia ada di dalam hati. So, bagi saya menghadap Dia tidak selalu harus hari Minggu," ujarnya mengakhiri obrolan siang itu yang tak lagi panas karena hujan mengguyur. Jadi ingat kejadian Glenn waktu di Singapura itu deh... gereja Christ The King...

Sumber :

bahana-magazine.com seperti dikutip www.jawaban.com


Uang Saku : Perlu Tidak ?

Tidak semua orangtua membekali putra-putrinya dengan uang saku. Sering saya temui, para ibu tidak begitu suka memberi uang saku ke anaknya yang duduk di kelas 1 SD. Mereka lebih suka membekali buah hatinya dengan makanan dari rumah. Kebiasaan ini kadang-kadang berlanjut hingga si anak kelas 5 SD. Sebaliknya, beberapa orangtua lain ada yang memang memberikan uang saku. Dengan pertimbangan, agar si anak bisa mengelola uang dan mengambil keputusan sendiri. Selain itu, dengan diberi uang saku, orangtua tak perlu lagi pusing memikirkan jajanan si anak.

Sebetulnya, perlu tidak sih memberikan uang saku ke anak?

Jujur, kalau saya bilang: PERLU.

Memang sih, beberapa diantara Anda mungkin banyak yang merasa bahwa anak usia - katakan - 7 tahun misalnya, belum perlu dikasih uang saku. Nanti takutnya dia boros. Tapi, percaya atau tidak, kalau Anda menunda, cepat atau lambat anak Anda toh harus tetap pegang uang sendiri. Jadi, kalau Anda memberikannya uang saku, sebetulnya sudut pandangnya adalah agar Anda bisa memberikan pembelajaran buat si anak. Jangan takut si anak boros. Kalau saya bilang, justru bagus kalau dia boros sekarang, daripada borosnya nanti ketika sudah beranjak remaja? Ya, kan?

Sejak Kapan?
Sekarang, sejak kapan uang saku bisa mulai diberikan kepada anak? Jawab saya sederhana: berikan sejak si anak sudah mulai Anda tinggal sendiri di sekolah. Ini berarti, uang saku sudah bisa diberikan ketika Anda sudah tidak lagi menunggui anak Anda ketika dia belajar di sekolah. Kenapa? Karena ketika Anda tidak lagi menungguinya di sekolah, di saat itulah dia mulai belajar untuk mandiri. Kalau tadinya dia terbiasa minta tolong kepada Anda setiap kali dia merasa mendapat kesulitan, karena sekarang Anda sudah tak ada lagi di sampingnya, mau tidak mau mereka jadi belajar mengerjakannya sendiri. Dengan meninggalkanya di sekolah, Anda sebetulnya sudah mengajarkannya untuk mulai belajar mandiri.

Nah, ketika Anda mulai mengajarkannya untuk mandiri dengan meninggalkannya di sekolah, maka apa yang harus Anda lakukan adalah dengan memberikan dia bekal agar bisa 'hidup' di sekolah. Uang saku yang Anda berikan adalah bekal itu. Sekarang, kapan biasanya orang tua mulai meninggalkan anaknya di sekolah dan tidak lagi ditunggui? Hampir semua ibu memberikan jawaban yang seragam, sekitar kelas 1 hingga 3 SD. Jadi, saat itulah si anak sudah mulai bisa Anda berikan uang saku agar ia bisa belajar mengelola uangnya sendiri sejak ia kecil.

Seberapa Besar?
Pertanyaan klasik yang mungkin timbul, berapa besar uang saku yang pas yang bisa diberikan? Sekarang begini saja deh: biasanya kalau si anak ditinggal sendiri di sekolah, apa sih yang dia butuhkan untuk dia bayar? Jelas, transport pulang pergi dari dan ke sekolah (kalau dia sudah Anda tinggal juga dan tidak lagi diantar jemput), makan di sekolah (kalau dia tidak Anda bawakan makanan dari rumah), dan jajan hal-hal yang biasanya dibeli oleh anak SD, seperti mainan yang biasanya dijual oleh para pedagang di luar sekolah, atau buku-buku yang dijual di sebuah kios di sekolah.

Jadi, jawabannya jelas, yaitu uang saku tersebut haruslah mencukupi untuk si anak bisa membayar uang transport, makan di luar, serta buku atau mainan yang ingin dia beli. Jangan lupa, untuk dua pos yang terakhir, yaitu buku atau mainan, biasanya sih hal itu sangat bergantung dari usia anak. Makin tua usia anak Anda, biasanya bisa jadi makin mahal juga keinginannya. Sebetulnya, tidak ada uang saku yang sama persis dan ideal untuk setiap anak di Indonesia ini, karena hal itu akan sangat bergantung pada:

"Berapa usia anak Anda ?" (uang saku untuk anak usia 9 tahun dan 12 tahun pasti berbeda)

"Seberapa jauh rumah Anda dengan sekolah si anak ?" (makin dekat, biasanya makin murah pula biaya transportnya)

"Di kota mana anak Anda tinggal ?" (anak yang di Yogya beda dengan anak yang tinggal di Bogor atau di Jakarta)

Bagaimana Melatihnya?
Pertama-tama, yang diinginkan orangtua tentu saja agar anaknya tidak boros dalam mengelola uang saku. Tapi, seringkali hal itu tidak bisa langsung terjadi karena bisa saja untuk minggu-minggu pertama anak Anda mungkin akan boros. Biasa, bisa jadi dia kaget karena baru pertama kali dikasih uang untuk dikelola secara harian. Tapi ingat, kadang boros bisa menjadi sarana yang baik untuk anak belajar. Karena pengalaman yang dialami sendiri oleh si anak biasanya akan lebih tertanam di hati anak dibanding kata-kata yang Anda berikan. Betul, bukan?

Sekarang, bagaimana cara melatih anak agar tidak boros?

Ajarkan membuat prioritas
Anak perlu diajar untuk membelanjakan uang saku menurut prioritasnya. Apa sih prioritas dalam penggunaan uang saku? Jelas, untuk membayar transportasi, dan makan selama di sekolah. Buku (di luar buku sekolah) dan mainan bisa menyusul. Dengan mengajarkan anak apa yang menjadi prioritas, maka bisa diharapkan sampai dewasa nanti si anak akan terus mendahulukan apa yang menjadi prioritas utama untuk dibelanjakan.

Ajarkan anak bedanya butuh dan ingin
Coba juga mengajarkan anak agar ia bisa membedakan mana barang-barang yang benar-benar dia butuhkan untuk dia beli terlebih dahulu, dan mana barang-barang yang sebetulnya hanya diinginkan, untuk bisa dia beli atau ditunda kalau memang belum terlalu butuh. Memang, mengajarkan anak tentang perbedaan antara butuh dan ingin sama sekali tidak gampang. Tapi kalau Anda bisa berhasil, wah, sampai dewasa pasti anak Anda bisa dengan mudah membedakan mana yang butuh dan mana yang ingin.

Beritahu bahwa uang saku tidak selalu harus dihabiskan
Ya, beritahu juga pada anak bahwa yang namanya uang saku tidak selalu harus dihabiskan. Ada saatnya uang saku harus ditabung. Pertama-tama, Anda bisa mengajarkan si anak untuk memakai celengan. Setelah jumlahnya agak banyak, uang itu bisa dipindahkan ke tabungan di bank. Yang penting, ajarkan anak untuk selalu berpikir bahwa uang saku tidak harus selalu dihabiskan.

Sumber : www.jawaban.com

Jangan Mau Membayar Lebih

Pernahkah Anda memperhatikan lembar penagihan kartu kredit? Jika tidak, mulai sekarang coba cermati agar Anda tidak mengeluarkan uang yang sebenarnya tak perlu.

1. Tanggal Pembayaran

Memang ada bank yang langsung menambah limit sesuai dengan jumlah pembayaran usai Anda membayar. Namun, ada yang baru membukukan pembayaran esoknya (perlu waktu satu hari kerja). Buat Anda yang suka membayar tagihan tepat pada saat jatuh tempo, ini kurang menguntungkan. Anda bisa dianggap melewati waktu jatuh tempo dan bisa dikenai penalti atau bunga lebih tinggi.

Solusi: Lakukan pembayaran setidaknya 8 hari sebelum jatuh tempo. Ini untuk menghindari pembukuan pembayaran yang butuh waktu 2-5 hari kerja.

2. Jatuh Tempo

Menurut aturan, lembar penagihan seharusnya dikirim dua minggu sebelum tanggal jatuh tempo. Namun, terkadang datang beberapa hari menjelang jatuh tempo atau malah terlambat. Pihak penerbit kartu kredit bisa sewaktu-waktu mengubah tanggal jatuh temponya.

Solusi: Segera buka lembar penagihan ketika Anda menerimanya. Lebih mudah jika Anda mendaftarkan diri di situs kartu kredit Anda. Jadi, Anda bisa mengecek tagihan, tanggal jatuh tempo dan pemakaian setiap saat tanpa harus menunggu datangnya tagihan.

3. Jumlah Besar

Anda pasti sudah tahu bahwa jika pemakaian kartu kredit selalu besar dan tidak langsung dilunasi, bunga yang dibebankan pun juga besar. Pihak penerbit kartu kredit sewaktu-waktu dapat menaikkan bunga kepada Anda yang tidak pernah membayar lunas pemakaian itu. Jika Anda terlambat membayar tagihan, pihak penerbit berhak menaikkan bunga.

