Kita hidup di tengah-tengah dunia yang nampak semakin sibuk. Setiap orang sibuk dengan urusannya sendiri, dan semakin tidak peduli dengan orang lain. Ketika seseorang memiliki beban yang berat, dan mencoba berbabgi beban dengan rekan lain, rekannya pun nampaknya memiliki beban juga, bahkan ada yang lebih berat.
Tetapi hari ini kita patut bersyukur kepada Tuhan, karena Ia masih mengulurkan tangan-Nya untuk menerima beban kehidupan yang kita serahkan kepada-Nya. Ia berjanji memberikan kelegaan pada kita.
Bagaimana kelegaan itu dapat kita miliki ?
Pertama :
Kita harus menyadari bahwa kita adalah "orang kecil". Tak ada yang patut kita banggakan karena kita penuh dengan keterbatasan. Kesadaran diri ini penting agar kemudian kita beralih dari mengandalkan kemampuan diri sendiri dalam memikul beban menjadi mengandalkan Tuhan.
Kedua :
Kita harus percaya kepada-Nya dan mempercayai-Nya bahwa Ia adalah Gembala yang mau dan mampu mengangkat beban kita. Ketika kita meragukan kebaikan-Nya, atau kemampuan-Nya, maka kita cenderung tetap memikul beban itu sendiri. Yesus berkata bahwa semuanya telah diserahkan Bapa kepada-Nya. Itu berarti bahwa Ia memiliki kuasa penuh untuk menolong kita.
Ketiga :
Kita harus menyerahkan beban itu kepada-Nya. Ia tidak akan pernah merampas beban kita. Ia menunggu kita datang kepada-Nya dan menyerahkan semuanya. Hidup berserah kepada Tuhan merupakan langkah berikutnya untuk menerima kelegaan dari pada-Nya>
Menyerah kepada Tuhan berarti mengakui otoritas-Nya secara penuh dan kemudian kita memperoleh kelegaan. Bertindaklah sekarang juga : menyadari ketakberdayaan kita, percaya dan datang kepada Yesus, dan menyerahkan segalanya !
"Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelagaan kepadamu" (Matius 11 : 28).
Sumber : Sinar Kasih
Comments
No responses to “Kelegaan”
Posting Komentar