Arti Nama :
Diinginkan (Desirable)
Deskripsi :
Jemaat Yang Kurang Kasih
Gelar Kristus :
Yang memegang ketujuh Bintang itu di tangan kanan-Nya dan berjalan di antara ketujuh kaki Pelita Emas
Yang Disediakan Tuhan :
Bintang melambangkan otoritas dan porsi kita. Dalam astronomi, ada berbagai klasifikasi bintang berdasarkan ukuran dan kekuatan cahayanya. Demikianlah kita masing-masing akan menerima jatah berkat, kemuliaan serta otoritas yang berbeda-beda
Kaki Pelita melambangkan relasi dengan Tuhan, doa yang selalu menyala serta penyembahan. Tuhan menawarkan suatu perjalanan/petualangan bersama-Nya, yang akan penuh tantangan tetapi juga penuh keajaiban. Suatu perjalanan yang akan penuh air mata tetapi juga sukacita. Penuh dengan hal yang menegangkan, tetapi juga mukjizat-mukjizat
Pujian :
Jerih payah -
Ketekunan -
Tidak dapat sabar tehadap yang jahat -
Menguji rasul pendusta -
Tetap sabar dan menderita karena nama Kristus -
Tidak mengenal lelah -
Membenci segala perbuatan pengikut Nikolaus
Celaan :
Meninggalkan kasih yang semula
Nasehat :
Ingatlah betapa dalamnya engkau telah jatuh -
Bertobatlah -
Lakukanlah lagi apa yang semula engkau lakukan !
Ancaman Hukuman :
Aku akan datang kepadamu dan Aku akan mengambil kaki pelitamu dari tempatnya, jikalau engkau tidak bertobat
Yang Diperangi :
Kesuaman -
Kehilangan kasih mula-mula
Yang Kita Minta :
Kemampuan bekerja, tekun, sabar, setia -
Hati yang teguh dan membenci hal-hal yang bukan dari Tuhan
Upah Pemenang :
Diberi makan dari Pohon Kehidupan yang ada di Taman Firdaus
Pekerjaan Kekal :
Pengurus Firdaus
Teks Alkitab (Wahyu 2 : 1 – 7)
“Tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Efesus: Inilah firman dari Dia, yang memegang ketujuh bintang itu di tangan kanan-Nya dan berjalan di antara ketujuh kaki dian emas itu. Aku tahu segala pekerjaanmu: baik jerih payahmu maupun ketekunanmu. Aku tahu, bahwa engkau tidak dapat sabar terhadap orang-orang jahat, bahwa engkau telah mencobai mereka yang menyebut dirinya rasul, tetapi yang sebenarnya tidak demikian, bahwa engkau telah mendapati mereka pendusta. Dan engkau tetap sabar dan menderita oleh karena nama-Ku; dan engkau tidak mengenal lelah. Namun demikian Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula. Sebab itu ingatlah betapa dalamnya engkau telah jatuh! Bertobatlah dan lakukanlah lagi apa yang semula engkau lakukan. Jika tidak demikian, Aku akan datang kepadamu dan Aku akan mengambil kaki dianmu dari tempatnya, jikalau engkau tidak bertobat. Tetapi ini yang ada padamu, yaitu engkau membenci segala perbuatan pengikut-pengikut Nikolaus, yang juga Kubenci. Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat: Barangsiapa menang, dia akan Kuberi makan dari pohon kehidupan yang ada di Taman Firdaus Allah."
Latar Belakang Sejarah Jemaat
Perjanjian Baru memberikan lebih banyak informasi tentang Efesus daripada keenan jemaat yang lain. Catatan mengenai orang kristen Efesus tercantum di dalam tujuh okumen (Kisah Para Rasul, Roma, 1 Korintus, Efesus, 1 dan 2 Timotius, Wahyu) yang ditulis oleh tiga penulis (Lukas, Paulus, Yohanes) dan mencakup sejarah sekitar empat dasa warsa. Orang-orang kuncinya adalah : Paulus, Akwila dan Priskila, Apolos, Timotius, dan Yohanes (menurut tradisi Gereja, Yohanes menggembalakan jemaat di Efesus setelah Timotius). Ada 7 pujian, tetapi juga ada teguran yang memilukan.
Penjelasan
Pujian (ayat 2-3, 6). Jemaat ini adalah jemaat yang melayani, sibuk melakukan pekerjaan Tuhan, jadwal mingguan mereka penuh kegiatan. Jemaat ini juga suka berkorban. Kata jerih payah berarti ‘bekerja keras sampai titik keletihan’. Orang kristen Efesus membayar harga untuk melayani Tuhan. Mereka adalah jemaat yang tekun. Kata ketekunan berarti ‘bertahan di bawah ujian’. Mereka tetap maju sekalipun keadaan mereka berat.
