Bagi seorang dokter yang bernama Edward L. Trudeau (1848 - 1915), vonis rekan sejawatnya yang menyatakan bahwa dua pertiga dari paru-parunya yang sebelah kiri mengidap TBC aktif, tidak membuatnya putus asa. Hasil diagnosis menyatakan bahwa usianya hanya tinggal enam bulan saja. Ia tidak menyerah begitu saja. Ia pergi ke pegunungan untuk menghiruo udara segar, lalu kembali ke kota. Tetapi begitu kambuh, ia kembali ke pegunungan. Akhirnya ia membawa seluruh keluarganya pindah ke pegunungan. Ia tinggal enam tahun di pegunungan, dan akhirnya pulih kembali, hanya nafasnya saya yang pendek. Dari pengalaman itulah ia akhirnya mendirikan sanatorium (tempat pemulihan pengidap TBC) dengan menyumbangkan tanah dan uang miliknya. Ia pun mengadakan penelitian medis sampai ia menjadi penemu baksil TBC.
Seringkali kita gagal untuk melihat adanya sebuah kesempatan melakukan sesuatu yang besar dalam kelemahan dan ketidakberdayaan kita. Sering sikap kita adalah mengeluh dan menggerutu, mulai menyalahkan diri sendiri, orang lain, bahkan menyalahkan Tuhan. Kita mudah putus asa dan mudah menyerah. Kita merasa sulit menerima tentang kelemahan dan kesulitan kita. Paulus dan Trudeau tidak demikian ! Mereka memiliki iman yang dewasa. Mereka mengerti bahwa jika memang Allag mengizinkan sesuatu terjadi di dalam hidup mereka pasti ada maksud yang indah di dalamnya.
Apakah saat ini Anda sedang mengalami masalah yang berat, penyakit yang menahun, kondisi ekonomi yang tak kunjung pulih ? Cobalah melihat apa maksud dan pesan Tuhan di balik itu semua. Anugerah-Nya cukup bagi kita untuk melakukan sesuatu yang mustahil di mata manusia.
"Tetapi jawab Tuhan kepadaku :"Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna" (2 Korintus 12 : 9)
Sumber : Sinar Kasih
Sebuah Kesempatan
30 Desember 2008
- By Tommi
Label:
Renungan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Comments
No responses to “Sebuah Kesempatan”
Posting Komentar