Komitmen jauh lebih rumit dari hanya sekedar cinta. Anda bisa saja sangat mencintai seseorang namun tak dapat berkomitmen dengannya. Dalam perkembangan zaman saat ini, komitmen sepertinya telah menjadi bahan lelucon semata. Tak peduli apa kata orang, banyak orang yang kehilangan hati bagi pasangan mereka.
Isu komitmen adalah masalah sosial. Satu-satunya cara untuk memiliki hubungan yang sehat adalah kedua belah pihak harus memiliki komitmen yang setara dan ketika keseimbangan ini hilang, hubungan pun akan menderita. Bayangkan gambaran saat sepasang kekasih berjalan bergandengan tangan di pantai. Dalam sebuah hubungan yang sehat, sepasang kekasih itu akan berjalan beriringan atau mungkin saling bersandar untuk saling membisikkan kata-kata manis. Dalam hubungan yang tidak sehat, saat satu pihak bersandar, yang lain menghindar dan demikian sebaliknya. Selalu ada ketidak-seimbangan dan semua dorongan serta sandaran ini justru menyebabkan perselisihan, ketidak-bahagiaan dan hubungan pun berakhir.
Ketika Anda mencintai seseorang, memberikan komitmen Anda sepenuhnya kepada dirinya merupakan hadiah terbaik yang dapat Anda berikan. Komitmen adalah sesuatu yang tidak boleh diterima dengan sembaranagn dan memiliki kepuasan serta kuasa yang menakjubkan. Akhir dari suatu komitmen dalam pernikahan adalah ‘sampai maut memisahkan’ – dan seringkali hal itu menimbulkan ketakutan, keraguan dan kecemasan bagi kedua belah pihak untuk alasan yang baik.
Namun komitmen sejatinya melebihi sumpah pernikahan. Jika kita bicara mengenai komitmen, kita juga bicara mengenai mereka yang menikah demi pesta pernikahan, bukan hanya pernikahan itu sendiri atau menghabiskan sisa hidup Anda dengan orang lain. Jika Anda tidak dapat membayangkan diri Anda dengan ‘dia’ selama sisa hidup Anda, lalu apa yang Anda lakukan dengan berjalan di altar? Jika Anda kuatir akan kehilangan kebebasan atau Anda memiliki prioritas lain dalam hidup, mungkin belum saatnya bagi Anda untuk mengkomitmenkan diri Anda kepada seseorang.
Ketakutan untuk berkomitmen seringkali merupakan bentuk lain dari ketakutan akan pengkhianatan. Bagi mereka yang mengalami pengkhianatan di masa lalu, baik dalam hubungan percintaan, dalam persahabatan atau oleh orangtua, pengkhianatan seringkali menjadi motivasi yang kuat untuk tidak menyerahkan hati pada seseorang dan bertahan untuk tetap sendiri. Selain itu, saat mereka akhirnya menyerah dan mencoba memulai hubungan dengan seseorang, pendekatan yang dilakukan dalam hubungan tersebut biasanya tidak seimbang dan tidak sehat. Mereka terlalu bersikap posesif terhadap pasangannya atau tetap mencoba tenang dan menyendiri – dan akhirnya pasangannya pun menjadi tidak bahagia.
Mari kita kembali pada gambaran pasangan yang berjalan di tepi pantai. Sebut saja mereka bernama Steve dan Jennifer agar lebih mudah. Mereka berjalan beriringan, saling berpegangan tangan dan tampak jelas bahagia menikmati kebersamaan satu sama lain. Lalu Steve menyandarkan dirinya ke Jennifer sambil memeluk Jennifer dan direspon, Jennifer menyandarkan dirinya kepada Steve mencari tahu apa yang diinginkan Steve. Jennifer semakin menyandarkan dirinya kepada Steve, dan Steve mulai mundur perlahan. Tak ada seorangpun yang suka dipaksa.
Sekarang apa yang akan terjadi jika Jennifer berhenti bersandar ke Steve dan langsung berdiri tegak? Steve akan berhenti bersandar dan ikut mengangkat badannya sejajar dengan Jennifer karena Jennifer tak lagi bersandar padanya. Steve akan mengatakan kepada Jennifer apa yang mengganggunya. Mereka membicarakan masalah yang ada, dan secepat munculnya, hubungan itu pun kembali membaik dan menjadi sehat.
Mendorong, memaksa, curiga dan manipulasi bukanlah bagian dari mengkomitmenkan diri pada seseorang.
Sebuah hubungan yang sehat, seimbang dan berkomitmen merupakan salah satu hal yang paling berharga yang pernah Anda alami. Menghabiskan hidup dengan seseorang yang Anda cintai dan juga mecintai Anda dengan segenap hati merupakan suatu hal yang benar-benar Anda inginkan di dalam kehidupan.
Sumber : professorshouse.com/jawaban.com
Comments
No responses to “Komitmen Yang Jauh Melebihi Janji Pernikahan”
Posting Komentar