Tombol Kehidupan
Mengabaikan kemampuan tombol-tombol itu dalam menggerakkan perintah tertentu akan membuat kita cenderung menyepelekannya. Bagaimana kalau tombol itu berkaitan dengan rudal nuklir ? Fatal bukan ?
Saat Adam makan buah terlarang, dia menekan tombol yang membuat otoritas atas dunia pindah ke tangan iblis. Saat Yoas memukulkan anak panahnya hanya 3 kali, dia rupanya menekan tombol kemenangan hanya 3 kali.
Saat kita memberi dalam ketaatan, rupanya kita sedang menekan tombol kelimpahan, dan demikian seterusnya.
Mari memilih untuk selalu menekan tombol-tombol yang tepat dalam hidupmu.
Sumber: Pdt. Petrus Agung Purnomo
Dipercaya & Mempercayakan
Orang yang tidak memiliki kedua-duanya adalah orang yang gagal mengemban hidupnya di hadapan Tuhan dan manusia. Bagaimana tidak ? Orang yang dipercaya adalah orang yang dianggap memiliki integritas dan kemampuan, karena itulah orang lain percaya kepadanya.
Mereka yang dapat dipercaya mendapat penilaian positif dari Tuhan atau manusia. Sedangkan orang yang bisa mempercayakan sesuatu yang ada padanya pada orang lain adalah orang yang sedang memperbesar kapasitasnya.
Bayangkan kalau semua urusan hidupmu harus dikerjakan semua sendiri. Dari kerja, urusan dapur, les anak sekolah, sampai semua urusan pekerjaan tidak mempunyai pegawai/staff ataupun. Apa yang terjadi ? Kapasitasnya tidak bisa berkembang. Jadi harus bagaimana ? Jadilah orang yang dapat dipercayai dan temukan atau didik orang yang bisa menjadi kepercayaan. Di situ kita bisa dipercayai dan mempercayakan.
Sumber : Pdt. Petrus Agung Purnomo
Tuhan Mengerti, Tuhan Peduli
Satu-satunya orang yang selamat dari kecelakaan sebuah
kapal, terdampar di pulau yang kecil dan tak berpenghuni.
Pria ini segera berdoa supaya Tuhan menyelamatkannya,
dan setiap hari dia mengamati langit mengharapkan
pertolongan, tetapi tidak ada sesuatupun yang datang.
Dengan capainya, akhirnya dia berhasil membangun gubuk
kecil dari kayu apung untuk melindungi dirinya dari
cuaca, dan untuk menyimpan beberapa barang yang masih dia punyai.
Tetapi suatu hari, setelah dia pergi mencari makan,
dia kembali ke gubuknya dan mendapati gubuk kecil itu
terbakar, asapnya mengepul ke langit. Dan yang paling
parah, hilanglah semuanya. Dia sedih dan marah.
"Tuhan, teganya Engkau melakukan ini padaku?" dia menangis.
Pagi- pagi keesokan harinya, dia terbangun oleh suara
kapal yang mendekati pulau itu. Kapal itu datang untuk
menyelamatkannya. "Bagaimana kamu tahu bahwa aku di
sini?" tanya pria itu kepada penyelamatnya.
"Kami melihat tanda asapmu", jawab mereka.
Mudah sekali untuk menyerah ketika keadaan menjadi
buruk. Tetapi kita tidak boleh goyah, karena Tuhan
bekerja di dalam hidup kita, juga ketika kita dalam
kesakitan dan kesusahan.
Ingatlah, ketika gubukmu terbakar, mungkin itu "tanda
asap" bagi kuasa Tuhan. Ketika ada kejadian negative
terjadi, kita harus berkata pada diri kita sendiri
bahwa Tuhan pasti mempunyai jawaban yang positif untuk
kejadian tersebut.
Kamu berkata, "Itu tidak mungkin.
Tuhan berkata, "Tidak ada hal yang tidak mungkin."
(Lukas 18:27)
Kamu berkata, "aku terlalu capai."
Tuhan berkata, "Aku akan memberikan kelegaan padamu."
(Matius 11:28)
Kamu berkata, "Tidak ada seorangpun yang mencintai aku."
