Suatu malam, seorang istri terbangun dan mendapati suaminya sedang terisak-isak menangis di dapur. Ketika ditanya apa yang terjadi, sang suami menjawab, "Aku teringat sepuluh tahun yang lalu, ketika ayahmu mengencamku untuk menikahimu, atau aku akan dijebloskannya ke dalam penjara selama sepuluh tahun". Sang istri keheranan dan berkata, "Tapi itu kan sudah masa lalu, sekarang kita sudah menikah selama sepuluh tahun, kan ?" Kemudian sang suami berkata, "Itulah sebabnya aku menangis. Seandainya waktu itu aku memilih masuk penjara, hari ini aku sudah bebas".
Apakah memang kehidupan rumah tangga lebih mirip seperti penjara seumur hidup daripada Taman Eden ? Firman Tuhan hari ini mengingatkan pada suami dan istri, supaya hidup dalam kesatuan yang indah di dalam Tuhan. Istri hendaknya tunduk pada suami, menghiasi diri dengan keelokan batin, karena keindahan batin kitalah yang menyenangkan hati Tuhan, dan juga dapat menggerakkan hati suami yang semula tidak taat menjadi taat. Tuhan menghargai para wanita, yang ditempatkan sebagai penolong bagi kaum pria. Hal ini berarti tanpa wanita sebagai penolong, sebenarnya keberadaan seorang pria belum sempurna. Terkecuali bagi mereka yang terpanggil untuk hidup lajang. Firman Tuhan juga dengan sangat indah mengatakan bahwa suami wajib menghormati istri sebagai teman pewaris dari kasih karunia, dengan demikian doa mereka tidak terhalang. Tentu saja, istri dengan sikap batin yang indah, akan membuat suami secara otomatis menghormatinya.
Para istri, sadarlah bahwa sikap kita pada suami dapat membuka atau menutup pintu doa suami. Mana yang kita pilih ?
"Demikian juga kamu, hai isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu, supaya jika ada di antara mereka yang tidak taat kepada Firman, mereka juga tanpa perkataan dimenangkan oleh kelakuan isterinya" (1 Petrus 3 : 1).
Sumber : Sinar Kasih
Membuka Pintu Doa
08 Januari 2009
- By Tommi
Label:
Renungan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Comments
No responses to “Membuka Pintu Doa”
Posting Komentar