Solusi: Hindari pemakaian dalam jumlah besar jika Anda tak mampu segera melunasinya. Usahakan selalu membayar lunas pemakaian Anda setiap bulan sehingga bunga 3 persen atau lebih tak jadi masalah.

4. Mengabaikan Kesalahan

Jika Anda menemukan transaksi yang tidak pernah Anda lakukan di lembar penagihan, meski sedikit, segera laporkan secara tertulis melalui fax atau surat paling lambat 30 hari sejak tanggal penagihan. Jika Anda tak menyanggah transaksi itu atau hanya memberitahukannya lewat call center, transaksi akan dianggap benar dan tetap ditagihkan.

Solusi: Usahakan untuk selalu berkomunikasi dengan pihak penerbit kartu kredit secara tertulis. Simpan bukti pengiriman surat, fax atau e-mail secara tertulis itu sebagai bukti.

Meski disarankan tidak membayar lebih, jangan pula membayar sesuai pembayaran minimum di tagihan. Pasalnya, kita dibebankan sejumlah biaya saat pembayaran, seperti biaya transfer via ATM dan bea meterai lunas.

Jika Anda membayar pas, setelah dipotong biaya tadi, maka uang yang dibayar tidak lagi sesuai pembayaran minimum. Kekurangan ini akan masuk ke tagihan berikut dan pasti kena bunga. Bayangkan jika ini terjadi selama beberapa bulan. Biaya yang keluar jadi lebih besar. Biaya yang sebenarnya bisa Anda pakai untuk belanja.

Sumber : www.jawaban.com

Pacaran Jarak Jauh ? Siapa Takut ... ?

Long Distance Relationship (LDR) atau yang lekat dengan istilah pacaran jarak jauh, seringkali tentunya selalu dihindari setiap pasangan cinta. Karena bagaimanapun, menjalin hubungan cinta akan lebih terasa nikmat apabila tidak terpisah oleh jarak dan waktu. Namun, bagi yang harus terpaksa menjalani sistem pacaran jarak jauh, sebaiknya harus mencari solusi atau kiat-kiat agar dapat menjalani hubungan dengan santai dan mudah tanpa beban. Pada dasarnya memang itu semua tergantung pada diri masing-masing.

Hal yang paling utama apabila Anda menjalani LDR adalah dengan memupuk rasa percaya pada pasangan. Rasa percaya haruslah dipegang erat setiap individu, bukan hanya seorang saja. Rasa percaya itu sangat penting dalam hubungan cinta, apalagi ketika harus menjalani LDR. Berjanjilah bahwa Anda akan menjaga cintanya dengan tulus.

Hal kedua yang harus dijaga adalah komunikasi. Hanya dengan komunikasilah Anda bisa berhubungan dengannya. Komunikasi itu bisa dalam bentuk apa saja. Bisa dengan surat, email, sms dan juga bisa ngobrol langsung dengannya lewat telpon. Kalau takut biaya yang mahal, Anda bisa cari alternatif lain dengan chat di internet. Gunakan webcam, dengan begitu Anda bisa lihat si dia di seberang sana.

Ketiga, Anda berdua harus bermodalkan sikap pengertian yang lebih. Mengapa? Karena hubungan yang tidak bisa terlihat langsung di mata kita terkadang menimbulkan sikap curiga yang berlebihan. Anda bahkan bisa saja membayangkan si dia bertingkah yang aneh-aneh dengan teman-teman perempuannya. Buang imajinasi seperti itu dari pikiran Anda. Mengertilah apa yang menjadi aktifitasnya di sana. Yakinlah bahwa dia akan kembali dalam keadaan ‘utuh'.

Hal yang keempat, tentunya adalah harus menyibukkan diri dengan berbagai aktifitas. Kalau ingin tidak selalu merasa kangen dengannya, maka lakukan kesibukan yang bisa bikin Anda lupa padanya. Kalau sudah terlalu kangen, telpon saja, dengar suaranya saja kan sudah bisa mengurangi rasa kangen. Katakan padanya apa saja yang Anda lakukan. Apa saja aktifitas Anda belakangan ini. Jujur katakan padanya bahwa Anda melakukannya untuk menyegarkan pikiran dari mengingatnya terus menerus.

Hal yang terakhir adalah jangan lupa memberitahukan jadwal Anda padanya. Ini agar dia tidak salah waktu menghubungi Anda. Jangan sampai membuatnya kecewa karena saat ia menghubungi, Anda tak ada di tempat. Hindari hal-hal yang bisa membuat hubungan Anda berdua tak nyaman.

Hal yang terpenting dari semuanya adalah tetap mengandalkan Tuhan dalam menjalani hubungan jarak jauh seperti ini. Karena memang Anda tidak dapat mengawasinya setiap saat tapi tentu saja akan sangat membantu jika Anda menyerahkan pasangan Anda sepenuhnya dalam perlindungan Tuhan. Karena memang perlindungan Tuhan itu sempurna adanya.

Tapi tentu saja komitmen dari kedua belah pihak harus benar-benar dijaga, dan berlakulah setia pada pasangan Anda. Kesetiaan memang bukan hal yang mudah didapat di jaman ini, seperti yang firman Tuhan katakan dalam Amsal 20:6, "Banyak orang menyebut diri baik hati, tetapi orang yang setia siapakah menemukannya? Tapi yakinlah, di dalam Tuhan, Anda dan pasangan Anda akan senantiasa terjagai dalam kesetiaan sepanjang Anda berdua sama-sama mengandalkan Tuhan. So, Anda tidak perlu kuatir karena bersama dengan Tuhan, Anda pasti dapat melakukan hubungan jarak jauh ini. Dan nikmati buah hasil perjuangan kesetiaan cinta Anda berdua saat waktu untuk menikah itu akhirnya tiba. Selamat berjuang!!

Sumber : www.jawaban.com

7 Kesalahan Umum Dalam Hubungan Lawan Jenis

Bagi beberapa orang, menjalin hubungan dengan lawan jenis merupakan hal yang mudah. Namun tidak sedikit orang yang mengalami masalah serius dalam hal ini, yang sebagian besar disebabkan karena kurangnya pemahaman yang benar. Berikut ini 7 kesalahan umum yang sering terjadi:

1. Kita salah mengartikan perhatian dari lawan jenis

Seringkali dibawah tekanan rasa frustasi atau putus asa yang sering dialami saat kita ingin memiliki pasangan atau menikah, banyak para single yang bereaksi secara berlebihan terhadap perhatian apapun dari lawan jenis, terutama jika seseorang tampak menarik bagi mereka. Misalnya, jika seorang pria melihat seorang wanita dua kali, wanita itu bisa berpikir bahwa pria ini menyukainya. Sedangkan jika seorang wanita menghampiri seorang pria dan duduk bersamanya dalam suatu acara, pria ini berpikir wanita itu memberinya "lampu hijau".

Kesalahan dalam mengartikan perhatian inilah yang sering menjadi masalah utama bagi para lajang pria dan wanita untuk memiliki hubungan pertemanan atau persaudaraan yang murni. Keduanya lebih memilih untuk berjaga-jaga, mengamati dan mengartikan sinyal-sinyal, daripada berpikir bahwa mereka dapat menikmati percakapan dan keberadaan sebagai teman tanpa ketertarikan romantis.

Banyak single Kristen bahkan menikmati untuk mengirim sinyal-sinyal kepada orang lain lalu di kemudian hari menyangkalnya. Bagaimanapun juga, sikap tersebut lahir dari ego mereka, dengan berasumsi bahwa orang itu sudah berada di dalam pengaruhnya, dan berpikir mungkin satu saat mereka dapat mendekati orang tersebut, meskipun sebenarnya mereka tidak merasa benar-benar tertarik. Mereka menyamarkan tindakannya dengan mengatakan pada semua orang, bahkan juga di depan orang yang bersangkutan bahwa mereka hanya berteman, agar perkataan itu dapat dipakai sebagai dalih jika mereka ingin menjauh dari hubungan tersebut. Sinyal-sinyal yang mereka kirimkan benar-benar menyebabkan salah paham. Dan tindakan tersebut jelas-jelas menyakiti hati orang lain dalam proses memberi makan ego mereka.

2. Kita berharap terlalu banyak dan bertahan terlalu lama dalam suatu hubungan

Bantulah dirimu sendiri dengan mengakui bahwa kamu mempunyai ketergantungan emosional yang kita sebut "cinta" atau bahkan mengakui bahwa kamu benar-benar mencintai seseorang. Namun akuilah dengan penuh kesadaran bahwa kamu sedang menjalani hubungan yang salah dan keluarlah dari sana.

Bagaimana kamu bisa keluar? Dengan mengambil langkah tegas, seperti yang Yesus katakan dalam Matius 5:29-30. Jika kamu sedang berada dalam suatu hubungan dan diperlakukan dengan tidak hormat, sembrono, atau tidak sepantasnya, maka itu adalah tanda bahwa kamu sudah bertahan terlalu lama dan berharap terlalu banyak. Jika kamu berharap dia akan berubah, berarti kamu tidak tahu banyak tentang kecenderungan manusia. Selama dia bisa tetap menjalani hubungan ini dengan memperlakukanmu seenaknya, sepertinya sikapnya tidak akan berubah. Jika kamu tidak bahagia dengan perlakuan yang kamu terima dari seseorang sebelum menikahinya, yakinilah bahwa setelah menikah, perlakuan yang kamu terima akan sama bahkan lebih buruk.