Tuhan berkata, "Aku mencintaimu. "
(Yohanes 3:16-Yohanes 13:34)
Kamu berkata, "Aku tidak bisa meneruskan."
Tuhan berkata, "Kasih karuniaKu cukup."
(2 Korintus 12:9 -Mazmur91:15)
Kamu berkata, "Aku tidak mengerti."
Tuhan berkata, "Aku akan menuntun langkah-langkahmu. "
(Amsal 3:5-6)
Kamu berkata, "Aku tidak bisa melakukannya. "
Tuhan berkata, "Kamu bisa melakukan semuanya."
(Filipi 4:13)
Kamu berkata, "Ini tidak berharga."
Tuhan berkata, "Itu akan berharga."
(Roma 8:28)
Kamu berkata, "Aku tidak bisa memaafkan diriku sendiri."
Tuhan berkata, "Aku memaafkanmu. "
(1 Yohanes 1:9-Roma 8:1)
Kamu berkata, "Aku tidak bisa mengatasi."
Tuhan berkata, "Aku akan menyediakan kebutuhanmu. "
(Filipi 4:19)
Kamu berkata, "Aku takut."
Tuhan berkata, "Aku tidak memberikan padamu roh ketakutan."
(II Timotius1:7)
Kamu berkata, "Aku selalu kuatir dan frustasi."
Tuhan berkata, "Serahkan segala kekuatiranmu kepadaku."
(I Petrus 5:7)
Kamu berkata, "Aku tidak mempunyai iman yang kuat."
Tuhan berkata, "Aku memberi setiap orang iman menurut ukurannya."
(Roma12:3)
Kamu berkata, "Aku tidak pandai."
Tuhan berkata, "Aku memberikan padamu hikmat."
(I Korintus 1:30)
Kamu berkata, "Aku merasa aku sendirian."
Tuhan berkata, "Aku tidak akan pernah meninggalkanmu atau membiarkanmu."
(Ibrani 13:5)
Sumber : forward email
Hati Tuhan Yang Penuh Belas Kasihan
Ada seorang pengembara yang sangat ingin melihat pemandangan yang ada di balik suatu gunung yang amat tinggi. Maka disiapkanlah segala peralatannya dan berangkatlah ia. Karena begitu beratnya medan yang harus dia tempuh, segala perbekalan dan perlengkapannya pun habis. Akan tetapi, karena begitu besar keinginannya untuk melihat pemandangan yang ada di balik gunung itu, ia terus melanjutkan perjalannya. Sampai suatu ketika, ia menjumpai semak belukar yang sangat lebat dan penuh duri. Tidak ada jalan lain selain ia harus melewati semak belukar itu.
Pikir pengembara itu, "Wah, jika aku harus melewati semak ini, maka kulitku pasti akan robek dan penuh luka. Tapi aku harus melanjutkan perjalanan ini."
Maka pengembara itupun mengambil ancang-ancang dan ia menerobos semak itu.
Ajaib, pengembara itu tidak mengalami luka goresan sedikitpun. Dengan penuh sukacita, ia kemudian melanjutkan perjalanan dan berkata dalam hati, "Betapa hebatnya aku. Semak belukarpun tak mampu menghalangi aku."
Selama hampir 1 jam lamanya ia berjalan, tampaklah di hadapannya kerikil-kerikil tajam berserakan. Dan tak ada jalan lain selain dia harus melewati jalan itu. Pikir pengembara itu untuk kedua kalinya, "Jika aku melewati kerikil ini, kakiku pasti akan berdarah dan terluka. Tapi aku tetap harus melewatinya."
Maka dengan segenap tekadnya, pengembara itu berjalan. Ajaib, ia tak mengalami luka tusukkan kerikil itu sedikitpun dan tampak kakinya dalam keadaan baik-baik saja.
Sekali lagi ia berkata dalam hati, "Betapa hebatnya aku. Kerikil tajampun tak mampu menghalangi jalanku."
Pengembara itupun kembali melanjutkan perjalanannya. Saat hampir sampai di puncak gunung itu, ia kembali menjumpai rintangan. Batu-batu besar dan licin menghalangi jalannya, dan tak ada jalan lain selain dia harus melewatinya. Pikir pengembara itu untuk yang ketiga kalinya, "Jika aku harus mendaki batu-batu ini, aku pasti akan tergelincir dan tangan serta kakiku akan patah. Tapi aku ingin sampai di puncak itu. Aku harus melewatinya."