Jemaat Efesus adalah jemaat yang dikuduskan, karena mereka dengan teliti memeriksa pelayan-pelayan Tuhan yang datang, apakah mereka asli atau palsu. Mereka juga memisahkan diri dari perbuatan palsu. Kaum Nikolaus agaknya berkuasa atas jemaat dan merampok orang-orang dari kebebasan mereka di dalam Kristus dan menundukkan umat Tuhan kepada satu atau lebih pemimpin yang berkuasa. Merekalah yang memulai apa yang kita kenal sekarang sebagai ‘imam’ dan ‘awam’, suatu pembagian palsu yang tidak pernah diajarkan di Perjanjian Baru. Kelompok ini juga berkompromi dengan dunia dan mempraktekkan amoralitas dan penyembahan berhala.
Mereka juga orang-orang yang penuh pengorbanan dan dengan sabar menanggung beban dan berjerih payah tanpa mengenal lelah. Dan mereka melakukannya demi nama Tuhan ! Dilihat dari sisi manapun juga, kita akan berkesimpulan bahwa jemaat ini nyaris sempurna. Tetapi, Dia yang berdiri di antara kaki pelita itu melihat jauh ke dalam hati mereka, dan Ia melaporkan diagnosa yang berbeda dengan diagnosa kita.
Teguran (ayat 4). Ternyata jemaat yang sibuk, dikuduskan, dan penuh pengorbanan ini menderita ‘sakit hati’ – mereka telah meninggalkan kasih mula-mula ! Karya mereka yang berkualitas ternyata tidak dimotivasi oleh kasih kepada Kristus. Apa yang kita lakukan bagi Tuhan itu penting, tetapi juga alasan kita melakukannya itu penting !
Apakah ‘kasih mula-mula’ itu ? Itulah pengabdian kita kepada Kristus yang seringkali merupakan ciri orang yang baru percaya : sungguh-sungguh, pribadi, habis-habisan, bergairah, dan disingkapkan secara terbuka. Itulah ‘cinta bilan madu’ suami istri (Yeremia 2 : 1-2). Memang betul bahwa cinta sejati di dalam pernikahan yang semakin matang akan semakin mendalam dan semakin kaya, tetapi juga cinta itu tidak boleh kehilangan kegairahan dan keterpesonaan dari ‘hari-hari bulan madu’. Jika suami istri mulai kurang saling menghargai, dan kehidupan menjadi rutin, maka pernikahan dalam bahaya.
Dalam surat Efesus paling tidak terdapat 20 rujukan terhadap kasih, tetapi orang Efesus telah jatuh dari posisi surgawi mereka. Mungkinkan melayani, berkorban, dan menderita demi nama Kristus tetapi tidak sungguh-sungguh mengasihi Dia ? Ternyata bisa ! Orrang Efesus begitu sibuk memelihara penyucian diri sehingga mereka mengabaikan pemujaan kepada Tuhan sendiri. Tetapi kita harus kembali ke intisari ibadah kita, ke jantung hati penyembahan kita : bahwa semuanya adalah tentang Yesus Kristus Tuhan ! Karya bukan pengganti kasih ; kemurnian juga bukan pengganti kegairahan kasih. Jemaat harus memiliki keduanya.
Nasihat (ayat 5 – 7). “Kasih mula-mula” dapat dipulihkan jika kita terus mengingat dan bertobat – mengubah pikiran kita – dan membuat pekerjaan kita yang semula, artinya memulihkan kembali persekutuan asli yang telah rusak akibat dosa dan pengabaian kita. Ingat ! Tobat, Lakukan !
Jemaat Efesus dalam bahaya kehilangan terang mereka ! Gereja yang kehilangan kasih akan segera kehilangan terang, tidak peduli betapapun sehatnya doktrin mereka. Kota Efesus yang anggun itu hari ini hanya segundukan batu dan tidak ada terang yang bersinar di sana.
Wahyu 2 : 7 menunjukkan dengan jelas bahwa individu orang percaya dapat setia kepada Tuhan, apapun yang dilakukan orang lain. Di dalam ketujuh pesan ini, para “barangsiapa menang” bukanlah “para elit rohani”, melainkan orang-orang percaya yang menang oleh iman mereka (1 Yohanes 5 : 4 – 5). Para pendosa dijauhkan dari pohon kehidupan (Kejadian 3 : 22 – 24), tetapi di dalam Kristus kita memiliki kehidupan kekal yang berkelimpahan (Yohanes 3 : 16 ; 10 : 10). Sekarangpun kita sudah menikmati berkat ini, dan kita akan menikmatinya dalam ukuran yang lebih besar di kekekalan nanti (Wahyu 22 : 1 – 5). Haleluya !
Sumber : Team JKI IK Kerajaan & Mahanaim dalam buku “Rahasia 7 Jemaat”