3. Kita tidak selalu pintar membaca sinyal berbahaya dalam suatu hubungan

Seringkali para single memiliki pilihan-pilihan yang buruk dalam beberapa hubungan yang mereka jalani. Namun kelihatannya mereka tidak bisa melihat sinyal-sinyal yang berbahaya, bahkan sering kali mereka memang tidak mau melihatnya. Ingatlah bahwa saat emosi kita terlibat dalam suatu situasi, kita bisa sangat mudah kehilangan perspektif. Kamu tidak dapat mempercayai emosi. Karena begitu emosi mengalir dan perasaan-perasaan romantis mulai memenuhi kepalamu, kamu dapat kehilangan perspektif dalam waktu singkat.

Inilah beberapa sinyal yang berbahaya:

  • Perbedaan usia yang signifikan

Hal ini bervariasi, bersifat individual, dan tergantung pada jarak usia yang terlibat. Walaupun perbedaan usia tidak selalu menjadi suatu masalah, namun ini adalah satu hal yang perlu dipertimbangkan dengan sangat hati-hati.

  • Perbedaan latar belakang keluarga

Faktanya tidak ada 2 keluarga yang benar-benar mirip. Namun lihatlah dasarnya: nilai-nilai apakah yang diajarkan oleh kedua keluarga? Jenis hubungan seperti apa yang ada di antara masing-masing anggota keluarga? Beberapa keluarga sangat dekat satu sama lain sementara yang lainnya tidak.

  • Perbedaan prioritas kehidupan rohani

Jika satu orang dalam sebuah hubungan mempunyai prioritas yang lebih tinggi dalam kehidupan rohani dibanding pasangannya, ini adalah sebuah sinyal yang benar-benar berbahaya dan tidak seharusnya diabaikan. Biasanya jika kamu terlibat dengan seseorang yang "temperatur" rohaninya dibawahmu, kamu tidak akan membawa mereka naik ke levelmu, tapi kamu yang akan turun ke level mereka. Hal ini sudah sangat sering terjadi.

4. Kita terlalu cepat dan terlalu jauh terlibat secara fisik

Di sinilah kita harus waspada terhadap filosofi dunia yang berusaha mempengaruhi pikiran kita tentang aspek fisik dalam sebuah hubungan. Kita telah diperingatkan dalam Roma 12:1-2. Saat kita menganggap bahwa hubungan seks sebelum menikah adalah wajar, kita akan berakhir seperti dunia.

Jika kamu tetap ingin menjaga kemurnian diri dalam kehidupan seksual dan mempertahankannya untuk satu orang dari Tuhan, bagaimanapun juga kamu membutuhkan disiplin untuk menjaga kontak fisik yang minimum. Kamu tidak dapat mempercayai reaksi kimia tubuhmu. Sekali reaksi ini berjalan terlalu jauh, maka akan sangat sulit untuk kembali mengendalikannya. Maka sangatlah penting untuk menjaga kontak fisik tetap pada level minimum.

5. Kita berpikir bahwa satu-satunya persyaratan yang penting adalah pasangan kita seorang Kristen

Hanya karena seseorang itu Kristen dan cukup baik, belum tentu bahwa dialah satu-satunya orang yang dengannya kita akan bahagia dan menikah. Adalah penting jika kamu mempertimbangkan baik-baik tentang hubunganmu sebelum memutuskan untuk menikah. Pertimbangkan bahwa emosimu terlibat dan karenanya mungkin perspektifmu tidak begitu terfokus. Mintalah pertimbangan lain dari orang-orang yang dapat dipercaya. Lakukan apa yang dapat kamu lakukan untuk mengetahui apa yang akan kamu jalani sebelum kamu melangkah ke dalamnya. Juga dengan pertimbangan-pertimbangan apakah seseorang ini adalah pasangan yang tepat bagimu.

6. Kita membawa daftar kriteria tentang pasangan ideal dan menilai orang lain dengan egois dan terlalu cepat

Tidakkah mengagumkan bahwa Tuhan kita sanggup berurusan dengan segala perbedaan dan "keanehan" kita? Dia tidak mencari "robot" Kristen yang mempunyai penampilan dan perilaku yang mirip dalam semua hal. Kita memang mempunyai prinsip-prinsip Firman yang sama untuk diterapkan dalam kehidupan kita, namun di antara prinsip-prinsip tersebut, terdapat banyak ruang untuk keunikan individual dan kepribadian.

Banyak single yang kelihatannya mempunyai daftar panjang kriteria untuk pasangan yang ideal. Dan alasannya mungkin sebagai reaksi dari banyaknya pernikahan yang gagal di sekitar kita. Sepertinya mereka mengamati kita dengan sangat jeli, memastikan bahwa kita dapat memenuhi kebutuhan mereka. Mempunyai panduan dalam menjalin hubungan sangat berguna untuk mencegah kita membuat keputusan yang berdasarkan emosi semata. Namun menilai seseorang untuk alasan yang egois adalah sesuatu yang terlalu jauh.

7. Kita berpikir bahwa keadaan apapun lebih baik daripada sendirian

Kita memang memiliki kebutuhan dasar untuk menjalin hubungan dengan orang lain. Namun tidak benar bahwa kesendirian adalah kondisi terburuk di dunia. Perhatikanlah bahwa kesendirian tidak sama dengan kesepian. Banyak orang takut sendirian karena bagi mereka kesendirian sama dengan kesepian. Mereka belum belajar untuk mengisi waktu mereka dan mengalami kesendirian sebagai waktu yang berharga dan menyegarkan untuk mereka.

Kesepian adalah sebuah perasaan. Kita pasti pernah mengalaminya di saat-saat tertentu. Namun menjalin hubungan dengan lawan jenis semata-mata hanya untuk menggantikan rasa sepi itu adalah satu kesalahan besar. Ada hal-hal yang lebih buruk dari kesepian, dan dengan kasih karunia Tuhan, kita tidak perlu dikalahkan oleh rasa kesepian. Dia dapat mengambil kesendirian kita dan mengubahnya menjadi waktu yang produktif dan indah bersamaNya.

Walaupun kamu sendirian, tidak berarti kamu adalah orang yang tidak cocok dengan lingkungan sosial. Jangan mau tenggelam dalam kebohongan yang membuat kita putus asa. Saat kita merasa putus asa, kita bertindak dengan irasional. Kenali kebutuhanmu akan interaksi sosial dan rencanakanlah sesuatu. Kamu tidak harus berkencan untuk mendapatkan teman atau agar kamu tidak merasa sendirian. Bergabunglah dengan teman-temanmu dalam suatu komunitas dan luangkanlah waktumu untuk berada bersama-sama dengan mereka. Kenalilah dan terimalah mereka apa adanya, maka kamu akan menemukan bahwa rasa kesepian itu telah pergi.

Sumber : www.jawaban.com

Acara Diskon : Pergi atau Tidak ?

Apa yang membuat orang tertarik untuk datang ke lokasi diskon? Ternyata, ada kenikmatan tersendiri bila orang datang ke lokasi diskon. Sebelum krismon, banyak orang yang sengaja pergi ke negara lain hanya untuk datang ke lokasi diskon. Negara tetangga kita, Singapura, misalnya, sering mengadakan The Great Singapore Sale. Begitu juga, banyak orang yang tinggal di Bandung atau Surabaya, yang khusus datang ke Jakarta hanya karena mendengar ada sale. Lalu, kenapa orang mau membeli barang yang ada di sebuah acara diskon? Sederhana, yaitu agar bisa mendapatkan barang dengan nilai tertentu, tetapi dengan harga yang lebih murah daripada nilainya.

Penjual sering mengadakan acara diskon dengan berbagai macam tema : Cuci Gudang, Diskon Awal Tahun, Diskon Akhir Tahun, Diskon Hari Kemerdekaan, Diskon Ramadhan, Diskon Lebaran, dan Diskon Natal. Di luar negeri dengan empat musim, tema yang sering dipakai adalah summer sale, winter sale, autumn sale, dan spring sale. Sering juga dipakai tema Closing Down Sale, Mid Year Sale, Christmas Sale, dan lain-lain.

Acara diskon (sale) merupakan salah satu strategi promosi yang diterapkan oleh pedagang. Sebuah acara diskon biasanya bisa mendongkrak penjualan dengan sangat cepat. Dibawah ini adalah tips bagi Anda yang ingin membeli barang dengan memanfaatkan acara diskon.

1. Jangan datang ke lokasi tempat diadakannya acara diskon bila sedang tidak mood. Orang yang datang ke acara diskon bila sedang tidak mood seringkali lapar mata dan membeli barang yang sebetulnya tidak dibutuhkan, hanya karena faktor harga, bukan karena memang butuh.

2. Sediakan waktu luang yang khusus bila datang ke acara diskon. Jangan terdesak oleh waktu yang terburu-buru. Bila Anda buru-buru, Anda biasanya tidak akan cermat dalam mengawasi kualitas barang yang dibeli. Sering terjadi, banyak orang yang pulang dan baru menyadari bahwa barang yang baru saja dibelinya ternyata tidak cocok, seperti baju yang ukurannya kekecilan, atau mutu jahitan yang amburadul.

3. Sebelum membeli barang yang di acara diskon, tanyakan pada diri Anda sendiri, apakah Anda memang butuh barang tersebut? Jangan membeli barang yang tidak Anda butuhkan, hanya karena harganya murah. Diskon sih diskon, tetapi transaksi dagang seharusnya terjadi karena adanya kebutuhan barang oleh Anda sebagai pembeli, bukan karena harganya yang murah.