Maka pengembara itupun mulai mendaki batu itu dan ia...tergelincir. Aneh, setelah bangkit, pengembara itu tidak merasakan sakit di tubuhnya dan tak ada satupun tulangnya yang patah.
"Betapa hebatnya aku. Batu-batu terjal inipun tidak dapat menghalangi jalanku."
Maka, ia pun melanjutkan perjalanan dan sampailah ia di puncak gunung itu. Betapa sukacitanya ia melihat pemandangan yang sungguh indah dan tak pernah ia melihat yang seindah ini. Akan tetapi, saat pengembara itu membalikkan badannya, tampaklah di hadapannya sosok manusia yang penuh luka sedang duduk memandanginya. Tubuhnya penuh luka goresan dan kakinya penuh luka tusukan dan darah. Ia tak dapat menggerakkan seluruh tubuhnya karena patah dan remuk tulangnya.
Berkatalah pengembara itu dengan penuh iba pada sosok penuh luka itu, "Mengapa tubuhmu penuh luka seperti itu? Apakah karena segala rintangan yang ada tadi? Tidak bisakah engkau sehebat aku karena aku bisa melewatinya tanpa luka sedikitpun? Siapakah engkau sebenarnya?"
Jawab sosok penuh luka itu dengan tatapan penuh kasih,
"Aku adalah Tuhanmu. Betapa hatiKu tak mampu menolak untuk menyertaimu dalam perjalanan ini, mengingat betapa inginnya engkau melihat keindahan ini. Ketahuilah, saat engkau harus melewati semak belukar itu, Aku memelukmu erat supaya tak satupun duri merobek kulitmu. Saat kau harus melewati kerikil tajam, maka Aku menggendongmu supaya kakimu tidak tertusuk. Ketika kau memanjat batu licin dan terjatuh, Aku menopangmu dari bawah agar tak satupun tulangmu patah. Ingatkah engkau kembali padaKU?"
Pengembara itupun terduduk dan menangis tersedu-sedu.
Tuhan telah menumpahkan darahNya untuk kebahagiaan kita. Kadang, kita lupa bahwa Tuhan selalu menyertai & melindungi kita. Kita lebih mudah ingat betapa hebatnya diri kita yang mampu melampaui segala rintangan tanpa menyadari bahwa Tuhan bekerja di sana. Maka, seperti Tuhan yang tak mampu menolak untuk menyertai anakNya, dapatkah kita juga tak mampu menolak segala kasihNya dalam perjalanan hidup kita dan membiarkan tanganNya bekerja dalam hidup kita?
Sumber : dari forward email
Integritas
Integritas kita diuji setiap. Jika seorang kasir bank salah mengembalikan uang lebih dalam jumlah besar kepada kita, apakah kita hanya akan dian atau bersikap jujur dan mengembalikan kelebihan uang tersebut ?
"Melakukan kefasikan adalah kekejian bagi raja, karena takhta menjadi kokoh oleh kebenaran"
Apakah kita tidak masuk kantor dengan alasan sakit sehingga kita bisa mengurusi urusan pribadi kita ?
"Bibir yang benar dikenan raja, dan orang yang berbicara jujur dikasihi-Nya"
Ketika telepon berdering dan ternyata dari orang yang kita tidak sukai, apakah kita akan menyuruh anak kita berbohong dan mengatakan bahwa Anda sedang tidak di rumah ?
Integritas akan melatih kita untuk menjadi orang kepercayaan Tuhan yang akan mendapatkan tanggung jawab besar.
Mungkinkah kita adalah orang tersebut? Tidak ada yang mustahil bagi Tuhan
Sumber : Lee Today Blessing
Bukan Dengan Kekuatan Kita Sendiri
Bersyukurlah apabila Tuhan tidak membuka jalan bagi suatu usaha, hubungan, pekerjaan , atau apapun itu yang menurut pikiran kita adalah baik. Namun tentunya yang terbaik buat kita belum tentu yang terbaik bagi Tuhan.
