Dari kejauhan tertangkap mata sosok chubby, rambut lurus jatuh menutup kening. Raut wajah begitu unik, barangkali ini karena darah China, Tibet dan Thailand yang mengalir dalam tubuhnya. Duduk di bangku kayu jauh dari sorotan lampu dan kamera, tampak Glenn (19) tengah rehat. Berkaus putih cerah secerah cuaca siang terik itu, Bahana langsung menyapanya. Beringsut dari posisi duduk semula, kini ia duduk bersila berhadapan dengan Bahana. Bungsu dari tiga bersaudara ini mulai berbagi cerita.
KEUKEUH BEKERJA
Sosok Moses yang diperankannya dalam sinetron Buku Harian Nayla langsung melambungkan pemilik nama lengkap Ralph Glenn Alinskie. Sejak itu berbagai tawaran pekerjaan menghampirinya. Ia pun lalu tenggelam dalam kesibukan sebagai pemain sinetron dan bintang iklan. Ya paling tidak, hal itu sudah berlangsung dua tahun. What a short time! Begitu Bahana berucap soal popularitasnya yang begitu cepat diraih. "Kelihatannya saja cepat padahal saya sudah melewati berbagai penolakan," ucapnya perlahan karena harus merapihkan bahasanya yang bercampur dengan Bahasa Inggris. Bukankah menjadi pemenang model salah satu majalah remaja secara otomatis akan mendatangkan banyak pekerjaan? "Nggak juga. Aku usaha sendiri, benar-benar dari nol!" jawab pria yang besar dan tumbuh di Singapura ini meyakinkan. Penolakan itu justru membuat ia kian bersemangat mencoba berbagai kasting. "Ditolak sana sini nggak membuat saya mundur. Yang ada cuma dorongan untuk coba dan coba lagi. Saya coba lihat dari sisi lain saja, mungkin akting yang masih kurang. Atau memang kurang ok?!" jelasnya seraya membelalakkan mata meminta persetujuan.
BERUSAHA REALISTIS
Dalam masa pencarian itu ia tetap berpikir realistis. Seandainya setelah bertahun-tahun ikut kasting tak lolos juga, maka ia akan menerima kenyataan. Mungkin, dunia akting bukanlah tempatnya. Pada prinsipnya ia tak gampang menyerah. Sama seperti ketika orang tuanya minta agar ia berprestasi semasa sekolah di Singapura. Ia tak bisa memenuhi permintaan itu. Pemeran Raka dalam sinetron Cahaya tayangan RCTI ini mengaku tak terlalu giat belajar secara formal. "Bukannya gimana-gimana, mungkin akademik memang bukan bidang saya," ujarnya terus terang. Glenn akhirnya memberontak. "Dalam hal tertentu memang saya pemberontak karena dituntut untuk sekolah yang benar dan saya nggak bisa. Berontaknya juga nggak gimana-gimana," cerita bintang iklan jam tangan ini.
Merasa tak yakin dengan angka-angka bagus bakal diperolehnya di sekolah, ia meminta restu untuk melakukan sesuatu. Hmm... kira-kira apa ya? Berhenti sekolah? Merantau? Nggak semuanya. Cowok berkulit bersih ini meminta agar ia diberi kesempatan untuk membuka rumah kos. "Both of my parents sering bolak balik Jakarta-Singapura. Dan rumah juga kosong. Jadilah usaha kos-kosan itu. Lumayan loh hasilnya!" celotehnya ceria dengan aksen bahasa Inggris yang sangat kental. Mulailah ia mengelola keuangan. Membayar listrik, pembantu dan yang lainnya. "Jadi ada setengah pemberontakan tapi juga membantu orang tua. Kalau memang saya tidak berhasil di satu bidang, saya akan coba bidang lain yang memang saya enjoy," simpul tokoh utama sinetron Rindu yang ditayangkan di AnTV ini. Glenn memang tipe pekerja. Begitu pun dalam hal akting. Kendati banyak menuai pujian, ia tak lantas puas diri. Ia terus berlatih untuk mempertajam aktingnya. "Satu lagi," lanjutnya, "Jangan pernah sombong. Semua yang sudah saya dapatkan bukan semata-mata kerja keras seorang diri. Banyak pihak yang sama kerja kerasnya untuk hasil yang baik." Pekerja keras, rendah hati, apalagi Glenn?
TUHAN MEMBAYAR LUNAS
Intan, Pangeran Penggoda, Buku Harian Nayla, Cahaya sederet judul sinetron lainnya yang diterimanya sebagai mukjizat dalam pekerjaan. Di luar itu, ia mengaku begitu banyak keajaiban yang Tuhan hadirkan dalam kehidupannya. Cowok yang suka ngobrol ini mengaku sebenarnya mereka empat bersaudara. Satu kakaknya meninggal akibat leukemia yang mengganas. Biaya rumah sakit yang mahal, ditambah lagi kemo selama dua tahun membuat keluarganya terlilit hutang. Tak tanggung-tanggung, jumlahnya mencapai ratusan ribu dollar. "Biaya rumah sakit kan mahal banget. Akhirnya kita boleh nyicil setiap bulan. Dan suatu kali, sudah tiga bulan berturut-turut keluarga saya nggak bayar cicilan. Waktu itu mama juga lagi ada masalah," paparnya panjang namun tetap enggan berbagi tentang persoalan sang bunda yang kini menjadi manajernya.