4. Untuk satu jenis barang, kalau bisa bandingkan dulu harganya dengan tempat lain yang menjual barang yang sama. Bandingkan, lalu beli yang termurah. Itulah sebabnya penting untuk menyediakan waktu luang yang khusus bila datang ke sebuah acara diskon. Jangan beli barang di lokasi sale bila Anda sebetulnya tidak tahu berapa harga normalnya, baik di toko itu atau di toko yang lain.

5. Kalau bisa, jalin hubungan dengan pemilik toko. Tunjukkan bahwa Anda adalah pelanggan setia di toko itu. Bila Anda memang belum pernah membeli barang disitu, tunjukkan bahwa Anda selalu datang ke tokonya. Keuntungannya, bila Anda harus meninggalkan tempatnya sebentar untuk melakukan perbandingan, Anda bisa menitip barang yang mau Anda beli itu agar tidak diambil orang. Keuntungan lain, bila sedang tidak ada acara diskon, Anda bisa meminta diskon khusus kepada si pemilik toko, dan biasanya dia akan segan untuk menolak Anda karena Anda adalah pelanggan setianya.

6. Teliti kualitas barang. Bedakan antara nilai dan harga. Nilai barang adalah seberapa besar kualitas barang yang Anda terima. Sedangkan harga adalah seberapa besar jumlah yang harus Anda bayar. Bandingkan harga yang Anda bayar dengan nilai yang Anda dapatkan. Bila harga yang Anda bayar setara atau lebih kecil dari nilai barang yang Anda terima, maka belilah barang itu. Jangan membeli barang bila ternyata nilainya lebih kecil dari jumlah harga yang Anda bayar. Sekali lagi, teliti kualitas barang, dan pastikan nilai yang akan Anda nikmati dari pembelian barang tersebut.

Sumber : www.jawaban.com

Mengakali Uang Pangkal

Tak terasa, sebentar lagi tahun ajaran baru sudah akan tiba. Anda yang putra-putrinya akan masuk ke jenjang pendidikan tertentu, seperti TK, SD, atau SMP, mungkin saat ini sedang bingung memikirkan uang pangkal yang harus Anda bayar. Terlebih lagi, dari tahun ke tahun biaya pendidikan makin mahal. Jangankan uang pangkal, uang sekolah bulanan saja terus naik. Tak heran bila uang pangkal untuk sekolah yang biasa saja (bukan sekolah favorit) bisa mencapai jutaan rupiah atau malah lebih.

Masalahnya, tidak semua dari kita punya uang untuk membayar itu. Tapi apakah ini berarti kita lantas menyerah saja dengan menunda anak bersekolah? Jangan. Kalau Anda merasa tidak punya cukup uang untuk membayar uang pangkal sekolah anak, coba pertimbangkan langkah-langkah berikut:

1. Bernegosiasi dengan Sekolah
Bila sekolah yang Anda tuju menetapkan uang pangkal yang tak terjangkau Anda, kenapa tidak coba menegosiasikan jumlah uang pangkal? Ada dua hal yang sebetulnya bisa Anda negosiasikan, yaitu:

Besarnya uang pangkal.
Kalau tadinya uang pangkalnya katakan Rp 5 juta, coba lihat apakah Anda bisa menawarnya. Meski memerlukan uang untuk kegiatannya, bagaimanapun sekolah sebagai lembaga edukasi biasanya juga punya misi sosial. Biasanya, sekolah juga bisa memberi kebijakan dispensasi pada orang tua yang betul-betul tidak mampu (dengan catatan anaknya memang mampu secara akademis). Termasuk sekolah-sekolah favorit sekalipun. Tentunya ada sejumlah persyaratan yang akan diminta untuk membuktikan ketidakmampuan ekonomi orang tua calon murid.

Cara pembayarannya.
Kalaupun saat ini Anda tidak bisa membayar sekaligus besarnya uang pangkal, cobalah menawar untuk bisa membayarnya secara bertahap.

2. Bila negosiasi gagal, cari sekolah lain
"Wah, susah," begitu mungkin gerutu Anda saat mendatangi sekolah pilihan. Karena ternyata pihak sekolah tidak mau bernegosiasi sedikit pun. Atau kalaupun ada dispensasi, jatahnya sudah diisi orang lain. Sementara untuk diangsur, mereka menolak. Jika demikian halnya, mungkin sudah saatnya Anda mencari alternatif sekolah lain yang uang pangkalnya lebih ringan.

Oke, mungkin saja sekolah lain tersebut bukan sekolah yang Anda idam-idamkan. Tapi jangan lupa, sering kali dalam hidup ini kita tidak bisa terus meraih semua yang kita inginkan bukan? Toh yang lebih utama adalah kelangsungan pendidikan anak Anda. Tentunya kelak saat ia akan melanjutkan ke jenjang pendidikan selanjutnya, Anda mesti sudah lebih siap.

3. Kalau perlu, jual aset Anda
Kalau merasa uang Anda masih kurang, coba lihat apakah ada barang-barang di rumah Anda yang tidak terpakai? Siapa tahu saat mengubek-ubek laci lemari, Anda akan menemukan perhiasan, aksesori, atau barang-barang berharga lain yang sedang tidak terpakai. Nah, daripada nganggur, kenapa tidak dijual saja? "Dijual? Wah... kebangetan ini," begitu mungkin kata Anda. "Kalau nanti saya perlu bagaimana?" Bicara soal perlu, kalau memang anak Anda harus segera masuk sekolah dan Anda tidak mampu menyediakan uang pangkal, maka inilah saatnya Anda memerlukan barang-barang itu.

4. Meminjam Uang
Wah, ini dia. Beberapa dari Anda mungkin merasa aneh, kenapa harus meminjam uang dari orang lain? Menurut saya, justru karena Anda harus membayar uang pangkal, maka Anda mesti kreatif mencari berbagai cara. Meminjam, adalah salah satu alternatif!

Satu pertanyaan, apa bedanya "meminjam" dengan "menabung"? Kalau menabung, biasanya Anda bekerja keras dulu, baru memetik hasilnya. Nah, kalau meminjam, Anda mendapatkan hasilnya dulu, barulah setelah itu kerja keras untuk melunasinya. Jadi, pada intinya sama-sama mendapat hasil, namun proses pencapaianya dibalik. Hal ini terpaksa dilakukan bila waktunya memang sudah sangat mendesak.

Sumber : www.jawaban.com

Sumber pinjaman bisa dari siapa saja. Yang paling mudah adalah anggota keluarga sendiri. Biasanya adalah orang kedua (setelah Anda) yang paling peduli terhadap pendidikan anak Anda. Bisa juga sahabat terdekat. Bila alasan meminjam adalah untuk sekolah anak, biasanya orang tua mana pun bersedia membantu sesuai kemampuan mereka. Nah, setelah pinjaman diperoleh, tentu jangan lantas bersantai-santai karena Anda harus melunasinya, bukan? Apa pun, Anda tetap harus menjaga hubungan baik dengan pemberi pinjaman. Selamat berjuang.

Ciptakan Cinta Yang Sehat

Setiap hubungan memerlukan dasar yang kuat untuk bertahan lama. Apalagi saat ini hubungan yang Anda jalani telah terjalin sampai di jenjang pernikahan. Ada beberapa rahasia sukses menuju cinta sejati, simak berikut ini.

Cintai Diri Sendiri
Percaya diri sangatlah penting untuk hubungan yang sehat. Jika Anda benar-benar mencintai diri sendiri, maka Anda akan merasa percaya diri walaupun harus menghadapi sakit hati atau lelah. Saat Anda merasa percaya diri dan optimis dengan diri sendiri maka akan terasa nikmat kebersamaan dengan pasangan. Anda bersamanya bukan untuk tempat bergantung melainkan dia benar-benar membuat Anda merasa lengkap. Semakin kuat Anda sebagai seorang individual, maka semakin kuat juga hubungan yang Anda jalani.

Cintai Pasangan
Hubungan yang sehat terjalin antara dua orang yang sangat menyukai satu sama lain. Akan sangat romantis membicarakan soal cinta, tapi perlu diingat bahwa cinta adalah emosional yang datang dan pergi begitu saja. Jika Anda menyukai satu sama lain, nyaman saat bersama, banyak kecocokan dalam berpikir dan bertingkah laku dan berbagi mimpi yang sama dalam hidup maka perasaan cinta itu tidak akan menjauh. Terkadang penting untuk mengucapkan kata cinta pada pasangan. Kata-kata yang hangat dan dukungan membangun kepercayaan dan rasa menghargai.

Ciptakan Waktu Yang Berkualitas
Saat pasangan pertama kali bersama, waktu berduaan menjadi prioritas utama. Tetapi setelah berkeluarga dan memiliki anak serta sibuk dengan pekerjaan, semua jadi berbeda. Luangkan sedikit waktu bersama pasangan dan keluarga. Meski sesaat tapi berkualitas. Ingat ini bisa jadi investasi untuk kebahagiaan Anda di masa datang.

Komunikasi Yang Baik
Komunikasi yang baik adalah bumbu untuk hubungan sehat. Berbicara adalah cara yang paling mujarab untuk mengungkapkan isi hati. Komunikasi yang baik yaitu belajar terbuka dan jujur. Ucapkan apa yang ada dalam pikiran dan perasaan Anda. Juga belajar untuk mendengarkan pasangan tanpa menuduh.