Bukankah ada tertulis :
"Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman Tuhan, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan" (Yeremia 29:11)
Semua yang kita alami adalah rencana Tuhan yang terbaik buat hidup kita, dan celakalah apabila jika kita sedang di luar waktu-Nya dan menyimpang dari kehendak-Nya, dan kemudian malah kita mencoba meneruskan usaha tersebut dengan segala kekuatan kita sendiri.
Menyerah di hadapan Tuhan, dan lakukan apa yang Dia mau dalam setiap hidup kita.
"Kamu telah membajak kefasikan, telah menuai kecurangan, telah memakan buah kebohongan. Oleh karena engkau telah mengandalkan diri pada keretamu, pada banyaknya pahlawan-pahlawanmu"(Hosea 10:13)
Sumber : Lee Today Blessing
Ingatlah Selalu Akan Dia
Sesungguhnya peperangan awal itu terjadi di alam pikiran kita sendiri. Kita harus mampu memenangkan terlebih dahulu pertempuran di alam pikiran kita. Bertekadlah dan kumpulkan segenap kekuatan ketika pikiran negatif itu datang menyerang. Tolak dan gantikanlah dengan pikiran dari Tuhan.
"Ingatlah selalu akan Dia, Yang tekun menanggung bantahan sehebat itu terhadap diri-Nya dari pihak orang-orang berdosa, Supaya jangan kamu menjadi lemah dan putus asa" (Ibrani 12 : 3)
Sumber : Lee Today Blessing
Kasih
Kasih itu sabar
Kasih itu murah hati
Ia tidak cemburu
Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong
"Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran" (1 Korintus 13 : 4-6)
Sumber : Lee Today Blessing
Belas Kasihan
Ketika Tuhan menaruh kasih dan kemurahan-Nya di dalam hati kita terhadap seseorang, itu artinya Ia sedang memberi kita kesempatan untuk membuat perbedaan di dalam hidup orang tersebut.
Marilah kita belajar untuk mengikuti tuntunan kasih-Nya, jangan mengabaikannya. Lakukan saja dengan hati penuh belas kasihan.
Seseorang membutuhkan kita, dan kita tidak boleh hanya tinggal diam saja. Kita senantiasa berjalan dalam kasih, dituntun oleh kasih, dan mengikuti kasih.
Sumber : Lee Today Blessing
Izinkan Tuhan Untuk Memulai Sesuatunya
Tuhan kadang mengizinkan kita membangun suatu mega proyek tanpa berkat-Nya, atau tidak pada waktu-Nya.
Masalahnya adalah jika kita memulai sesuatu dengan kekuatan kita sendiri dan menurut waktu kita sendiri, maka kita juga harus menyelesaikannya sendiri dan menjaganya dengan kekuatan kita sendiri.
Bila kita mengizinkan Tuhan memulai sesuatu, Dia akan bertanggung jawab menyelesaikannya bagi kita. Dia akan menyediakan segala sesuatu yang kita butuhkan.
"Serahkanlah hidupmu kepada Tuhan dan percayalah kepada-Nya, Dan Ia akan bertindak " (Mazmur 37 : 5)
Sumber : Lee Today Blessing
Janganlah Menjadi Lemah
Tetapi ingatlah ! Semakin kita berjuang dan membayar harganya, maka semakin besar pula upah kita.
"Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, Karena apabila sudah datang waktunya, Kita akan menuai, Jika kita tidak menjadi lemah" (Galatia 6 : 9)
Jangan lemah ! Tuhan akan menyatakan keadilan-Nya di dalam hidup setiap kita.
"Jangan sesat ! Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya. Sebab barangsiapa menabur dalam dagingnya, Ia akan menuai kebinasaan dari dagingnya, Tetapi barangsiapa menabur dalam Roh, Ia akan menuai hidup yang kekal dari Roh itu" (Galatia 6 : 7 - 8)
Sumber : Lee Today Blessing
Lembah Kelam (Shadow of Death)
Lembah adalah lokasi di lekukan di antara dua pegunungan. Tempat ini biasanya gelap dan lembab karena kurangnya sinar matahari dan mungkin dihuni banyak binatang buas serta ular berbisa. Kadang lembat dijadikan sebagai tempat persembunyian para perampok yang kejam. Jadi, amat berbahaya mengadakan perjalanan melewati lembah-lembah. Banyak orang menjadi takut untuk melaluinya, dan itu sebabnya sering disebut dengan istilah "lembah kekelaman" (shadow of death).
