“Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia” (
Kolose 3:23).
Apakah perbedaan antara pelayanan dan pekerjaan ? Kita mungkin sering menggambarkan bahwa pelayanan adalah segala sesuatu yang berbau rohani, agamawi, atau hal-hal yang berkaitan dengan gereja. Kalau ada orang yang sedang berkotbah kita sebut dia sedang melayani, orang sedang memimpin pujian kita sebut melayani, penerima tamu di gereja kita sebut sedang melayani, dsb. Kemudian kalau kita melihat seseorang sedang memperbaiki mobil kita sebut orang itu bekerja, kalau sedang menjajakan dagangan kita pun menyebut dia sedang bekerja, buruh di pabrik kita menyebutnya pekerja pabrik, dsb.
Ada sebuah buku yang menulis demikian :
Bila Anda melakukannnya untuk mendapatkan nafkah, itu pekerjaan.
Bila Anda melakukannnya karena Tuhan, itu pelayanan.
Bila Anda keluar karena ada yang mengkritik Anda, itu pekerjaan.
Bila Anda terus bekerja sekalipun dikritik habis-habisan, itu pelayanan.
Bila Anda berhenti karena tidak ada yang berterima kasih, itu pekerjaan.
Bila Anda terus bekerja walaupun tidak pernah dikenal siapapun, itu pelayanan.
Bila Anda semakin sulit menikmati yang Anda kerjakan, itu pekerjaan.
Bila Anda semakin sulit untuk tidak menikmatinya, itu pelayanan.
Bila yang Anda pikirkan adalah kesuksesan, itu pekerjaan.
Bila yang Anda pikirkan adalah kesetiaan, itu pelayanan.
Gereja yang biasa-biasa saja dipenuhi oleh jemaat yang bekerja.
Gereja yang luar biasa dipenuhi oleh orang-orang yang melayani.
Jujur, sewaktu saya membaca tulisan ini, saya mulai berpikir tentang hidup ini, apakah yang saya lakukan selama ini bekerja atau melayani ? Apakah berarti orang yang bekerja itu bukan melayani dan orang yang melayani bukan orang yang bekerja ? Menurut surat Kolose 3:23, Rasul Paulus memberikan nasihat supaya “Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia”. Jadi bukan masalah pelayanan atau bekerja, tetapi yang terpenting di sini apakah kita melakukannya dengan segenap hati atau tidak ! Kehidupan kita dapat memuliakan Tuhan dan menjadi berkat bagi orang lain ketika kita melakukan segala sesuatu dengan segenap hati kita seperti untuk Tuhan. Lebih bijaksana ketika kita mulai mengoreksi hidup kita hari ini, entah dalam bekerja atau melayani, apakah kita telah melakukannya dengan segenap hati ?
Sumber : Cakrawala (Oktober 2008)
Comments
No responses to “Segenap Hati”
Posting Komentar