Berdebat Sehat
Berdebat boleh saja, tapi harus secara sehat. Pasangan yang selalu berdebat jangan pernah khawatir karena selalu tidak sepaham. Argumen yang baik adalah kesempatan untuk berbagi perasaan dan memperkuat pertahanan dengan mengambil satu keputusan demi kepentingan bersama.

Bersentuhan Setiap Hari
Saling bersentuhan adalah kebutuhan vital insan manusia. Sentuhan dapat memberikan kekuatan untuk membuat seseorang nyaman dan merasa didukung, untuk melindungi dan banyak lagi. Setiap pasangan pasti memiliki masa surut tetapi kasih sayang tidak akan pernah berubah.

Terima Perubahan
Setiap orang pasti akan berubah tiap tahun dan perubahan ini bisa membuat hubungan terus hidup. Karena hidup juga akan berubah tapi terkadang tidak selalu sesuai dengan keinginan. Perubahan bisa membuka peruntungan baru tapi juga bisa menimbulkan rasa sakit. Dalam sebuah hubungan yang sukses, pasangan belajar untuk beradaptasi dan berubah bersama. Mereka menerima perubahan dan mendukung satu sama lain, demi kebaikan atau dalam keburukan.

Jadi tidak sulit menjaga hubungan tetap sehat dan utuh. Semakin pintar mengatur hidup bersama dengan pasangan maka hubungan akan semakin kuat. Semoga berhasil.

Sumber : www.jawaban.com

Resep Hidup Sukses

"Berpeganglah pada didikan, janganlah melepaskannya, peliharalah dia, karena dialah hidupmu." (Amsal 4 : 13)

Ini kisah tentang seekor bayi jerapah ! Saat pertama kali bayi jerapah belajar hidup di rimba yang keras, induk jerapah akan menundukkan lehernya untuk melihat bayinya. Kemudian, sang induk melakukan hal yang tidak bisa diterima oleh akal sehat. Ia mengayunkan kakinya dan menendang bayinya. Tindakan ini membuat kepala bayi jerapah ada di atas tumit. Tapi, kalau si bayi ini belum juga bisa berdiri, proses kekerasan ini akan terus diulangi. Selama tumit bayi jerapah masih lemah, sang induk bakal menendang kembali untuk mendorong si bayi supaya belajar berdiri. Akhirnya, si bayi jerapah bisa berdiri dengan kakinya yang masih lemah. Tidak berhenti di situ, sang induk akan terus melakukan hal yang luar biasa, yaitu sengaja menendang bayinya sampai terjatuh lagi. Tujuan induk jerapah melakukan hal itu adalah mengajar bayinya untuk tahu bagaimana caranya bangkit kembali setelah terjatuh. Di hutan belantara, tempat mereka tinggal, bayi jerapah harus segera bangkit kembali setelah terjatuh agar tidak terpisah dari kelompoknya. Kalau induk jerapah tidak mengajar bayinya untuk bangkit lagi setelah ia terjatuh, bayinya itu bakal menjadi mangsa dari binatang buas.

Seandainya kita yang menjadi bayi jerapah itu tentunya akan membuat kita menderita. Namun, itulah yang terjadi di kehidupan dunia binatang sampai bayi yang baru saja lahir itu harus diajar sekeras itu oleh induknya. Tapi, hal tersebut memang harus dilakukan ! Induknya tahu kalau bayi jerapah itu harus tumbuh menjadi jerapah yang kuat dan tidak manja. Kalau bayi jerapah itu protes, marah, dan tidak mau dididik dengan keras, sudah pasti nantinya ia kan menjadi mangsa dari binatang buas lain.

Pelajaran yang indah dari cerita di atas adalah kunci keberhasilan dan ketahanan kita menghadapi hidup dimulai ketika kita belajar menghadapi tantangan. Kalau kita cuma mendapatkan didikan tanpa ada tantangan, tidak pernah mempunyai masalah, tidak pernah terjatuh, kita pasti akan bertumbuh menjadi orang yang lemah. Irvin Stone mengatakan kalau dia menemukan banyak orang yang luar biasa yang mengalami kesulitan dalam hidupnya. Ia berkata,"Aku menuliskan tentang orang yang kadangkala dalam hidupnya mempunyai sebuah visi atau impian yang tidak mungkin dapat dicapainya, tetapi mereka tetap berkerja. Mereka terpukul, jatuh bangun, difitnah, dan selama bertahun-tahun mereka tidak pernah berhasil. Tetapi, setiap kali mereka terjatuh, mereka dapat bangun kembali. Anda tidak akan dapat menghancurkan orang semacam ini. Dan pada akhir hidupnya mereka berhasil mencapai hal-hal yang mereka impikan."

Jadi, inilah resep keberhasilan ! Jangan pernah berhenti bekerja sekalipun impian kita kelihatan tidak mungkin. Teruslah bekerja, kalau gagal dan terjatuh, jangan pernah menyerah dan bangkitlah kembali sampai kita berhasil.

Sumber : Future Generation No. 88 Mei 2008

Simon, Salesman Miskin Yang Jadi Direktur

Kemiskinan bukanlah penghambat bagi seseorang untuk mencapai keberhasilan dalam kehidupan ini. Hal ini dibuktikan oleh seseorang yang bernama Simon Adi Tan. Lahir sebagai anak ke delapan dari sembilan bersaudara, dengan mengalami kehidupan yang sulit serta berbagai himpitan ekonomi yang menerpanya, membuat Simon menjadi pribadi yang rapuh. Waktu itu Simon masih duduk dibangku kelas 1 SD, ayahnya yang seorang penjudi meninggal dunia dengan menyisakan banyak hutang. Seminggu sesudah kematian ayahnya, sebuah peristiwa semakin membuatnya rendah diri.

"Ada seorang ibu, pemilik rumah dimana saya tinggal, datang ke rumah menggedor-gedor pintu sambil membawa golok. Ibu itu berkata, kamu orang miskin, kamu belum bayar kontrakan." Tutur Simon

Ibunya berjuang membesarkan sembilan orang anak yang masih kecil-kecil seorang diri. Saat itu kesulitan hidup benar-benar menghimpit. Ibunya berjuang menopang kehidupan keluarga hanya dengan berjualan kerupuk udang pada tetangga-tetangga. Kesulitan hidup yang dijalani keluarganya, membuat pribadi Simon menjadi pribadi yang minder dan rendah diri.

"Saat itu saya bertumbuh menjadi seorang anak remaja yang sangat minder sekali. Jangankan berbicara dengan banyak orang, berbicara dengan teman saja, saya susah untuk mengungkapkan isi hati saya."

Perasaan minder dan rendah dirinya berlanjut hingga ia dewasa, namun perjuangan hiduplah yang akhirnya menempa dirinya.

"Saya ingat waktu itu tahun 1983, ketika itu saya lulus SMA. Saya bercita-cita ingin kuliah ditempat yang bagus. Tetapi sayang sekali, pas saya lulus SMA, ternyata bisnis garmen mama saya bankrut, jadi pailit. Waduh, saya kecewa sekali. Tuhan kok seperti ini kehidupan saya, cita-cita saya gimana? Saya mengalami kehidupan saya turun kembali, kehidupan saya mulai diasah kembali. Saya harus bagaimana? Sampai saya hampir frustasi, saya tidak berani menatap masa depan saya."

Akhirnya Simon datang ke Jakarta, ke rumah tantenya. Di loteng atas, Simon menangis sejadi-jadinya mempertanyakan rencana Tuhan atas hidupnya. Tetapi sebuah ayat firman Tuhan membuatnya kuat kembali.

"Rencana Tuhan dalam kehidupan saya pasti bagus, itu yang menguatkan kehidupan saya. Masa depan saya pasti penuh pengharapan. Dan itulah yang menguatkan kehidupan saya untuk bangkit kembali."

Akhirnya Simon merintis usahanya dengan menjadi salesman kompor portable, dari rumah ke rumah. Dari hasil penjualannya, Simon mengumpulkan uang sedikit demi sedikit hingga ia berhasil kuliah dengan biaya sendiri.

Pada akhirnya perjuangan Simon tidak sia-sia. Setahap demi setahap, kesuksesan pun mulai diraihnya.

"Saya mendapat pekerjaan, tidak melamar pekerjaan. Banyak orang mengirimkan ratusan surat lamaran tetapi tidak satupun yang kembali. Tetapi saya tidak melamar satupun juga, tetapi langsung diminta untuk bekerja."

Disanalah awal Simon menunjukkan dedikasinya dalam bekerja, dan hal itu ternyata tidak percuma sama sekali.

"Memang Tuhan itu begitu luar biasa, jadi waktu itu teman-teman saya sudah ada yang bekerja selama delapan, sebelas hingga dua belas tahun, belum mendapatkan kendaraan mobil. Tetapi waktu itu saya bekerja baru empat tahun, sudah diberikan kendaraan mobil. Mungkin hal itu karena mereka melihat ketekunan saya dalam bekerja, saya sungguh-sungguh bekerja karena saya bekerja seperti untuk Tuhan bukan untuk manusia."

Buah dari perjuangan dan kerja kerasnya membuahkan hasil yang manis. Sekarang Simon memimpin sebuah perusahaan yang dibangunnya sendiri. Dan sikap mindernya pun telah hilang, berganti dengan kepercayaan diri yang luar biasa.