Bagian mazmur ini berbicara tentang pengalaman hidup di "lembah kelam". Ada saat seseorang mengalami kekurangan, letih lesu, maupun ketakutan. Semua usaha telah dicoba, namun tetap tidak ada jalan keluar juga. Orang lain di sekitarnya pun tidak bisa memberikan pertolongan. Jikalau kehidupan dihadapkan pada posisi terjepit dan tidak ada kelepasan, apakah hidup harus berakhir ?
Bagi pemazmur, jawabannya adalah tidak ! Dia berseru kepada Tuhan. Dan empat kali pemazmur dilepaskan dari segala penderitaan hidupnya oleh Tuhan. Apabila seseorang harus memasuki pengalaman "lembah kelam", bukan karena Tuhan itu jahat ! Justru lewat "lembah kelam" itulah seorang anak Tuhan dapat diajarkan untuk ingat kepada Tuhan.
Apakah hari-hari ini saudara sedang masuk dalam "lembah kelam" ? Jangan patah semangat dan hilang pengharapan. Tuhan rindu memberikan kekuatan dan pertolongan kepada setiap anak-anakNya. Mari berseru kepada Tuhan dengan iman dan kerendahan hati. Berharaplah akan kasih setiaNya karena pada waktunya nanti Tuhan akan bertindak. Dia sanggup membawa kita keluar dari gelap dan kelam.
Sumber : Sinar Kasih April 2008
Dia Ingin Kita Berbahagia
Beranikah kita mempercayai Tuhan untuk hal-hal yang besar ?
Tuhan tidak ingin membuat kita tertatih-tatih seperti pengemis yang hidupanya serba kekurangan dalam segala hal. Dia tidak ingin hidup kita hanya dihabiskan untuk membayar biaya transportasi, kontrakan rumah, uang sekolah, dan banyak lagi.
Dia tidak ingin kita tidak berbahagia dan berkekurangan. Bukanlah pilihan Tuhan bagi kita untuk hidup dalam penderitaan terus menerus.
Bangkitlah !
Sumber : Lee Today Blessing
Betapa Dahsyatnya Allahku
"Katakanlah kepada Allah : "Betapa dahsyatnya segala pekerjaan-Mu ; Oleh sebab kekuatan-Mu yang besar musuh-Mu tunduk menjilat kepada-Mu. Seluruh bumi sujud menyembah kepada-Mu, Dan bermazmur bagi-Mu, memazmurkan nama-Mu." Pergilah dan lihatlah pekerjaan-pekerjaan Allah ; Dia dahsyat dalam perbuatan-Nya terhadap manusia." (Mazmur 66 : 3 - 5)
Jika kita melakukan bagian kita dengan merenungkan secara teratur kebaikan Tuhan dan hidup dengan iman serta pengharapan, maka Tuhan akan menyatakan dan menyediakan sesuatu yang bahkan tidak pernah kita impikan.
Tuhan akan membawa kita naik menuju level yang baru dimana kita tidak pernah membayangkan sebelumnya. Tuhan memiliki hal-hal hebat untuk kita.Anda tidak perlu menunggu diberkati karena sesungguhnya Anda telah diberkati bahkan ketika masih di dalam kandungan.
Halleluya !
Sumber : Lee Today Blessing
Lebih Dari Pemenang
Kita akan merasa lega jika kita mengerti bahwa kita tidak perlu merekayasa segala sesuatu yang terjadi pada kita. Kita tidak harus terpancing untuk membalas dendam, dan tidak perlu memanipulasi keadaan.
Tuhanlah yang berperang untuk kita, dan Tuhan telah berjanji untuk membela kita, maka hari ini kita bisa berjalan dengan penuh percaya diri.
Dengan sukacita, senyum, dan nyanyian syukur di hati, kita semua boleh berkata bahwa kita adalah lebih dari pemenang.
Sumber : Lee Today Blessing