Gio seorang anak Italia. Karena kesulitan ekonomi dalam keluarga, mengharuskan dia putus dari sekolah pada usia 9 tahun, ikut bersama dengan ibunya menjaga toko alat-alat tulis yang dibuka di pinggir sebuah sekolahan.
Tokonya sangat kecil (luas toko itu hanya kira-kira 7 hingga 8 meter persegi), jadi uang yang dihasilkan juga kecil sekali. Hanya bisa untuk mempertahankan hidup dengan sederhana. Meski begitu ibu-nya menyediakan satu botol besar lem cair gratis, untuk siswa-siswa yang membeli amplop dan perangko.
Pada saat itu, Gio dan ibunya harus bekerja seharian penuh baru bisa mendapatkan sebotol lem cair itu, sehingga membuat Gio sangat tidak bisa memahami pemikiran ibunya.
Ibunya lalu menjelaskan bahwa, dari hal yang sangat kecil dan sepele, kadang kala malah bisa membuat orang merasakan kehangatan, hanya dengan membuat orang merasa hangat, baru bisa berdagang dengan baik, walaupun tidak berdagang jika bisa membuat orang lain merasakan kehangatan, juga merupakan suatu hal yang baik.
Tidak lama kemudian, ibunya juga mengeluarkan rautan pensil untuk dipergunakan para siswa secara gratis. Pada saat itu rautan pencil merupakan alat yang baru muncul di pasaran, kebanyakan para siswa itu tidak mampu membeli, jadi mereka datang ke toko kecil itu untuk meraut pensil mereka. Dalam beberapa hari rautan pencil itu sudah rusak. Ibunya lalu mengeluarkan lagi rautan pensil yang baru.
Toko kecil yang dibuka oleh Gio bersama ibunya itu, walaupun untungnya sangat tipis, tetapi selalu bisa membuat orang merasakan kehangatan dan ramah-tamah. Beberapa tahun kemudian, Gio telah tumbuh menjadi seorang remaja yang berusia 15 tahun, dia merasa harus mengerjakan sesuatu pekerjaan.
Karena Italia pernah sebagai satu negara yang memiliki banyak sepeda, Gio lalu membuka servis sepeda angin tepat berada di depan toko kecilnya sendiri. Ini adalah bisnis pertama Gio yang dia rintis sendiri.
Gio menyediakan karet pentil gratis bagi orang yang mereparasikan sepedanya. Mereparasikan sepeda di tempat lain, penggantian karet pentil dikenakan biaya, hanya di tempat Gio yang gratis, hal ini membuat orang terheran-heran. Para siswa lebih baik menempuh jarak satu hingga dua kilometer lebih jauh, juga akan pergi ke tempat Gio untuk mereparasikan sepeda mereka.
Beberapa tahun kemudian, Gio membuka usaha kantor jasa penitipan paket kilat. Di perusahaan jasa penitipan yang lain, membungkus barang paket dikenakan biaya. Tetapi di tempat Gio, pemaketan yang sederhana adalah gratis. Perusahaan Gio untung lebih sedikit jika dibandingkan dengan perusahaan penitipan kilat yang lain, tetapi dengan sangat cepat Gio mendapatkan hati para pelanggan.
Ketika Gio berusia 39 tahun, dia mengambil alih sebuah toko distributor mobil. Saat dia baru mengambil alih toko itu, dia membiarkan para pegawainya mempersiapkan mental untuk merugi selama setengah tahun.
Siapapun sudah tahu bahwa Gio adalah orang yang paling pandai mencari untung, tetapi pengumuman yang dia keluarkan justru kerugian. Pernyataan yang di keluarkan oleh Gio ini lebih-lebih membuat kegemparan di dunia otomotif, "Semua orang yang membeli mobil di toko ini, mendapatkan gratis interior."
Gio merupakan orang yang pertama kali menjual mobil seperti ini di seluruh Italia, juga merupakan pelopor dari seluruh dunia dengan memberikan interior gratis bagi pembeli mobil. Tidak sampai setengah tahun, perusahaan otomotif Gio sudah mulai mendapatkan keuntungan.
Saat Gio berusia 50 tahun, dia mendirikan supermarket berantai yang paling besar di Itali. Di supermarket yang lain satu peni dan satu sen harus diperhitungkan.
Di supermarket milik Gio pelanggan bisa menghemat uang receh. Angka di belakang koma semuanya di tanggung oleh super market. Mengalah beberapa sen bagi sebuah supermarket adalah masalah yang sangat kecil, akan tetapi Gio telah memenangkan hati para pelanggan.
Seumur hidup Gio selalu melakukan "Hal yang sangat kecil, tetapi menghangatkan hati." Kelihatannya tidak ada apa-apa, sangat biasa hingga tidak perlu diutarakan.
Tetapi Anda keliru, kebanyakan orang di dunia ini, tidak bisa melaksanakan hal ini. Orang semakin kaya, pada hakekatnya semakin perhitungan. Bank adalah tempat yang paling banyak uang, tetapi dia berhubungan dengan para nasabahnya dengan memperhitungkan sampai sen dan peni. Perhitungan yang sangat cermat hingga beberapa angka di belakang koma, perhitungannya sering mencapai taraf yang tidak dapat ditolerir oleh para nasabahnya, bahkan tinta printer untuk buku tabungan nasabah juga enggan untuk diganti, angka dan huruf yang tercetak di atas buku tabungan, selalu pudar dan samar-samar, karena dengan cara beginilah yang paling hemat.
Dari ilmu kejiwaan, tidaklah mudah bagi seseorang untuk mengalah satu sen atau satu peni pada orang lain. Kebanyakan orang, termasuk para tokoh dunia, mereka sering menimbulkan kebencian pada masyarakat justru hanya karena mereka terlalu perhitungan pada keuntungan kecil dan kurang memberi perhatian atas hal-hal kecil. Dan sifat terlalu perhitungan serta tidak bisa mengalah kepada orang lain ini, merupakan kelemahan dari sifat manusia yang paling sulit ditanggulangi. Seseorang bila dalam hidupnya, ia bisa merelakan suatu keuntungan pada orang lain, walaupun keuntungan itu hanya kecil, maka menunjukkan bahwa orang ini benar-benar memiliki jiwa yang lapang serta hatinya penuh dengan kasih.
Sumber : www.erabaru.or.id
Comments
No responses to “Prinsip Gio : Sepele Tapi Menghangatkan Hati”
Posting Komentar