"Jadi memang perubahannya itu terjadi seratus delapan puluh derajat. Jadi waktu itu, ketika saya menginjak remaja, dulu saya minder. Ketemu dengan orang saja saya gemetar, tidak bisa bercerita. Tapi sekarang oleh anugrah Tuhan saya bisa berbicara didepan banyak orang."

Demikianlah penuturan Timotius Adi Tan, kakak Simon, tentang keberadaan adiknya, "Pada waktu Simon berumur 6 tahun, dan saya merasa waktu itu dia memang seorang anak yang minder. Yang tidak memiliki pengharapan dalam hidupnya. Setelah dewasa, waktu dia kelas 2 SMA hidupnya berubah, dia memiliki sikap yang positif. Saya harus akui dengan jujur bahwa dia orang yang paling rajin dan kerja keras."

"Sebagai seorang istri saya melihatnya almost perfect. Dia seorang suami yang bertanggung jawab, rajin, mengasihi istrinya, seorang yang antusias, semangat dan pekerja keras." Demikian Kim-kim memuji suaminya.

"Tuhan itu baik sekali dalam kehidupan saya. Dan ketika ada masalah apapun, ternyata itu bukan untuk menghancurkan kita, tapi itu semua untuk kebaikan kita. Itulah yang saya katakan, Dia selalu baik dalam kehidupan saya." Simon Adi Tan menutup kesaksiannya dengan sebuah senyum kekaguman kepada Tuhan. (Kisah ini sudah ditayangkan 26 Mei 2008 dalam acara Solusi di SCTV).

Sumber kesaksian : Simon Adi Tan seperti dikutip dari www.jawaban.com

Simon Adi Tan

Kecerdasan Finansial Anak

Dalam segala hal yang berkaitan dengan uang, jangkauan berpikir seorang anak belum seluas orang dewasa. Apa yang penting untuk Anda, belum tentu penting bagi mereka. Mereka tidak selalu setuju, kemungkinan besar malahan akan membantah, juga melakukan kesalahan-kesalahan dalam mengelola uangnya adalah hal-hal yang akan Anda hadapi dalam proses mengajarkan pengelolaan uang pada anak. Namun, bukankah cara anak kita belajar tentang uang sama dengan cara kita belajar tentang uang juga hal-hal lain yang sangat penting dalam hidup ini? Yaitu dengan selangkah demi selangkah membuat makin sedikit kesalahan dan menjalani konsekuensinya.

Karena itu memaksakan logika berpikir orang dewasa kurang tepat diterapkan kepada anak-anak. Artinya jika Anda ingin mengajarkan nilai uang pada anak, tempatkan diri Anda terlebih dahulu pada posisi mereka.

3 konsep pendekatan berikut ini, mudah-mudahan bisa membantu Anda membangkitkan kecerdasan finansial untuk anak Anda.

Pendekatan Menabung Dengan Suka Cita
Orang tua seringkali tanpa sadar memaksa anak-anak untuk menabung. Tiap kali mereka punya uang lebih yang didapat dari nenek, paman, bibi atau bahkan Anda sendiri, tanpa sadar Anda melarang mereka untuk membelanjakannya. Mungkinkah Anda ngeri membayangkan apa yang dilakukan anak-anak jika mereka bebas membelanjakannya dan menyebabkan masalah saat mereka tidak diawasi? Hal ini menyebabkan perintah menabung dari orang tua dirasakan oleh anak malah lebih sebagai penjara tempat orang tua menahan uang milik anak-anak mereka agar tak bisa dipakai.

Kegiatan menabung adalah kegiatan yang ditujukan untuk suatu hasil dimasa depan. Uang hasil menabung tidak digunakan sekarang tetapi suatu saat nanti. Buat orang dewasa masa depan berarti bertahun-tahun kemudian, misalnya membayar uang pangkal masuk perguruna tinggi anak, membeli rumah atau persiapan pensiun. Buat anak-anak masa depan jika berkaitan dengan uang adalah ketika 6 bulan lagi bisa membeli play station sendiri, 3 bulan lagi beli jam tangan baru, atau bulan depan bisa nonton konser group musik yang digemarinya. Anak-anak bisa jadi lebih bersemangat menabung untuk jangka pendek ini. Karena itu memaksakan konsep menabung untuk masa depan dengan hitungan waktu bertahun-tahun kemudian akan sulit diterima anak-anak. Menabung dengan tujuan menyimpan uang selama mungkin, buat anak-anak sama saja dengan tidak ada kesempatan menggunakan uang tersebut.

Orang tua sebaiknya tahu, bahwa arti masa depan buat anak berbeda dengan Anda. Pahamilah bahwa waktu berjalan lebih lambat bagi anak kecil daripada bagi orang dewasa. Karena itu persepsi masa depan untuk anak adalah waktu yang tidak terlalu lama, biasanya kurang dari satu tahun, sebab jangka waktu masa depan untuk anak jauh lebih pendek daripada orang dewasa.

Menabung tidak akan memiliki arti, kecuali jika dilakukan dengan sukarela. Jika orang tua secara otomatis menyita uang anak, entah itu hadiah berupa uang atau uang saku dan memasukannya ke celengan atau ke bank, anak Anda tak akan menganggap bagian yang disitu itu miliknya, terutama jika tujuan Anda adalah menabung untuk membayar sekolah atau pengeluaran lain yang buat anak-anak masih jauh didepan.

Kita sendiri sebagai orang tua tidak menganggap menabung untuk diri kita sebagai bentuk hukuman. Kita yakin menabung akan membuat hidup kita lebih baik dan bahwa hasilnya akan bisa kita nikmati. Jika kita sedikit mengorbankan pengeluaran saat ini, kita yakin pada masa yang bisa diperkirakan, kita akan bisa membeli mobil yang lebih bagus, pindah ke rumah yang lebih besar, mengirim anak-anak kita ke perguruan tinggi favorit, atau pensiun dini. Dengan kata lain, kita menabung untuk alasan egois. Kita membelanjakan lebih sedikit uang sekarang agar bisa membelanjakan lebih banyak uang pada masa yang akan datang.

Karena itu untuk memotivasi anak-anak agar mau belajar menabung, maka mereka memerlukan alasan egois yang masuk akal bagi mereka. Agar bisa menarik bagi anak-anak, menabung harus bisa membuat hidup anak-anak lebih baik dan bisa mewujudkan tujuan keuangannya, sama seperti yang Anda rasakan. Manfaat itu juga harus dapat dirasakan pada masa yang bagi anak-anak terasa masuk akal, alih-alih ditekan sejauh mungkin ke masa depan yang tidak ada dalam alam pikiran anak-anak.

Konsep Kebebasan Mengambil Keputusan
Anak-anak perlu mengendalikan uang mereka sendiri. Mengapa? Karena jika uang yang mereka belanjakan bukan benar-benar milik mereka, anak-anak tak punya alasan yang memaksa untuk memperhatikan bagaimana menghabiskannya. Anak-anak yang seringkali merengek minta orang tuanya membelikan sesuatu menandakan dia tidak peduli dan kurang bertanggung jawab dengan uang orang tuanya, dan untuk apa mereka bertanggung jawab, toh itu bukan uang mereka? Akan tetapi, anak-anak sangat berhati-hati dalam membelanjakan uang mereka sendiri. Bukan berarti semua diperbolehkan. Selama masih dalam batas perilaku yang dibolehkan, anak sebaiknya diperbolehkan untuk mengambil keputusan sendiri dan Anda mungkin bisa menawarkan saran berdasarkan pengalaman terhadap keputusannya. Anak-anak yang tidak memilki kontrol atas uang mereka sendiri tidak punya alasan untuk tidak meminta uang dan akan segera menghamburkan uang yang mereka dapatkan.

Memegang kendali atas uang mereka sendiri memaksa anak-anak melawan dan menimbang keinginan mereka yang sebenarya. Hal ini juga membebaskan orang tua dari keharusan peran yang selalu menghakimi dan menasihati dalam masalah keuangan keluarga. Jika anak Anda ingin membeli mainan, dia tidak perlu meyakinkan Anda bahwa pembelian itu berguna, tetapi dia harus meyakinkan dirinya sendiri. Dan jika dia memutuskan untuk meminta pendapat Anda, dia tahu pendapat Anda akan cukup adil. Sehingga pertanyaan yang harus dijawab anak Anda bukanlah "Bagaimana cara membujuk Anda untuk membayar mainan ini? " melainkan " Apakah mainan ini benar-benar kuinginkan?"

Konsep Orang Tua Sebagai Teladan
Air cucuran jatuhnya ke pelimbahan juga, begitula seorang anak maka begitulah juga orang tuanya. Seorang anak memang cerminan sifat dan kebisaan orang tuanya, hampir seperti salinan atau fotocopy. Jadi lakukanlah hal hal yang sesuai dengan apa yang anda ajarkan kepada anak anda, jangan hal yang sebaliknya. Anda mengajarkan untuk berhemat, tapi anda sendiri malah boros. Sebenarnya setiap hari kita telah mengajarkan tentang uang pada anak. Kita mengajarkan uang kepada mereka setiap kali anggaran belanja kebobolan, tampak bahagia atau sedih setiap kali pulang kerja, membayar tagihan kartu kredit tepat waktu atau menumpuk utang sampai membengkak.

