Yesaya 52:7, "Betapa indahnya kelihatan dari puncak bukit-bukit kedatangan pembawa berita, yang mengabarkan berita damai dan memberitakan kabar baik, yang mengabarkan berita selamat dan berkata kepada Sion: "Allahmu itu Raja!"
Saya pernah mendengar bahwa satu-satunya hal yang dapat kita bawa sampai ke surga adalah jiwa. Dan sebagai orang tua, kita memegang peranan penting agar setiap orang mendekat kepada kita - terutama anggota keluarga kita sendiri - untuk membagikan kemuliaan hadirat Tuhan yang kekal. Sungguh suatu kesempatan yang indah dan berharga (lihat Yesaya 52:7)!
Saya tahu bahwa tugas untuk memastikan keselamatan setiap anggota keluarga tampaknya menakutkan, tapi hal ini hanya dimulai dengan dua tanggung jawab: Pertama, kita perlu berdoa untuk anak-anak kita. Kedua, kita perlu memberikan teladan akan kasih dan hidup bagi Kristus sehingga anak kita pun pada akhirnya ingin mengenal Yesus secara pribadi.
Teladan Saya
Nenek saya, Virginia Bell, adalah sebuah teladan yang luar biasa bagi saya. Ia menunjukkan bagaimana seharusnya hidup bagi Kristus. Nenek menghabiskan tahun-tahun awal pernikahannya sebagai misionaris medis di Cina, menanggalkan kehidupan pribadinya dan dengan penuh pengorbanan melayani suaminya (seorang dokter medis yang sibuk), melayani keluarganya dan komunitas gerejanya. Nenek tidak berkhotbah maupun mengajar; kehidupan kerohaniannya tidak pernah memaksa orang untuk mengenal Yesus. Saya menyaksikan sendiri bagaimana ia secara sederhana menyentuh hidup banyak orang.
Nenek adalah seorang wanita yang sangat praktis dan teratur, tidak pernah terlalu sibuk untuk menghabiskan waktu bersama dengan saya ataupun melibatkan saya dalam banyak kegiatannya yang tak terhitung. Imajinasinya yang tinggi membuat cerita yang membosankan sekalipun menjadi dapat dinikmati; dan saat ia membacakan sebuah kisah, nenek membuat sang tokoh dalam cerita itu menjadi hidup dan ia mampu menghidupi karakter sang tokoh dengan suaranya yang lucu. Nenek memiliki permainan Alkitab yang sangat bagus, mengajarkan fakta-fakta dalam Alkitab yang mungkin tak akan pernah saya dapatkan dari siapapun juga. Cerita sebelum tidur yang disampaikan nenek dengan penuh antusias pun begitu luar biasa. Bagaimana ia menggambarkan tahun-tahun yang dilaluinya di Cina dengan para bangsawan dan bandit, menghanyutkan saya dalam petualangan yang dialaminya.
Peranan Saya Sebagai "Mackie"
Peranan saya sebagai orang tua tampaknya cukup jauh berbeda dengan nenek saya sendiri. Saya bekerja, melakukan banyak perjalanan ke luar kota dan menghadapi banyak pertemuan-pertemuan penting. Dan saat saya tiba di rumah, proyek-proyek yang tak terhitung telah menanti perhatian saya. Tapi tak ada sukacita yang lebih besar daripada saat saya mendengar pintu kerja saya diketuk dan terdengar suara teriakan memanggil, "Mackie, kamu ada di mana?" (anak-anak memanggil saya dengan nama itu). Dan tampaklah wajah-wajah lucu yang mengintip melalui pintu. Saya suka membayangkan hal-hal yang bodoh bersama dengan mereka.
Semua anak saya senang mendengarkan saya bercerita. Peralatan seperti yang digunakan nenek saya untuk mempersiapkan saat-saat berkumpul bersama keluarga seperti saat ini memenuhi ruang keluarga saya. Ruangan itu penuh dengan buku untuk anak-anak saya. Mereka membuka buku-buku itu, mencari buku yang tepat dan meminta saya untuk membacakannya bagi mereka.
Setiap musim panas, anak lelaki saya menghadapi liburan yang cukup panjang dan ia dapat menghabiskan dua minggunya bersama saya. Karena dia ada di sini untuk waktu yang cukup panjang, kami memiliki kesempatan untuk membicarakan apa yang ada di pikirannya. Anak saya tahu kalau dia dikasihi tanpa syarat, bahwa dia memiliki tempat yang sangat spesial di hati saya dan saya adalah seseorang yang penuh dengan kejutan.
Membimbing Mereka Pada Kristus
Apa yang dapat Anda lakukan untuk memperkenalkan mereka pada Kristus? Apapun bisa Anda lakukan. Sebagai orang tua, kita membuka jalan untuk membagikan kebenaran sebagaimana kita menjaga hubungan dengan generasi yang lebih muda. Jika kita tak bersedia melakukannya, kita malah bersikap kritis, kasar, bersikap tidak menyenangkan, menuntut atau menyela sikap mereka, anak-anak kita tidak akan tertarik dengan apapun yang kita katakan. Kita ingin agar mereka tertarik pada Kristus.
Anak-anak memiliki hati yang lembut dan sangat terbuka pada kebenaran rohani. Rasa penasaran mereka dapat membuka jalan untuk dimulainya percakapan, dan memberikan kesempatan bagi kita untuk membicarakan kasih Tuhan. Tuhan sendiri telah memberikan kepada kita sumber yang tak terbatas dari alam. Saat saya berjalan sepanjang pantai bersama anak saya, kami mencari kerang, mengamati burung-burung pantai, menanti terlihatnya telur penyu dari dalam pasir yang tersapu ombak, kami pun membicarakan tentang ciptaan Tuhan. Saat kami melihat ombak datang bergulung, kami membicarakan bagaimana samudra itu merefleksikan karakter Tuhan: penuh kuasa, begitu mengagumkan, setia dan kasih-Nya yang begitu dalam.
Saat matahari terbenam ataupun munculnya matahari setelah badai berlalu membuat kami membahas kedatangan Yesus kembali. Saat kami melihat bunga lili yang indah dan harumnya yang semerbak di halaman, kami membicarakan bagaimana Alah menciptakan mereka dengan begitu detail sebagaimana seorang seniman melukis di kanvasnya. Saya menjelaskan pada anak saya bahwa Tuhan memberikan hal ini kepada kita untuk memuaskan Dia dan juga kita.
Secara terbuka saya membuat Tuhan terlibat dalam kehidupan saya sehari-hari. Anak-anak saya tahu bahwa Tuhan adalah prioritas. Mereka melihat saya membaca Alkitab setiap hari. Mereka mendengar saya berdoa dengan mereka dan bagaimana saya mendoakan mereka. Mereka melihat bagaimana saya hidup dengan iman.
Iman datang dengan mudah pada seorang anak. Saat anak kita masih muda, kita perlu untuk mengambil keuntungan dari hal ini dan mengambil kesempatan untuk mengajarkan mereka bagaimana nyatanya Kristus dalam kehidupan kita sendiri, sehingga mereka pun ingin mengenal-Nya secara pribadi juga. Mungkin melalui perkataan kita dan teladan hidup kita, kita mendapatkan hak yang sangat besar untuk memimpin mereka pada sang Juru Selamat.
Sungguh suatu kehormatan!
Sumber : www.jawaban.com
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Comments
No responses to “Memimpin Anak Pada Kristus”
Posting Komentar