Banyak perusahaan yang menghabiskan milyaran dolar dalam setahun untuk memakai selebritis mempromosikan produk mereka. Mereka percaya budaya kita mengajarkan untuk memakai, melihat, memakan bahkan mengendarai mobil sebagaimana selebritis melakukannya. Dan mungkin saja mereka benar. Seringkali kita mencoba melakukan sesuatu untuk menjadi seperti orang lain daripada menjadi diri kita sendiri.
Saya memikirkan hal ini saat menghadapi pertanyaan seputar kepribadian. "Bagaimana saya dapat menyondongkan jawaban saya agar memiliki perasaan ‘lebih berharga' dengan menjadi seperti orang lain ataupun menjadi seperti apa yang orang lain inginkan." Saya kembali melihat ke belakang dan melihat bagaimana saya menerapkan pikiran ini dalam beberapa hubungan saya di masa lalu.
Ada saat di mana saya mencoba untuk melakukan apapun yang saya pikir akan menyenangkan pacar saya. Saya merubah gaya hidup saya, pola makan saya, bahkan olahraga yang biasanya saya lakukan. Sikap saya sepenuhnya berubah. Saya menjadi seseorang yang berbeda. Setelah menjalani segala gejolak emosi yang naik turun ini, seorang teman dekat saya mengatakan kalau saya bukanah diri saya yang sebenarnya.
Saya menyadari bahwa saya telah membiarkan hubungan saya menentukan siapa diri saya.
Gambaran Allah Dalam Diri Anda
Beberapa tahun yang lalu sebuah iklan terkenal memakai statement, "Jadilah seperti Mike" (Michael Jordan). Sebagai hasilnya, jutaan orang berlomba-lomba membeli sepatu basket dan kaos yang disablon dengan gambarnya. Satu-satunya orang yang digambarkan oleh semua hal itu adalah Michael Jordan.
Kejadian 1:27 berkata: "Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka".
Kita semua diciptakan seturut dengan gambar Allah, bukan dengan gambaran yang Anda lihat di cover majalah, televisi ataupun di dalam film yang Anda tonton. Namun sayangnya, banyak waktu yang telah kita habiskan untuk menyerap gambar diri ini dari media daripada kita menyerapnya dari apa yang Tuhan katakan.
Yeremia 1:5 berkata, "Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal engkau, dan sebelum engkau keluar dari kandungan, Aku telah menguduskan engkau, Aku telah menetapkan engkau menjadi nabi bagi bangsa-bangsa".
Pastilah menyakitkan bagi Tuhan saat melihat saya berusaha untuk menjadi orang lain daripada saya berusaha menyamai pribadi sebagaimana IA menciptakan saya.
DIA mengenal saya (kita)
DIA membentuk saya (kita)
DIA memisahkan / menguduskan saya (kita)
DIA menetapkan saya (kita) menjadi nabi bagi bangsa-bangsa.
Pandanglah diri Anda sebagai ciptaan Allah seturut dalam gambar dan rupa-Nya dan bagi tujuan yang telah Tuhan tetapkan bagi hidup Anda.
Murnikan Diri Anda
Logam mulia yang disebutkan dalam Alkitab seringkali dihubungkan dengan karakter seseorang. Proses memurnikan atau membuat logam itu menjadi mulia harus melalui panas yang tinggi, ditempa, didinginkan dan dibentuk sepanjang proses itu berlansung. Perjalanan hidup kita untuk menjadi mulia mengharuskan kita untuk melalui saat-saat sulit dan penuh perjuangan sehingga kita dapat bertumbuh semakin kuat, murni dan komplit.
Zakharia 13:9 berkata, "Aku akan menaruh yang sepertiga itu dalam api dan akan memurnikan mereka seperti orang memurnikan perak. Aku akan menguji mereka, seperti orang menguji emas. Mereka akan memanggil nama-Ku, dan Aku akan menjawab mereka. Aku akan berkata: Mereka adalah umat-Ku, dan mereka akan menjawab: TUHAN adalah Allahku!"