Selama masa kecil, pelajaran yang diberikan tanpa sadar ini seringkali meninggalkan kesan lebih mendalam dibandingkan apapun yang kita katakan kepada mereka. Oleh karena itu cara terbaik utnuk mengajarkan uang kepada anak-anak adalah dengan menjalani hidup dimana uang digunakan dengan tepat dan selalu memberikan teladan yang baik tentang penggunaan uang.

Sumber : www.jawaban.com

Menuk, Life is Simple...

Menuk menangis sesenggukan, meratapi nasib buruknya karena diputuskan secara sepihak oleh Tomy pacarnya setelah menjalin hubungan tiga tahun dengan alasan bahwa pacarnya akan pindah kerja ke luar kota, dan sang pacar tidak siap dengan hubungan long distance .

Menuk menyikapinya dengan berlebihan dan terus-menerus menangisi kesialan dirinya seraya mengumpat tentang bekas pacarnya yang memutuskan hubungan semaunya sendiri. Menuk patah hati, terluka dan tak dapat melupakan bekas kekasihnya.

Padahal jika Menuk bisa menyikapi nasib buruknya dengan lebih baik, Menuk tidak perlu sampai terluka. Menuk hanya perlu memberi pemahaman terhadap dirinya sendiri, bahwa cinta kasih adalah hal yang tidak bisa dipaksakan. Cinta kasih dapat muncul dan tumbuh subur jika dua hati menginginkannya. Tak lebih tak kurang.

Menuk seharusnya berpikir sederhana saja : lupakan kejadian tersebut, karena di depan Menuk masih terbentang ribuan kilometer perjalanan hidup lainnya dengan macam-macam pilihan jalan yang dapat dilaluinya. Jadi putus cinta bukan berarti merusak diri kita sendiri. Putus cinta adalah hal lumrah karena menyangkut hati dan rasa cinta dari orang lain. Toh Andapun tak dapat memaksa diri untuk mencintai seseorang jika memang dari hati Anda tidak tumbuh cinta kan? Begitu juga orang lain.

Cinta memang mencengangkan, tak dapat diprediksi, tak dapat ditelaah. Tapi yang penting adalah pemahaman diri jika cinta itu sudah tak ada lagi di hati pasangan. Sekali lagi cinta tak dapat dipaksakan. Cinta yang dipaksakan akan mencari warna lain dari cinta itu sendiri, seumpama materi, karir atau status.

Seumpama Menuk menyikapi hilangnya cinta yang mendadak dari dirinya dengan benar, pastilah Menuk akan menangis sebentar karena merasa kehilangan pacar, namun kemudian setelah itu Menuk akan tersenyum dan mengucapkan salam kepada dunia. Di depannya terbentang berjuta harapan, berjuta cinta lainnya. Menuk hanya perlu melupakan kisah lalu dan membuka hati untuk pria-pria lainnya saja kok.

Bagaimana dengan Anda? Apakah hubungan percintaan, mendapatkan cinta dan kehilangan cinta akan membuat Anda menghancurkan diri sendiri dan melupakan begitu saja kasih yang telah dianugerahkan Allah bagi Anda? Wake up friend, God's love more than that. Hidup Anda lebih berharga dari sekedar cinta fana yang pasti akan berakhir oleh maut sekalipun. Tapi rencana Allah bagi hidup Anda belum selesai. Ada rancangan yang telah diukir di tangan kanan-Nya sebelum Anda dijadikan. Dan merupakan kerinduan-Nya agar itu tergenapi dalam hidup Anda.

Teruslah berjuang dan temukan Allah dalam hidup Anda. Tujuan hidup Anda bukanlah untuk menikah dengan si A, si B atau si C, tapi untuk memenuhi panggilan yang telah ditetapkannya bagi Anda. Saya percaya panggilan itu tidak akan berubah dengan siapapun Anda menikah, sesalah apapun keputusan yang Anda ambil dalam hidup Anda, semenyimpang apapun jalan yang Anda pilih, kuasa Allah sanggup menggenapi destiny dalam hidup Anda sepanjang Anda benar-benar memfokuskan hidup Anda pada panggilannya, bukan pada keinginan dan hasrat hati Anda sendiri. Karena rancangan Allah tidak akan pernah gagal dalam hidup Anda dan Allah belum selesai berkarya dalam hidup Anda (Yeremia 29:11).

Sumber : www.jawaban.com

Membina Hubungan Menantu Dan Mertua

Bagi sebagian pasangan, permasalahan hubungan antara menantu dengan mertua seringkali menjadi pemicu timbulnya konflik dalam keluarga.

Sebagian orang bersikap seperti tidak perduli dan berkata, "Emang gua pikirin".

Awalnya sikap tersebut mungkin bisa berhasil, tapi cepat atau lambat akan memiliki
dampak yang tidak menyenangkan baik bagi mertua dan menantu bahkan keluarga besar.
Bagi Anda yang mungkin mengalami masalah dengan mertua atau menantu, ada baiknya Anda mempertimbangkan beberapa saran berikut ini.

Mulailah berdamai dengan diri sendiri
Artinya menciptakan suasana tenang dalam diri sendiri dan membuang berbagai pikiran negatif yang muncul. Ambil jarak dengan cara mengurangi jumlah pertemuan atau bila perlu tidak bertemu sama sekali untuk sementara waktu. Alihkan pikiran secara total pada hal-hal lain yang lebih positif , seperti urusan anak, cucu, suami, rumah, pekerjaan dan mendekatkan diri pada Tuhan.

Interospeksi diri
Setelah suasana hati menjadi lebih tenang dan dapat berpikir jernih, mulailah memeriksa diri sendiri. Karena sebelum berpikir untuk merubah orang lain, rubahlah diri sendiri terlebih dahulu.Tanyakan pada diri Anda sendiri apakah selama ini Anda selalu mencari pembenaran atas segala tindakan yang Anda lakukan. Tidak adakah hal-hal positif atau masa-masa indah yang telah dilalui bersama-sama? Apa sih untung ruginya jika terus-terusan bermasalah dengan mertua/menantu? Pahamilah bahwa setiap keluarga mempunyai aturan dan budayanya sendiri-sendiri. Sebab, mungkin saja masalahnya karena Anda belum memahami aturan dan budaya keluarga pasangan Anda.
Jangan mudah terpancing dengan informasi atau gosip yang diberikan oleh pihak ketiga.

Jika Anda membutuhkan orang lain untuk "curhat", maka pastikan orang tersebut benar-benar dapat dipercaya.

Sumber : www.jawaban.com

Renold, Anak Terbuang Dan Tak Diinginkan

Ibunya berniat menggugurkannya sewaktu dia masih dalam kandungan, bahkan setelah ia lahirpun, ia seperti anak yang tidak diinginkan oleh kedua orang tuanya. Itulah nasib seorang anak yang bernama Renold.

"Sewaktu kandungan berumur satu bulan, saya terpikirkan untuk menggugurkan anak saya," demikian ungkap Martini Gunarso, ibunda Renold.

"Sewaktu papa saya menikah dengan mama saya, dia sudah terlibat perselingkuhan dengan orang lain. Mama saya merasa kecewa, karenanya dia berniat menggugurkan saya," jelas Renold.

Pertengkaran demi pertengkaran terus terjadi, sampai akhirnya mereka memutuskan untuk bercerai tanpa memikirkan nasib anak mereka, Renold.

"Papa saya sudah ada perempuan lain, dan mama saya juga sudah ada pria lain waktu itu. Saya harus menerima keputusan yang cukup berat itu, sebenarnya di hati saya tidak ingin orangtua saya bercerai waktu itu."

Sewaktu perpisahan terjadi, sang ibu menakutinya jika Renold lebih memilih ayahnya, akan mendapatkan ibu tiri yang jahat, "Tapi kalau ikut mami, mami pasti akan sayang kamu."

Tetapi apa yang dikatakan ibunya ternyata keliru, ayah tirinya ternyata tidak lebih baik dari ayah yang dulu pernah dimilikinya.

"Saya sempat mendengar pembicaraan mereka, papa tiri saya waktu itu ngomong ke mama, saya mau terima kamu tapi kok kamu bawa anak kamu."

Sewaktu mendengar hal itu Renold merasakan sakit hati yang luar biasa, "waktu mendengar hal itu perasaan saya terluka sekali. Sakitnya luar biasa, saya benci sekali orang itu. Setiap hari saya merasa, nanti saya akan bunuh dia setelah saya dewasa."

Renold akhirnya dititipkan pada neneknya. Dan hal itu semakin membuatnya merasa tidak diinginkan oleh keluarganya.

"Sejak saya ditinggalkan oleh kedua orang tua saya, semua orang meremehkan saya. Tidak ada yang mengasihi saya. Bahkan mami dan papi, jarang menengok saya. Hal itu menimbulkan kepahitan yang luar biasa dalam hati saya."

Rasa sakit hati yang dirasakan Renold terlebih karena merasa tidak dikasihi, dan tidak diperhatikan oleh kedua orang tuanya. Mereka meninggalkannya demi kepentingannya masing-masing.

Suatu saat Renold tidak sengaja bertemu dengan sang ayah, kegembiraan meluap dari hatinya,"Waktu itu dia sedang jalan dengan perempuan lain, dengan istri barunya waktu itu. Tapi dia acuhkan saya, dia bertindak seolah-olah tidak mengenal saya. Waktu itu hati saya pahit sekali, sedih, marah, kecewa.... Saat itu saya kangen dengan papa saya, tapi reaksi dia seperti itu."

