Saat saya merenungkan situasi itu, Tuhan memberi saya pengertian yang membantu saya, secara pribadi, dan juga banyak orang lain. Tuhan menunjukkan bahwa bangsa Israel menghabiskan waktu selama itu di padang gurun karena mereka mempunyai mental "padang gurun". Kita tidak seharusnya memandang bangsa Israel dengan keheranan, karena kebanyakan dari kita melakukan hal yang sama. Kita berkeliling dan berputar-putar mengitari gunung yang sama padahal seharusnya kita membuat kemajuan. Butuh waktu bertahun-tahun bagi kita untuk mengalami kemenangan atas sesuatu yang seharusnya bisa ditangani dengan cepat dan menjadi masa lalu di belakang kita. Tuhan menunjukkan bahwa mental "padang gurun" adalah pola pikir yang salah.
Kita bisa mempunyai pola pikir yang benar, yang akan menguntungkan kita, atau pola pikir yang salah, yang akan menyakiti diri kita sendiri dan menghalangi kemajuan kita. Kolose 3:2 mengajar kita untuk menentukan pola pikir kita dan menjagainya. Kita harus menempatkan pikiran kita di arah yang benar. Pola pikir yang salah tidak hanya akan mempengaruhi keadaan luar kita, tapi juga mempengaruhi kehidupan di dalam kita.
Ada masa-masa di mana kondisi luar saya tidaklah buruk, tapi saya tidak bisa menikmati apapun dalam hidup saya karena pikiran saya sedang berada di "padang gurun". Dave dan saya mempunyai rumah yang nyaman, 4 anak yang lucu, pekerjaan yang bagus, dan cukup uang untuk hidup dengan nyaman. Tapi bagaimanapun juga, saya tidak bisa menikmati berkat-berkat itu karena saya mempunyai mental "padang gurun" yang membuat saya terjebak.
Beberapa orang melihat hal-hal secara negatif karena mereka telah mengalami keadaan-keadaan tidak menyenangkan sepanjang hidup mereka dan tidak bisa membayangkan semua itu bisa membaik. Lalu ada beberapa yang melihat semuanya secara buruk dan negatif hanya karena demikianlah yang mereka rasakan di dalam. Apapun penyebabnya, sudut pandang yang negatif membuat seseorang mempunyai kehidupan yang menyedihkan dan tidak mampu membuat kemajuan apapun menuju "tanah perjanjian".
Tuhan memanggil bangsa Israel keluar dari Mesir (ikatan) dan masuk ke tanah di mana Dia menjanjikan untuk memberikan mereka warisan yang berkelimpahan, tanah yang dipenuhi dengan susu dan madu dan segala hal baik yan bisa mereka bayangkan. Itu adalah tanah di mana tidak akan ada kekurangan, tanah yang makmur. Sebagian besar dari generasi yang Tuhan bawa keluar dari Mesir tidak pernah memasuki tanah perjanjian, mereka malah mati di padang gurun. Bagi saya, ini adalah hal yang paling menyedihkan yang bisa terjadi pada seseorang, untuk mempunyai begitu banyak kesempatan mendapatkan yang tersedia tapi tidak mampu untuk menikmatinya.
Saya adalah salah satu dari mereka selama bertahun-tahun kehidupan saya. Saya dalam perjalanan menuju "tanah perjanjian" (Surga), tapi saya tidak menikmati perjalanan saya. Pikiran saya berada di padang gurun, dan saya sekarat di sana. Mental padang gurun saya, atau pola pikir saya yang salah, menghalangi saya untuk berurusan langsung dengan area-area dalam kehidupan saya di mana Tuhan ingin untuk menyentuh dan menebusnya. Saya terjebak di tengah... berputar-putar mengitari gunung yang sama. Tapi saya bersyukur karena kasih karuniaNya, Dia menolong saya mengidentifikasi dan mengubah pemikiran-pemikiran yang salah itu. Sekarang, pemikiran saya diperbarui. Saya mempunyai pola pikir yang baru, dan saya sudah diselamatkan dari padang gurun.
Apa yang telah Tuhan lakukan dalam diri saya juga bisa dilakukanNya dalam diri Anda. Mintalah Dia untuk menunjukkan mentalitas padang gurun Anda dan menolong Anda membuat perubahan-perubahan yang dibutuhkan. Dia bisa membebaskan pikiran Anda dari padang gurun dan menolong Anda menikmati perjalanan menuju tanah perjanjian.
Sumber : www.jawaban.com
Comments
No responses to “Apakah Pikiran Anda Sedang Di Padang Gurun ?”
Posting Komentar