Akhirnya bulan berikutnya keluarga Glenn datang ke rumah sakit, berniat membayar. Keluarga dibuat terkejut. Bukan oleh jumlah angka yang disodorkan pihak rumah sakit. "Sudah lunas! Itu yang membuat keluarga kaget. Sampai sekarang, kami tetap tidak tahu siapa orang yang sudah melunasinya." Bisa saja kenalan, saudara atau teman? Ditanyai begitu bintang model ini berujar, "Keluarga aku tuh biasa-biasa saja, untuk membayar sebanyak itu, jelas nggak mungkin. Teman? Kayaknya, nggak ada yang rela deh!" jawabnya tanpa ragu sedikitpun bahwa itu merupakan jalan Tuhan. Pasca kejadian itu, maka kesulitan apapun akan dihadapinya. Karena ia yakin selalu ada jalan keluar di dalam Tuhan. "Kalaupun belum kelihatan jalan keluarnya, saya yakin sekali Tuhan pasti bantu," paparnya mantap. Pengalaman sudah membuktikan, kurang apa lagi, ya kan Glenn?!
CHRIST THE KING
Tak habis takjub aktor yang fasih berbahasa Inggris dan Mandarin ini atas jalan-jalan Tuhan. Apalagi menyangkut perjalanan imannya hingga memutuskan menjalani hidup di dalam Kristus. Pilihannya tersebut lantaran rasa damai yang menyeruak di hati saat ia berumur 14 tahun. Keluarganya terdiri dari beragam kepercayaan. Ini pula yang membuat orang tuanya tak terlalu memaksakan keyakinan apa yang harus diikuti. "Sejak kecil saya sudah diperkenalkan gereja Protestan, gereja Katolik sampai kuil itu bentuknya seperti apa. Di sana kegiatannya seperti apa."
Suatu kali sang bunda mengajaknya untuk ikut misa. Glenn kerap menolak. Hingga pada suatu malam ketika hujan deras mengguyur ia didorong satu keinginan kuat harus ke gereja Katholik mengikuti misa. "Saking pingin-nya, hujan deras pun saya terobos. Sampailah di Gereja Christ The King, waktu itu misa sudah mulai," jelasnya. Di dalam gereja ia duduk khusuk mengikuti misa. "I fall in love suddenly sama Katolik. Rasanya damai banget!" kenangnya dengan raut gembira. Itulah awal tumbuhnya rasa cinta pada Yesus hingga akhirnya memutuskan untuk dibaptis tahun 2004.
KE GUA MARIA MALAM HARI
Sibuk dengan sinetron stripping yang jelas-jelas menyita semuanya: energi, waktu dan yang lainnya membuat pehobi futsal ini harus pintar membagi waktu. Nggak mahal tapi bermanfaat besar untuk putra pasangan Richard dan Linda. "Ngobrol, it's fun!" ucapnya singkat. Ia memang gemar berbagi cerita, tapi bukan mengumbar loh. Dengan ngobrol ia bisa bertukar pikiran. Baginya, ngobrol bukan hanya dengan Chelsea Olivia, sang kekasih, atau pun keluarga. Dengan kru sinetron pun diladeninya. Di sini (lokasi syuting) ia merasa banyak belajar dan memahami karakter orang dengan ngobrol dan bercanda. Dan siapa nyana ternyata ia juga banyak ngobrol dengan Tuhan. Tuhan baginya dekat sekali, ada di hati. "Saya sering ngobrol sama Tuhan. Just share what inside my heart. Terkadang saya langsung mendapat jawabannya dari Tuhan. Lewat hati dan pikiran."
Kalau malam dan susah menemukan Glenn, carilah ia di gua Maria. Ia sering kali ngobrol dengan Tuhan di sana. "Just follow my heart! Kalau misalnya lagi free, tengah malam pun aku datang sendirian ke gua Maria. Berdoa," jelasnya sarat makna. Lantas bagaimana ia menempatkan Tuhan. Saat susah sajakah? "Always go to Him. Memang tidak selalu dengan hadir ke gereja setiap minggunya. Yang pasti saya selalu berdoa, karena Dia ada di dalam hati. So, bagi saya menghadap Dia tidak selalu harus hari Minggu," ujarnya mengakhiri obrolan siang itu yang tak lagi panas karena hujan mengguyur. Jadi ingat kejadian Glenn waktu di Singapura itu deh... gereja Christ The King...
Sumber :
bahana-magazine.com seperti dikutip www.jawaban.com
Comments
No responses to “Glenn Alinskie - Menembus Hujan Demi Kedamaian”
Posting Komentar