Luka di hati Renold begitu dalam, kebencian membutakan perasaannya. Yang ada hanya dendam untuk membalas semua perbuatan kedua orang tuanya. Kejadian demi kejadian menyakitkan yang dialaminya, membentuk Renold menjadi anak yang sangat nakal. Pada saat Renold duduk di bangku kelas satu SMP, dia sudah mengenal seks bebas dan kehidupan malam. Bahkan saat Renold memasuki masa SMA dia bergabung dengan sebuah gank motor.

"Setiap malam minggu pasti saya ngga pernah pulang, saya selalu bersama teman-teman saya di jalanan. Karena dijalanan itu saya merasa diterima, dan tidak ada orang yang menolak saya."

Menyadari kekhilafannya, ibu Martini meninggalkan pasangan selingkuhannya dan kembali tinggal bersama Renold. Sejak saat itu dia berdoa terus bagi suaminya, dan setelah sepuluh tahun berpisah, Irwan sang suami kembali.

"Waktu saya tinggal dengan mami, mami saya sudah bertobat waktu itu. Dia sudah menerima Yesus, tapi saya belum. Saya mau ngerjain orang tua saya. Saya bertindak seenak-enaknya saya, biar mereka kesel. Mereka sudah terlalu menyakiti saya"

Suatu hari Renold pulang pagi, dan papanya menegurnya.

"Mungkin papi saya sudah agak gerah. Ini anak kok kerjaannya pulang pagi melulu," cerita Renold.

"Papi kan ngga pernah ngurus saya dari kecil, jangan coba-coba berani mukul," demikian Renold berteriak kepada ayahnya.

"Saat itu memang rasanya sakit," ungkap ayah Renold. "tapi saya memang saya salah juga, jadi saya diam saja." Menyadari kesalahan mereka sebagai orang tua, Irwan dan Martini mulai memohon ampun pada Tuhan dan mulai berdoa untuk Renold.

Suatu ketika, di hari Sabtu, ibu Martini mengajak Renold untuk pergi ke sebuah acara kebangunan rohani.

"Ngapain saya ikut acara-acara kebaktian kebangunan rohani, kayak ngga ada kerjaan aja. Pergi aja sendiri, ngapain saya ikut," Renold menceritakan responnya waktu itu. "Herannya, waktu hari itu teman-teman saya yang saya telephon satupun tidak ada yang bisa." Dalam pikirannya Renold berkata , "Waduh..ini gimana, masak malam minggu nggak keluar. Biasanya saya keluar."

Akhirnya Renold menemani ibunya pergi ke kebaktian kebangunan rohani tersebut. "Ya udah deh mi, saya anterin aja. Tapi saya cuma nganter, saya ngga ikut-ikutan."

Ketika berada dalam kebaktian kebangunan rohani tersebut, Renold mengalami sebuah pengalaman supranatural.

"Di acara itu, saya merasakan sebuah aliran listrik di badan saya. Saya kayak kesetrum. Dan saya diperlihatkan segala apa yang terjadi dari waktu kecil sampai hari itu, seperti film. Saya menangis, dan saya merasa, hati saya menyesal dan merasa malu atas apa yang sudah saya lakukan."

Waktu itulah Renold merasakan jamahan Tuhan. "Saya merasakan sebuah pelukan hangat, saya belum pernah merasakan damai dan sejahtera seperti waktu itu. Waktu itu seperti ada yang memeluk saya dan tidak menghakimi saya, saya percaya itu adalah kasih Tuhan. Mulai hari itu saya minta ampun dihadapan Tuhan. Mulai hari itu saya menyerahkan hidup saya sepenuhnya untuk Tuhan.Dan mulai hari itu saya meninggalkan yang namanya kebiasaan-kebiasaan saya di diskotik, taruhan, minum, balapan motor, dan pergaulan bebas."

Beberapa bulan kemudian setelah kejadian itu, Renold melakukan pemulihan hubungan dengan orang tuanya, "Saya membasuh kaki kedua orang tua saya, dan orang tua saya membasuh kaki saya. Dan kami saling meminta maaf."

"Waktu cuci kaki itu, saya merasa, aduh saya dosa juga ya, sama istri sama anak saya tinggalin begitu," aku ayah Renold.

Luka di hati Renold dipulihkan, dan keluarga yang tadinya hancur bersatu kembali. Kebencian, dendam dan amarah, sirna sudah. Kasih Tuhanlah yang menjadikan segalanya sempurna.

"Beban yang selama ini begitu menekan saya, kemarahan yang selalu saya pendam di dalam diri saya itu hilang. Saya rasakan benar-benar damainya hari itu." (Kisah ini sudah ditayangkan 2 Juni 2008 dalam acara Solusi di SCTV).

Sumber Kesaksian : www.jawaban.com

Renold Gunarso






8 Prinsip Praktis Jadi Orangtua Sukses

Untuk menjadi sepasang teman atau kekasih yang saling menyayangi, mungkin tidak begitu sulit bagi pasangan suami istri. Namun untuk menjadi orang tua yang berhasil, dibutuhkan kemampuan mengatur hubungan kerjasama dan kesetaraan yang kompak, yang kerap sangat sulit dan memerlukan perlakuan khusus. Pasalnya hadir anak-anak di tengah kehidupan pasangan suami istri.

Pasangan suami istri harus bekerja ekstra berat untuk bisa menjadi orang tua yang kompak. Perbedaan latar belakang dan sifat akan mempengaruhi sikap pasangan suami istri menerapkan pola pengasuhan anak. Masing-masing pasangan akan ‘mengklaim' pola pengasuhan merekalah yang terbaik.

Perbedaan ini manakala tidak dikomunikasikan dengan baik, justru akan menimbulkan persoalan serius bagi hubungan suami istri, atau hubungan mereka dengan anak-anak. Apalagi dewasa ini semakin banyak istri memasuki lapangan kerja sebagai pencari nafkah utama keluarga atau sekedar mendukung pendapatan suami.

Kondisi ini tentu saja ‘mengharuskan' kaum suami lebih bijak menerima kondisi tersebut. Bahkan kalau perlu seorang suami mengambil cuti untuk menjaga anak-anak di rumah, masuk dapur dan mesin cuci, ketika istri bepergian ke luar kota untuk urusan kantor. Tentu saja kehidupan seperti ini di tengah nilai-nilai ketimuran yang mengedepankan budaya patriarkhi, bisa melahirkan konflik-konflik terbuka maupun tersembunyi bagi pasangan suami istri.
Lalu, bagaimana cara terbaik untuk menghadapi persoalan-persoalan akibat adanya ‘perbedaan' sifat dan peran itu? Bagaimana pula mereka dapat membangun keluarga yang kompak dan menjadi "orang tua sukses"? Darlene Powell Hopson Ph.D, dan Derek S Hopson Ph.D, mencoba memberikan resepnya melalui kalimat-kalimat penuh makna dalam buku mereka ‘Menuju Keluarga Kompak: 8 Prinsip Menjadi Orang Tua Yang Sukses'. Keduanya adalah ahli psikologi klinis yang mengepalai Hopson Center for Psychologycal and Educational Services di Connecticut, AS.

Prinsip pertama:
Berdamai dengan masa lalu. "Saya merasa damai dan pasrah mengetahui bahwa masa lalu tidak mengontrol saya. Setiap hari saya memiliki kesempatan baru untuk berhubungan dengan penuh cinta dengan anak-anak dan keluarga saya".

Prinsip kedua:
Berdamai dengan pasangan Anda. "Saya menerima pasangan saya seperti apa adanya. Kami tidak perlu harus sependapat agar menjadi tim yang kompak. Saya akan tunjukkan rasa terima kasih saya kepada pasangan saya dan belajar untuk membina hubungan timbal balik".

Prinsip ketiga:
Komunikasi dua arah. "Saya akan mengungkapkan perasaan saya secara terbuka, jelas dan langsung sambil tetap menghormati pasangan saya. Karena saya percaya cara ini mendorong tumbuhnya dialog yang jujur, bermakna dan positif di dalam keluarga saya".

Prinsip keempat:
Akrabi lingkungan terdekat Anda. "Lingkungan saya memberi dukungan tambahan yang dibutuhkan keluarga saya dalam perjuangan hidup".

Prinsip kelima:
Arahkan perilaku anak Anda. "Saya akan bersikap jelas, tegas dan konsisten menyatakan harapan-harapan saya saat mengarahkan perilaku anak-anak. Namun anak-anak tetap merasa memiliki suara dan pilihan".

Prinsip keenam:
Memelihara hubungan persaudaraan. "Saya akan mencintai semua anak saya sebagai individu dan saya akan meluangkan waktu untuk mengatakan kepada mereka bahwa saya menghargai minat mereka".

Prinsip ketujuh:
Pengaruh teman sebaya. "Meluangkan waktu untuk mengenal teman anak-anak saya merupakan hal penting bagi saya. Dan saya akan meningkatkan hubungan saya dengan anak-anak".

Prinsip kedelapan:
Waktu untuk spiritualitas dan kegembiraan. "Saya akan meluangkan waktu setiap hari untuk kegembiraan, melalui senyuman, gelitikan dan juga spiritualitas yang akan memupuk cinta kami".

Delapan prinsip yang dikemukakan dua pakar psikologi klinis itu tentu saja menjadi salah satu dasar membangun ketahanan keluarga. Bila ketahanan dalam keluarga bisa dibangun demikian solid, niscaya keluarga bersangkutan akan dengan lebih mudah menciptakan keluarga sejahtera dan berkualitas.

Sumber : www.jawaban.com