Saya senang Alkitab menggunakan kata ‘dimurnikan' untuk kondisi ini.
Definisi dari dimurnikan mengandung arti yang sangat jelas dan melukiskan hasil yang positif.
•Bebas dari ketidakmurnian maupun material yang tidak diinginkan
•Bebas dari ketidaksempurnaan moral
•Membangun kesempurnaan dengan memangkas dan menggosok
•Menjadi murni dan sempurna
•Membuat perbaikan dengan memperkenalkan perbedaan
Setiap kita memiliki ketidakmurnian dan ketidaksempurnaan moral yang dapat dimurnikan dan disempurnakan. Kita dapat bekerja di area yang menunjukkan siapa diri kita sebenarnya. Bagaimanapun juga, insting kita mungkin akan menghindari situasi yang akan menarik kita ataupun menunjukkan kelemahan kita karena kita tidak ingin ‘bersepakat dengan hal itu'. Lebih mudah bagi kita untuk menyalahkan orang lain dalam situasi tertentu daripada mengambil tanggung jawab atas apa yang telah kita lakukan. Hal ini biasanya terjadi dalam sebuah hubungan.
Bagaimana Sebuah Hubungan Dapat Dimurnikan
Saya pernah bekerja dengan seseorang, yang ketika ditanyakan, "Mengapa Anda menikahi istri Anda yang telah memperlakukan Anda dengan sangat kasar?" Dan dia menjawab, "Saya lebih baik menikah dan sengsara daripada jomblo dan sendirian." What?! Apakah itu tujuan Tuhan menciptakan dia dalam gambar dan rupa-Nya, untuk menikah dan sengsara?
Banyak hubungan yang mengalami masa yang sukar karena dua orang yang ‘tidak sempurna' memasuki hubungan itu dan menginginkan orang lain untuk ‘melengkapi' mereka. Daripada mencari seseorang untuk melengkapi Anda, pandanglah pada Tuhan yang akan melengkapi Anda seutuhnya.
"Mendekatlah kepada Allah, dan Ia akan mendekat kepadamu". (Yakobus 4:8)
Bertumbuhlan mendekat kepada Tuhan dan belajarlah akan kehendak-Nya bagi hidup Anda dan hubungan yang sedang Anda jalani.
Evaluasilah hal-hal yang Anda sukai dan Anda tidak sukai dari diri Anda dan dari seseorang yang sedang menjalin hubungan dengan Anda saat ini.
Tentukan bagaimana Anda dapat menjadi pribadi ataupun pasangan yang lebih baik dan tipe orang seperti apa yang Anda inginkan untuk bersama-sama menjalani hubungan ini.
Semakin dekat kita dalam hubungan dengan Tuhan, semakin dekat kita pada kehendak Tuhan atas hidup kita dan semakin sehatlah kita dalam menjalin hubungan dengan orang lain.
Dimanakah Anda saat ini dalam proses disempurnakan, ditempa dan dimurnikan? Seberapa dekat Anda dengan Anda yang seharusnya seturut dengan ciptaan Tuhan? Jangan kalahkan mimpi Tuhan bagi hidup Anda demi menenangkan suatu hubungan, mengikuti mimpi orang lain ataupun karena hubungan yang Anda jalani tidak dapat berjalan dengan baik. Jangan biarkan ketidaksuksesan hubungan Anda menentukan siapa Anda sebenarnya, pakailah hal itu untuk menyempurnakan diri Anda menjadi pribadi yang telah ditentukan dan dirancang sebelumnya oleh Tuhan bagi hidup Anda.
"Bukan seolah-olah aku telah memperoleh hal ini atau telah sempurna, melainkan aku mengejarnya, kalau-kalau aku dapat juga menangkapnya, karena aku pun telah ditangkap oleh Kristus Yesus. Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus" (Filipi 3:12-14).
Sumber : www.jawaban.com
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Comments
No responses to “Mendapatkan Kemurnian Dalam Suatu Hubungan”
Posting Komentar