Satu pasangan Kristiani yang memimpin sebuah pelayanan membantu para pengikut Kristus yang mengalami penganiayaan belum lama ini mengumumkan bahwa mereka berhasil mengadopsi delapan anak-anak pengungsi Burma.
Jim dan Karen Jacobson dari Michigan-based Christian Freedom International mengatakan bahwa mereka mungkin sangat baik menjadi orang Amerika pertama yang diperbolehkan mengadopsi anak-anak pengungsi yang tidak memiliki catatan kelahiran resmi, yang berarti tidak ada cara yang nyata untuk menentukan kelayakan apakah anak-anak itu diperbolehkan untuk diadopsi.
Anak-anak tersebut dimana empat di antaranya adalah saudara kandung, datang langsung ke Amerika Serikat dari kamp-kamp pengungsi Burma dan tak punya akte kelahiran. Ketika keluarga Jacobson mencoba untuk mengadopsi mereka, anak-anak itu sebenarnya sudah berada di Amerika Serikat, namun proses adopsi itu sungguh rumit karena diakibatkan dokumen-dokumen yang hilang.
"Salah satu hal yang membuatnya sangat sulit untuk mengadopsi anak-anak pengungsi adalah bahwa tidak ada sertifikat kelahiran asing, mereka tidak memiliki catatan kelahiran sama sekali," kata Karen Jacobson. "Satu-satunya catatan kelahiran mereka adalah orang-orang yang telah ditemukan atau diteliti oleh UNHCR (Komisi Tinggi PBB Bidang Pengungsi)."
"Tapi kalau mereka tidak tahu tanggal kelahiran mereka secara pasti maka mereka akan diberikan tanggal lahir yang mendekati karena pada dasarnya tidak ada seorangpun yang tahu hari yang tepat kelahiran anak-anak tersebut."
Setelah hampir 18 bulan berkutat dengan prosedur hukum, seorang hakim Michigan yang menangani kasus Jacobson memutuskan untuk menerima green cards anak-anak pengungsi Burma dan dokumen-dokumen imigrasi sebagai "Bukti lain dari Kelahiran."
Sementara itu, pengadopsian anak-anak pengungsi dari Burma secara legal itu akan mempermudah mereka mendapatkan paspor atau izin kerja di Amerika Serikat.
"Itu sebuah detail yang kami tahu harus diurus, tapi kami tidak tahu adopsi [proses] akan mengurus itu," kata Karen. "Itu benar-benar keajaiban."
Pasangan Jacobson, yang telah bekerja luar biasa bagi orang Burma, mengatakan mereka ingin menceritakan kisah mereka ini untuk mendorong orang Amerika lainnya agar mau mengadopsi anak-anak pengungsi lainnya yang berasal dari negara tersebut.
"Jelas bahwa semua anak itu ingin kami adopsi," ujar Karen. "Tujuannya agar bisa melatih dan mendidik mereka sehingga ketika sudah cerdas dan ahli, anak-anak ini dapat kembali ke tempat asalnya dan memajukan kelompoknya (orang Karen, red)."
Orang Karen adalah etnis minoritas di Burma. Mereka sebagian besar memeluk agama Kristen dan telah menderita dari penganiayaan berat oleh rezim militer Birma. Militer sering menyerang desa-desa mereka dan melakukan pemerkosaan kepada perempuan di.
Beberapa tahun yang lalu, Departemen Luar Negeri AS akhirnya memberi persetujuan untuk mengizinkan memberikan suaka kepada pengungsi etnis Birma ke Amerika Serikat.
Organisasi Pasangan Jacobson, CFI, telah bekerja dengan ribuan orang Kristen di Burma dan Thailand. Organisasi itu biasanya memberikan bantuan berupan pembangunan sekolah-sekolah dan klinik medis, serta memberikan bantuan kemanusiaan kepada para pengungsi.
Empat anak pengungsi yang bersaudara kandung dan diadopsi pasangan Jacobson dikabarkan sebelum datang ke Amerika Serikat pada musim semi 2008 telah mendapat perawatan dari CFI di Thailand.
Jim & Karen Jacobson sekarang memiliki 12 anak dan berada di Sault Ste. Marie, Michigan. Pasangan Kristiani melayani Tuhan dengan menyediakan perumahan, kesempatan kerja, transportasi dan makanan dan bantuan medis untuk puluhan pengungsi Karen yang tinggal di Sault Ste. Marie.
Sungguh mulia apa yang dilakukan Jim beserta istrinya Karen. Biarlah hal ini menginspirasi orang-orang Kristen di Indonesia melakukan hal yang sama yakni menolong anak-anak yang tidak mempunyai pengharapan dan membawa mereka naik menjadi orang-orang yang takut akan Tuhan dan berguna bagi orang lain.
Sumber : christianpost.com/bm/jawaban.com
Comments
One response to “Suami Istri Kristiani Mengadopsi 8 Anak-anak Pengungsi Burma”
memang seorang kristen harus menjadi teladan Kristus di dunia
Posting Komentar